JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
PART INI SUDAH DI PERBARUI KE NEW VERSION
HAPPY READING!
*****
Lea menatap bintang-bintang yang ada di langit, dia sudah sampai di titik sekarang berkat dorongan keluarga dan teman-temannya, kalau tidak, mungkin sudah dari lama dirinya menyusul sang sahabat.
"Ada yang mengatakan hidup itu bagaikan roda yang berputar, susah senang pasti akan terus kita alami selama kita hidup di dunia."
"Kita sebagai manusia cuman bisa bersabar dan berusaha untuk menghadapi masalah apapun yang akan datang."
Mendengar itu Lea langsung mengusap air matanya yang mengalir di pipinya.
"Gue kira siapa." laki-laki itu duduk di samping Lea.
"Dih, siapa lo?" sinis Lea.
"Aduhh parah banget ga ngenalin juri, ga lulus lo nanti." balas laki-laki itu.
"Apaan si? Ga usah sokab deh." Lea berniat pergi namun di tahan orang itu.
"Jonathan, panggil aja Nathan, gue juri audisi Band disini." ucap Jonathan.
Lea menatap selidik Jonathan. "Emang ada juri muda kayak lo?"
"Ada lah, ini gue." jawab Jonathan.
"Oh, yaudah." Lea akan pergi, dia malah berbicara dengan orang yang baru dia kenal.
"Yaelah, duduk dulu aja kali, siapa tau lo mau cerita, gue ada, bisa dengerin lo." ujar Jonathan membuat Zora tertawa.
"Aduhh, sorry banget ya, gue ga cerita ke sembarang orang, termasuk lo, mau lo juri atau apalah, gue ga bakalan cerita sama lo, lagian Deket juga kagak kan? Jadi ga usah sokab." setelah mengatakan itu, Lea pergi meninggalkan Jonathan.
Jonathan terkekeh mendengar hal itu dari peserta audisi, biasanya para peserta audisi akan mendekatinya dengan niat terselubung.
"Dia udah ada cowo ga ya?" gumam Jonathan.
★★★
Terpojokan di tembok, Himawari menatap empat murid perempuan yang sering mencari masalah di sekolah.
"Kasian gak ada temennya." sinis Bela yang mendorong bahu Himawari.
"Lagi pada ngelonte ya temen-temen Lo itu?" sambung Cindy.
"Kalo sekolahan tau Lea sama dua temennya ngelonte, pasti langsung di drop out!" imbuh Tesa.
"Lapor aja Tes ke bu Kepala." usul Yunita.
Himawari sudah malas dengan kelakuan empat orang di depannya. Bersidekep dada dan mengangkat bahunya menantang, tercetak smirk Himawari.
"Gih lapor."
Akhirnya Himawari membuka suaranya setelah beberapa saat bungkam mendengarkan.
Berjalan menabrak bahu Tesa dan Bela sangat kasar. "Gih lapor." ucap Himawari sambil tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viannalea [Revisi]
Fantasy[Follow dulu sebelum baca.] PERINGATAN! Banyak Typo dan bahasa Kasar. Mohon bijak dalam membaca dan jangan sembarangan melakukan aksi yang ada didalam cerita ini. __________ SEDANG DALAM TAHAP NEW VERSION! BEBERAPA PART SUDAH DI GANTI KE NEW VERSIO...