VOTE DAN KOMEN!
HAPPY READING!
TRAILER VIANNALEA!
*****
Seorang gadis sedang duduk di pinggir kolam renang sendirian. Gadis itu sedang menunggu keputusan kedua orang tuanya tentang bagaimana dirinya akan pindah ke sekolah yang mana.
"Tai lah! Kenapa jadi gue sih yang di salahin? Padahal tu bocah tengil yang nyari masalah duluan sama gue!"
"Kok bisa gue di drop out dari sekolah? Padahal gue kan gak salah? Apa-apaan dah kepala sekolahnya? Pengen gue gedig dah!"
"Viannalea, adek gue yang tercinta, yaiyalah lo di keluarin, lo udah bikin anak orang di rawat gara-gara kepalanya bocok! Terus sebelumnya lo sering buat masalah kan di sana? Ya wajarlah." jelas seorang laki-laki yang baru datang ke area kolam renang.
Lea mengangkat alisnya sebelah, dia menatap kembarannya sinis.
"Bacot lo Udin! Lagian gue berantem gara-gara orang-orang nyari masalah sama gue!" Lea membela dirinya sendiri, dia tak pernah merasa melakukan kesalahan.
"Tetep aja cantik, kekerasan tak bisa di benarkan." Leo duduk di samping Lea dan memperhatikan tubuhnya yang sedikit lebam.
"Katanya lo ada luka sayatan, dimana?" tanya Leo penasaran dengan luka Lea yang kata Ayahnya luka serius.
"Nih disini." Lea menunjukan lukanya kepada Leo.
"Gila!" dengan ekspresi terkejutnya, Leo menatap Lea khawatir.
"Bangsat juga tu bocah bikin lo luka."
"Kan! Kata gue juga apa! Gak sepenuhnya gue yang salah! Gue juga terluka tuh! Sampe di jahit juga kan ini? Gue gak mau tau dia harus di drop out juga dari sekolah!" kesalnya.
"Heh oneng!" Leo menyentil gemas kening Lea.
"Pikir sama lo deh, sekarang si Wili lagi di rawat intensif di rumah sakit, boro-boro nanggepin kepala sekolah, dirinya sendiri aja kesusahan!"
Mendengar ucapan kembarannya itu, Lea diam, dia berpikir dan itu ada benarnya juga.
"Oh iya, jadinya gue di pindahin ke sekolah mana?" tanya Lea penasaran, dia berharap jangan sampai dia satu sekolah dengan Leo, karena dia tak akan bisa hidup aman damai di sekolah.
Terlihat Leo tersenyum seraya menaik turunkan alisnya. Lea yang melihat itu perasaannya langsung tak enak.
"Jangan bilang gue pindah ke SMA Garuda? Gak! Gue gak mau satu sekolah sama lo! Pasti lo yang ngajuin ke Ayah sama Bunda ya kalo gue pidah kesana aja? Bangke lo Leo! " Lea memukul-mukul tubuh Leo. Sedangkan Leo malah tertawa.
"Padahal gue gak bilang gitu, tapi lo tau. Bagus, cewek peka," Leo mengacak-ngacak rambut Lea gemas.
"Bacot lo monyet!!!"
"Gue gak mau satu sekolah sama lo!!"
Lea berdiri lalu menendang Leo agar terjatuh ke kolam.
BYURRR
Leo terkejut, dia menatap Leo sengit, begitupun sebaliknya.
"Kurang ajar lo! Gue bales tau rasa!" geram Leo.
"AYAH!! BANG LEO NIH USILIN LEA!!" teriak Lea begitu nyaring.
"Bacot lo Lea!" Leo panik, jika Lea mengadu ke Ayahnya, dia akan kena marah.
"AYAH, LEA BOHONG! DIA YANG USILIN LEO!!" teriak Leo tak kalah nyaring dari Zora.
"Awas lo ya! Ntar uang jajan Lo gue ambil!" ancam Zora lalu pergi meninggalkan Leo.
"Arrgh! Punya kembaran tai!"
*****
Kini hari minggu, Lea tengah rebahan di sofa yang berada di ruang keluarga. Gadis itu sibuk menonton film yang ada di tv seraya memakan cemilannya.
"Woylah tambak itu! Bego amat dah!" teriak Lea greget saat melihat adegan yang menurutnya bikin kesal.
"Berisik lo! Bikin telinga orang sakit aja." ucap Leo yang sedang menuruni tangga.
"Dih, peduli gue apa? Yang sakit telinga lo." balas Lea ketus.
Leo berjalan mendekati Lea dan mengambil cemilan yang sedang Lea makan.
"Heh cemilan gue!" pekik Lea. Gadis itu mengambil kembali mengambil cemilannya.
"Pelit kuburannya sempit!" Leo memutar bola matanya malas.
"Bacot lo monyet!" sinis Lea dan kembali fokus menonton.
"Gue mau maen ke tongkrongan." ucap Leo.
"Terus? Ngapain bilang ke gue? Emangnya gue Mak lo?" mendengar ucapan Lea begitu, Leo mendengus sebal.
"Kagak mau ikut emang? Seminggu lebih lo di rumah, main napa main!" Leo berdiri dan mematikan tv.
"Heh! Gue lagi nonton ya monyet!"
"Lo tuh ya, punya kembaran cakep gini dibilang monyet? Ayok dah ikut gue nongkrong!" ujungnya Leo mengajak Lea ikut nongkrong dengannya.
"Gak ah, gue males, mending turu." saat Lea akan pergi, dengan cepat Leo menahannya.
"Ayolah, masa gak mau ikut sih? Kali-kali ikut main sama gue, biar temen-temen gue tau kalo kembaran gue tuh cakep banget." bujuk Leo.
Lea sedikit curiga dengan Leo, untuk pertama kalinya Leo mengajak dirinya nongkrong.
"Yaudah, tapi jajanin gue ya?" putus Lea, dia sedikit bosan juga di rumah, jadi apa salahnya ikut dengan Leo?
"Siap cantik!" senyuman lebar Leo terlihat.
"Aman duit gue aman! Biarin deh gue jajanin dia, toh dia jajannya gak banyak-banyak."
"Lagian Ayah kasih uang lebih kan buat jajanin Lea."
"Kalo bukan karena Ayah yang nyuruh gue buat ajak Lea main, gak mau gue, demi duit jajan yang gak di potong Ayah, gue rela ajak ni bocah rese main." batin Leo.
_________*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Viannalea [Revisi]
Fantasy[Follow dulu sebelum baca.] PERINGATAN! Banyak Typo dan bahasa Kasar. Mohon bijak dalam membaca dan jangan sembarangan melakukan aksi yang ada didalam cerita ini. __________ SEDANG DALAM TAHAP NEW VERSION! BEBERAPA PART SUDAH DI GANTI KE NEW VERSIO...