Part ini sudah di ubah ke new version 🙌🏻
Maaf kalo banyak typo🙌🏻
HAPPY READING!
★★★
Bel istirahat terdengar, murid-murid segera berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang terus berbunyi.
"Des, nanti balik sekolah kumpul dulu di ruang musik ya, kata Pak Dion ada pengumuman bentar." ucap Lea di angguki Desi.
"LEAAA! ADA YANG NYARIIN NIH!" teriak Amel di pintu kelas.
"Siapa, Mel?!" sahut Lea.
"Gara, katanya mau pergi ke kantin bareng gak?!"
"Cie Lea cieee!!!"
"Kayaknya lagi pdkt nih sama Gara!"
"Cie lah, lancar-lancar ya pdkt nya!"
"Paansi? Orang Gara pacaran sama Tesa!" sewot Lea, gadis itu memakai headsetnya lalu memalingkan wajahnya ke jendela menatap langit.
Amel terus memanggil Lea, tapi tak Lea hiraukan, dia malas berurusan dengan Gara. Pundak Gara di tepuk oleh seseorang.
"Apasih, Des? Gue mau sendiri dulu." ketus Lea.
Pundak Lea kembali di tepuk.
"Gue lagi gak mood ke kantin, Des, lo bisa sendiri kan?" gadis itu tak mau menoleh, dia benar-benar sedang kesal dan tak ingin di ganggu.
Headset Lea di lepas, sang empu langsung menoleh. "Lo ngerti gak si?!"
Lea menatap sebal orang yang ada di sampingnya, yaitu Gara.
"Lo kenapa? Marah sama gue?" tanya Gara.
Tak ingin menjawab, Lea mengambil kasar headset yang Gara lepas barusan.
"Lea?" Gara memegang tangan Lea.
"Lepasin!" Lea menepis tangan Gara.
"Pergi gak lo? Jijik gue liat muka lo!" ketus Lea membuat Gara semakin bingung dengan sikap Lea yang seperti ini.
"Bilang dulu, lo marah? Gue buat salah apa? Bilang ke gue."
"Lo ngerti bahasa manusia gak sih? Gue bilang pergi ya pergi!" dengan nada marah, Lea berdiri menatap sengit Gara.
"Gue kalo ada salah, maaf, Ya." Gara ikut berdiri dan memegang kedua bahu Lea.
"Gak usah pegang gue bisa?" dengan kasar Lea menepis tangan Gara.
"Gue yang pergi atau lo yang pergi?" tegas Lea membuat Gara meneguk salivanya susah.
"Gak ngerti juga lo? Babi emang!" umpatnya lalu pergi dari kelas.
Murid-murid yang sedari tadi ada di kelas diam seribu bahasa, untuk pertama kalinya mereka melihat Lea marah sungguhan, biasanya dia berkata kasar tapi tak sampai marah.
Gara memijat pangkal hidungnya pusing, dia menghela napas berat. Saat akan pergi dari sana, Gara melihat isi tas Lea.
"Bangke-bangke, pantesan kayak singa ngamuk." Gara pergi dari kelas.
"Gila, ngeri bro!" Fikri dan Barlin yang tadinya sedang bercanda pun berhenti.
"First time ada yang berani marah-marah ke Gara, biasanya cewek-cewek puja-puja Gara, kalo gak ya takut ke Gara, lah ini?" Amel dan Vini takut Lea akan di apa-apakan Gara, tapi nyatanya Gara kalah oleh Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viannalea [Revisi]
Fantasi[Follow dulu sebelum baca.] PERINGATAN! Banyak Typo dan bahasa Kasar. Mohon bijak dalam membaca dan jangan sembarangan melakukan aksi yang ada didalam cerita ini. __________ SEDANG DALAM TAHAP NEW VERSION! BEBERAPA PART SUDAH DI GANTI KE NEW VERSIO...