E N A M B E L A S ✔

1.6K 143 5
                                    


PART INI SUDAH DI UBAH KE NEW VERSION🙌🏻

HAPPY READING!

★★★

"Ya, lo salah paham." Gara memegang kedua tangan Lea.

Air mata Lea tak berhenti mengalir, dadanya terasa begitu sesak, dia tak bisa menahan tangisannya.

"Dari pagi lo bareng Tesa terus..." lirih Lea.

"Gue cemburu..."

"Tapi gue gak berhak cemburu, karena Lo sama gue gak ada hubungan apa-apa."

"Tadi pagi dia maksa nebeng bareng gue, awalnya gue udah nolak, tapi dia maksa sampe Bunda nyuruh langsung ke gue." jelas Gara.

"Te-terus waktu is-istirahat juga lo bareng Tesa, ja-jajan berdua, terus ke perpustakaan ju-juga!"

"Nga-ngapain aja L-lo berdua di pe-perpus? Ciuman juga hah?!" Lea masih menangis, bahkan dia sampai sesegukan.


Melihat Lea menangis seperti itu, Gara mengulum bibirnya, dia gemas melihat ekspresi Lea yang lucu.

"Ohh, jadi dari pagi lo marah gara-gara cemburu?" Gara terkekeh.

"Gak u-usah ketawa! Gak a-ada yang lucuuu!" marah Lea.

Gara mengusap air mata yang mengalir di pipi Lea, perlahan dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Lea.

Lea menutup matanya saat bibir Gara mencium bibirnya. Lea memegang kepala Gara, gadis itu juga berjinjit karena Gara begitu tinggi.

Tangan Gara berada di pinggang Lea, dia mengangkat tubuh Lea dan memangkunya. Kaki Lea melingkar di perut Gara.

Dua sejoli itu menikmati ciumannya. Gara melumat bibir Lea lembut, tangan kirinya memegang leher Lea dan membelainya.

"Ish!" Lea melepaskan ciumannya, dia menatap kesal Gara.

"Udah marahnya?" Gara menatap wajah Lea intens.

"Masih kesel." jawab Lea.

Gara mengecup bibir Lea sekilas, laki-laki itu menurunkan Lea di atas meja dan menangkup wajah Lea.

"Udah dong marahnya." Gara mencoba membujuk Lea.

Rasa kesal Lea masih belum hilang, dia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Udah ya, marahnya? Baikan aja ya kita?" Gara memeluk Lea.

BUGH!

Lea tiba-tiba saja memukul wajah Gara, membuat laki-laki itu terhuyung ke belakang.

"Sssh." Gara memegang hidungnya.

"Sekarang udah impas! Bye, gue mau balik!" Lea pergi dari sana meninggalkan Gara.

"Gila, tangan kecil, tapi pukulannya mantep." Gara memegang hidungnya.

Cairan merah keluar dari hidung Gara, pukulan Lea memang bukan main-main.

Gara turun ke lantai bawah, dia menatap teman-temannya yang sedang memperhatikannya.

Viannalea [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang