Pak cepak cepak jeder!
Hai!
Jangan lupa Vote dan Komen!
Happy Reading!
*****
Jam lima pagi Lea sudah berada di luar saja, mengendarai motornya cepat menuju suatu tempat.
Udara masih segar, kendaran roda dua maupun empat sudah berlalu lalang, namun tidak banyak.
Sesampainya di tempat yang di tuju, Lea menarik tafasnya panjang untuk mengantur emosinya.
TPU (Tempat Pemakaman Umum).
"Assalamu'alaikum, Kek."
"Wa'alaikumsalam," sahut seorang Kakek-kakek yang keluar dari dalam pos penjagaan.
"Cu!"
"Kek," Lea menyalimi Kakek Tio.
"Kamu kemana aja? Udah lama gak ngunjungin sahabat kamu," tanya kakek Tio.
"Ada kok, Yaya sibuk Kek, lagi ngejar cita-cita Yaya," jawab Lea."Pantesan, gih kunjungin sahabat kamu," pria berumur tujuh puluh tahun itu menujuk kedalam pemakaman.
"Iya kek, btw itu motor siapa?" Lea menunjuk motor sport merah hitam, keliatannya dari plat nomornya, orang Sukabumi."
Kakek Tio tersenyum, "Orang yang ngunjungin makam Lala," jawab kakek Tio.
Lea terdiam, "S-siapa?"
"Katanya sih saudaranya, semenjak kamu gak ngunjungin makan Lala, dia yang gantiin kamu, tapi itu dengan kebetulan aja," jelas kakek Tio.
"Kek, Yaya kedalam yah," Lea berlari menuju pemakaman.
Berlari depan cepat, Lea penasaran siapa orang itu, dan rasanya Lea tau. Merah Hitam, warna kesukaan dari salah satu sepupu sahabatnya.
Perlahan lari Lea melambat, berjalan perlahan dengan tatapan mata menatap seorang laki-laki berjaket hitam yang sedang berjongkok di depan makan sahabatnya.
"La, dia si Rian?" gumam Lea.
"Yan... Ian!" panggil Lea.
Laki-laki yang tadi berjongkok itu menoleh ke arah Lea, dengan ekspresi terkejut, laki-laki itu berdiri.
"Yaya..." ucapnya pelan.
"Ian!" terlihat bendungan air mata di mata Lea.
"Yaya?" Rian masih ragu.
"Iya, ini gue Yaya," lolos sudah butiran air mata Lea.
"Yaya!" Rian berlari memeluk Lea.
"Ian, lo kamana aja?!" tangis Lea pecah di pelukan Rian, gadis itu menangis sampai sesegukan.
Rasa sedih bercampur bahagia keduanya. Lea dan Rian saling merindukan satu sama lain.
"Gue ada..."
"Kenapa lo ninggalin gue?! Kenapa lo pergi?!" Lea memukul dada Rian.
"Lala ninggalin gue, terus lo sama keluarganya..." lirih Lea.
"Gue di ajak pindah, setelah pindah, gue dulu dilarang ke jakarta sama keluarga gue..." jawab Rian.
"Kenapa?! Apa mereka marah ke gue sama keluarga gue?! Kalo iya, gue minta maaf!" teriak Lea histeris.
"Iya, mereka gak mau berurusan sama keluarga lo maupun geng Grasta," jawab Rian jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viannalea [Revisi]
Fantasi[Follow dulu sebelum baca.] PERINGATAN! Banyak Typo dan bahasa Kasar. Mohon bijak dalam membaca dan jangan sembarangan melakukan aksi yang ada didalam cerita ini. __________ SEDANG DALAM TAHAP NEW VERSION! BEBERAPA PART SUDAH DI GANTI KE NEW VERSIO...