D U A T U J U H ✔

1.3K 127 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

BACA YANG UDAH ADA CENTANGNYA!

HAPPY READING!

*****

Lea sedang di peluk oleh Leo, gadis itu takan dibiarkan lepas oleh Leo.

"Bang, lepasin ih," rengek Lea.

"Gak! Ini hukuman karna lo gak ngasih tau gue mau balik," balas Leo.

Untung saja di Lea dan yang lainnya berada di rooftop, jadi Lea tidak malu.

Lea menatap tajam Reza, yang di tatap malah cengar-cengir memasang ekspresi watados (Wajah tanpa dosa).

"Ya, ini siapa?" tanya Gara yang sedang memaikan hp Lea.

Menoleh ke arah Gara. "Liat."

Gara memperlihatkan layar hpnya. "Rayhan? Cowok kan?"

"Uuuu, Bapak Negara cemburu," ejek Reza.

Gara menatap tajam Reza. "Berisik," ketusnya.

"Katanya temen kuliah bang Rio," jawab Lea mengingat-ingat ucapan Rayhan.

Gara mengangguk, dirinya mengenal orang itu.

"Gimana kabar anggota Grasta?" tanya Lea.

"Baek, keadaan juga lagi tenang," jawab Barka.

"Kalo gini terus pasti enak, santay, gada yang ganggu, gada berantem," sambung Rizal.

"Santay boleh, asal jangan lengah aja, kita masih dipantau musuh."

Kini keadaan menjadi serius, Leo melepaskan pelukannya, Gara memberikan hp Lea kepada sang pemiliknya, Reza, Barka, dan Rizal sudah duduk dengan sigap.

"Mata-mata masih ada, siapin rencana yang bener buat wanti-wanti biar nanti ada peperangan dadakan, kita gak kaget banget," Lea menatap langit yang sudah mendung.

Beralih menatap kelima laki-laki di sekitarnya, Lea tersenyum tipis. "Gue sekarang sibuk Audisi, kalian harus kompak, jangan terkecoh rencana musuh..."

"Gue yakin banget, mata-mata yang sering mata-matain Gara itu anaknya Bisma. Dia sekolah disini, terus cari anaknya Bisma sampe dapet."

Lea berdiri. "Gue mau ke toilet, lo pada balik juga ke kelas," ujar Lea, lalu pergi dari rooftop.

Berjalan menuju toilet, Lea tak sengaja berpas-pasan dengan laki-laki yang memakai pakaian hitam dan memakai masker juga di wajahnya.

Lea yang tak peduli tak ambil pusing, gadis itu tetap berjalan menuju toilet.

"Wait!" Lea berhenti, membalikan badannya ke belakang lalu kembali membalikan badannya lagi.

"Lambang burung gagak... Gue lupa, lambang geng mana ya?"

"Ah bodo deh! Pusing gue!" Lea berjalan kembali menuju Toilet.

Keadaan lorong yang sepi karna murid-murid sudah masuk kedalam kelasnya masing-masing untuk mengikuti pembelajaran.

Selesai buang air kecil, Lea berkaca merapihkan bajunya. Bersiul ria, tiba-tiba Lea terdiam.

"OH SHIT! GENG RIBYA!" pekik Lea mengingat lambang geng motor yang berlambang burung gagak.

"OASU!" Lea berlari keluar dari toilet dengan aangat cepat mencari laki-laki yang tadi berpas-pasan dengannya.

Lea berlari seraya menelpon seseorang. "Bang! Amankan sekolah! Tadi gue liat anggota geng Ribya di lorong menuju toilet!" ucap Lea.

Panggilan pun di putuskan. Lea berlari menuju gerbang. "Bodoh banget gue!" Lea merutuki kebodohannya karna lupa lambang geng motor yang menjadi musuhnya.

"Eh Lea!" teriak seorang murid perempuan.

Lea beehenti berlari dan menoleh ke arah belakang.

"Apaan?"

"Manggil aja, gue aneh aja liat lo lari-larian gitu kayak ngejar orang," jawab Amel.

"Emang lagi ngejar orang," Lea melirik sana kemari.

"Siapa?"

"Lo balik ke kelas, bentar lagi sekolah di bubarin, geng Ribya kayaknya mau nyerang sekolahan," jelas Lea.

Amel terkejut. "Ok, lo hati-hati, gue ngasih tau yang lainnya!" Amel berlari menuju kelasnya di lantai dua.

*****

Benar saja, di depan gerbang banyak anak geng motor musuh yang datang dan melempari sekolah menggunakan batu dan banyak benda lainnya.

Sebagian murid-murid sudah jauh dari kawasan sekolah, keadaan depan sekolah SMA Garuda kacau.

Pintu gerbang rusak, banyak kaca kelas yang pecah.

"Cih, udah di bubarin."

"Kata anaknya om Bisma, murid-murid sama guru pada bubar karna mereka dikasih tau sama satu cewek yang liat si Tarik, waktu nyemperin anaknya om Bisma.

"Cewek yang suka ngegagalin rencana kita?"

"Iya Bos."

Terlihat kumpulan murid laki-laki SMA Garuda keluar dari gedung dengan santay. Kali ini, murid-murid yang sering ikut tawuran turum tangan, karna sekolahannya di serang.

Tak lupa, anggota geng Grasta yang sekolah disana pun ada, mereka juga terlihat santay.

"Cih, untung dikasih tau Adek gue, jadi gak bakal makan banyak korban," ucap Leo yang menenteng tasnya.

"Kalian udah berani nunjukin diri, gue salut," Gara bertepuk tangan.

"Kan udah gede, jadi gak main petak umpet lagi," sahut Reza, biasalah, kompor.

"Asiknih, para tukang tawuran turun tangan juga," Barka melirik teman-temannya yang bukan anggota geng Grasta.

"Iyalah! Sekolah di serang, kita turun tangan."

"Lagian, kali ini berantem, kagak bakal kena amuk bu Kepala."

"Kan niat kita ngelindungin murid-murid lain sama fasilitas sekolah."

"Halah! Banyak bacot! SERANG!" komando musuh.

"SERANG!" komando Gara.

Terjadilah perkelahian besar disana. Ramai? Pasti, bubar? Nunggu Polisi datang.

*****

UDAH VOTE? KOMEN JUGA YAH!

FOLLOW INSTAGRAM!

@nkamanah_

@viannalea_story

Viannalea [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang