FLASHBACK!
Bara berdiri kala melihat Dena keluar dari kamar mandi. Lantas pria itu mendekat dengan jantung berdebar-debar. Raut wajah Dena terlihat muram membuat perasaan Bara semakin tak karuan.
"Gimana hasilnya?" tanya Bara tidak sabar.
Dengan gemetar Dena menyerahkan dua testpack yang telah dicobanya. Dengan cepat Bara merampas benda itu. Dua-duanya menunjukkan dua garis merah. Badan Bara langsung terasa lemas. Pria itu meremas kuat testpack tersebut lalu membuangnya ke sembarang arah.
"Kamu mau tanggung jawab,'kan?" tanya Dena dengan bibir bergetar.
Bara terdiam dengan tangan perlahan mengepal.
"Bara?"
"BARA!" Dena kehilangan kesabarannya. "KAMU MAU TANGGUNG JAWAB,'KAN!? JAWAB AKU, BARA! JANGAN BIKIN AKU TAMBAH TAKUT!"
Bara mencengkram kuat bahu Dena, matanya menusuk dalam mata Dena yang sudah berkaca-kaca. Terpancar rasa takut dari manik perempuan itu.
"Aku gak siap jadi ayah. Aku gak siap, Na!" tegas Bara membuat air mata Dena lolos begitu saja.
"Kamu pikir aku siap jadi ibu? Aku juga gak siap!" balas Dena membuat Bara menelan salivanya kasar.
"Kenapa bisa sampai hamil sih!?" Pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari mulut Bara.
"Kamu masih nanya kenapa bisa sampai hamil?" Dena melayangkan tatapan tajamnya.
"Kita ngelakuin itu bukan sekali dua kali, Bara! Dari kita lulus Sma sampai sekarang kita kuliah semester dua! Kamu yang selalu maksa gak mau pakai pengaman! Kamu juga yang maksa aku buat nurutin segala kemauan kamu sampai aku ngerasa kaya jalang! Kamu lupa itu, hah!?" Dena menepis tangan Bara di bahunya. Dadanya bergerak naik turun dengan cepat.
Bara mengusap wajahnya kasar. "Gugurin anak itu! Hanya itu jalan terbaik buat kita. Kamu paham!?"
PLAK!
Bara memegang pipinya yang terasa panas karna tamparan Dena.
"AYAH MACAM APA KAMU INI, BARA!? INI ANAK KANDUNG KAMU! DARAH DAGING KAMU! AKU GAK MAU GUGURIN ANAK INI!" teriak Dena memancing emosi Bara.
"KAMU HARUS NIKAHIN AKU! AKU MOHON BARA..." Suara Dena terdengar melirih. "Orang tuaku di Yogyakarta pasti marah besar. Bara.. Aku mohon tolong tanggung jawab."
Bara menatap nyalang kekasihnya yang terisak. "Gue gak mau tanggung jawab! Lo gugurin anak itu! Jangan ganggu gue lagi!"
Bara langsung bergegas pergi membuat tangis Dena semakin pecah. Dena meruntuki kebodohannya selama ini. Having sex, Dena menyesal melakukan itu. Lantas bagaimana ia mengatakan pada orang tuanya di Yogyarkarta sana jika anak perempuan mereka, satu-satunya sumber harapan keluarga kini hamil di luar nikah. Dena tidak sanggup melihat air mata kecewa meleleh dari mata orang tuanya.
Dua minggu kemudian. Dena dan orang tuanya datang ke kediaman Bara di perumahan elit yang diisi oleh orang-orang kaya. Keduanya disambut hangat oleh Lee Hara, ibu Bara. Ayah Dena menuntut pertanggung jawaban Bara membuat yang terhormat Joseph Aldrick Jeffrey marah besar terhadap putranya. Bara disiksa habis-habisan kemudian dinikahkan dengan Dena. Setelah itu mereka berdua diusir oleh keluarga masing-masing tanpa diberi sepeser pun uang.
Keduanya terpaksa putus kuliah dan harus bekerja keras untuk membiayai kehidupan mereka. Bara yang biasa bergelimang harta kini menjadi rakyat jelata. Dia tentu tidak terima. Dia membenci Dena dan anak yang dikandungnya. Ibu Bara yang merupakan keturunan Indonesia-Korea Selatan mengabulkan permintaan Bara untuk membiayai kepindahan Bara dan Dena ke Seoul, Korea Selatan. Di sana Bara dan Dena tinggal bersama nenek dan kakek Bara dari pihak ibu. Ketika usia kandungan Dena menginjak 8 bulan, Bara memutuskan untuk membawanya pindah ke Belanda ke rumah nenek dan kakeknya dari pihak ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESICK [TAMAT]
Tiểu Thuyết ChungMonmaap nih gue mikir cerita ini pake otak sendiri, ngetiknya pake jari sendiri, kuota sendiri jadi awas aje lu kalau baca doang kaga vote dikata gue kaga stres bikin ni cerita:'( Arich Debara Jeffrey, S. Pd. Seorang guru muda berparas tampan yang t...