L I M A S A T U ✔

2.1K 163 16
                                    

VOTE DAN KOMEN YAH YAROBUN

FOLLOW INSTAGRAM AUTHOR
@nkamanah

SORRY KALO BANYAK YANG TYPO

HAPPY READING!

*****

Suara tangisan anak kecil sangat kencang di ruangan penyekapan, orang-orang yang menjaga di balik pintu merasa risih mendengar suara tangisan tersebut.

Terdengar kunci yang di buka, dan pintu mulai terbuka sedikit demi sedikit dan melebar.

Pria bertato yang masuk mengerutkan dahinya bingung mengapa Rangga berhenti menangis dan malah tersenyum.

"Sayonara!"

Bugh!

Lea memukul tengkuk pria bertato tersebut menggunakan sikutnya.

Bruk!

Pria tersebut pingsan, Lea merogoh saku celana pria itu yang berisi dua pistol. Mengambilnya dan menyimpannya di pinggang, Lea memangku Rangga dan keluar dari ruangan.

Tak lupa menutup pintu dan menguncinya juga. Berjalan dengan cepat dan sedikit waspada.

Terdengar suara alarm yang berbunyi, sepertinya musuh tau kalau Lea dan Rangga kabur dari ruang sekap.

Derap langkah orang-orang yang mendekat, Lea mengambil satu pistol.

Di depan Lea kini ada seorang pria yang memegang pistol, Lea tersenyum lalu menembak duluan pria tersebut sampai pria itu tak sadarkan diri.

Mengambil pistol pria itu, Lea menyimpannya di pinggangnya lagi.

Lea terus menembak saat di depannya ada musuh, gadis itu tak peduli sudah membunuh musuhnya, siapa suruh mereka menjadi orang jahat dan menculiknya.

"Ateu, di belakang ada yang ngejar," ucap Rangga.

Mengambil satu pistol dan tersisa dua lagi, Lea memberikan satu pistol kepada Rangga.

"Tembak mereka."

"Tapi... Nanti mereka mati, kalo gitu Rangga pembunuh dong?" suara Rangga bergetar, anak itu takut dan gugup.

"Orang jahat kayak mereka harus di hukum, nah hukumannya ini, di tembak sampe mati!" jelas Lea dengan tegas.

Tak peduli mau orang akan berkata apa, Lea saat ini hanya ingin keluar dari tempat tersebut bersama Rangga.

Sorry Gar, gue ajarin keponakan lo ngebunuh orang, gue terpaksa ngelakuin ini. Lea mencoba meyakinkan dirinya untuk tetap teguh.

Disisi lain, Rangga memegang senjata itu gemetaran, dia gugup memegang senjata berbahaya itu.

Namum demi membantu Lea, Rangga mengangkat senjata api itu dan mengarahkannya ke arah musuh.

Dor dor dor!

Tiga peluru melesat dari senjata api yang di pegang Rangga, dan ketiga peluru itu mengenai musuhnya.

Viannalea [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang