Part 1

4.9K 178 3
                                    


KIM NAMJOON!!

KIM SEOKJIN!!

MIN YOONGI!!

JUNG HUSEOK!!

PARK JIMIN!!

KIM TAEHYUNG!!

JEON JUNGKOOK!!

BTS!!

BTS!!!

Teriakan itu begitu menggema diseluruh penjuru ruangan yang memuat ribuan orang. Dengan nada dan irama yang sama mereka meneriakkan setiap nama dari member boy grup idola mereka.

Tak terkecuali seorang gadis yang masih berusia 19 tahun. Tak dapat ditutupi lagi bahwa raut mukanya sangat bahagia. Setelah menabung selama berbulan - bulan akhirnya ia bisa mendapatkan tiket konser idolanya.

Menatap idolanya tanpa henti. Bahkan sama sekali tidak berkedip ketika sang idola berjalan lebih dekat ke arah penonton. Berlebihan memang tapi itulah kenyataanya.

Tak sendiri, gadis itu menonton konser bersama sahabatnya. Sangat menyenangkan memiliki sahabat yang satu frekuensi. Menyukai jenis musik bahkan idola yang sama.

KIM NAMJOON!!

KIM SEOKJIN!!

MIN YOONGI!!

JUNG HUSEOK!!

PARK JIMIN!!

KIM TAEHYUNG!!

JEON JUNGKOOK!!

BTS!!

BTS!!!

Teriakan kembali terdengar, tapi jauh lebih keras dari sebelumnya. Sang pemilik nama masih menari dan menyanyi dengan epik diatas panggung yang sangat besar. Ditonton oleh ribuan orang dengan lighstick ditangan.

"I Purple You Army" teriak dari salah satu idol yang dengan smile box diwajahnya

Teriakan langsung terdengar diseluruh sudut penonton. Satu persatu idol itu meninggalkan panggung diiringi dengan suara teriakan dari para penonton yang dipanggi Army itu.

Drrtt!Drrtt!Drrtt!

"Len hp lo geter terus dari tadi. Angkat dulu kek" kesal gadis kepada sahabatnya

"Tapi nanggung Rara!" Jawab nya

"Emang siapa sih yang telfon?" Tanya gadis bernama Rara

"Nyokap gue" jawabnya singkat

"Ya diangkat dong Lena sayang. Kualat lo" Rara mendorong gadis itu supaya menjauh dari kerumunan untuk mengkat telfon

"Iya. Kalo udah mulai lagi lo telfon gue ya. Gue sekalian mau ke toilet" kata gadis bernama Lena yang dibalas oleh acungan jempol sahabatnya

Lena menjauh dari kerumunan. Ini adalah waktunya istirahat, Lena berpikir tidak ada salahnya mengangkat telfon dari ibunya dan ke toilet sebentar. Karna cuma ini satu-satunya kesempatan. Ia sama sekali tidak mau lewatkan satu menitpun kesempatan untuk melihat idolanya.

"Halo ma" kata Lena sambil berjalan ke arah toilet

"Halo nak, kamu dimana?" Tanya suara dari seberang sana

"Lena lagi nonton konser ma. Mama kenapa nelfon Lena?" Tanya gadis itu balik

"Liburan semester ini kamu pulangkan?"

"Iya" singkatnya

"Papa pengen kamu pindah kuliah di Jerman. Ambil kedokteran disana" ucap wanita paruh baya itu

"Tapi ma. Lena udah di kuliah disini, bahkan udah jalan 2 semester. Kenapa harus pindah ke Jerman" protes Lena

"Papa mau kamu kuliah di tempat yang terbaik nak. Dan Jerman jawabannya"

"Tapi Korea juga bagus ma. Nggak jauh beda di Jerman. Lena udah betah kuliah disini" Lena masih melayangkan protesnya

Lena sudah 2 semester kuliah di Korea mengambil jurusan kedokteran disalah satu universitas di Korea. Tak mudah untuk masuk di Universitas itu, terlebih ia bukan asli orang Korea. Tapi otaknya yang encer serta keberuntungan membawanya ke kampus impian itu.

Lena masih berdebat dengan ibunya. Ibu dan ayahnya memaksa ia untuk pindah di Jerman. Bahkan ia melupakan tujuannya untuk ke toilet. Gadis itu berjalan ke sembarang arah karena terfokus pada perdebatan dengan ibunya.

"Udahlah ma, besok kita bicarain lagi. Bulan depan Lena balik ke Indo" ucap Lena

"Oke. Kita bicarain lagi sama Papa dirumah. Kamu hati-hati. Selalu kabarin Mama. Jangan sering keluar malem. Inget kamu-

"- di negeri orang. Iya ma Lena inget. Bahkan setiap hari mama ngomong ini" potong Lena

"Yasudah mama tutup telfonya" kata mama Lena mengakhiri telefon

Gadis itu melihat keseliling, mulai tersadar bahwa dirinya tersesat.

"Astaga gue dimana!" Lena memegang kepalanya

Lena kembali melihat sekeliling, mencoba mengingat arah ia jalan sejak tadi. Sepertinya Lena tersesat cukup jauh, karena suara gaduh penonton sama sekali tidak terdengar.

Sampai ketika ada suara seperti 2 orang yang sedang berbicara dari arah ruangan di sudut kanan lorong.

"Apa gue kesana aja ya. Barangkali itu kru, jadi gue bisa nanya" batin Lena

Gadis itu melangkah menuju ruangan yang berada di ujung lorong. Sesampainya didepan ruangan itu, Lena membuka pintu yang sedikit terbuka. Sampai satu suara berhasil membuat jantungnya seolah berhenti.

DOR!

Satu peluru berhasil keluar dari sebuah pistol berwarna hitam pekat. Lena menyaksikan ssetiap detik peluru itu meluncur mengenai dada seorang pria. Tepat di bagian jantungnya.

Darah mulai keluar dari tubuh pria itu. Lena masih mematung, bahkan ponselnya terjatuh yang jutru membuat seseorang yang memegang pistol melihat ke arahnya. Mata nya begitu tajam. Tatapannya belum berubah, masih dengan tatapan membunuh. Bahkan orang itu memang benar-benar membunuh.

Lena menatap pria dengan pistol ditangannya. Pria itu hanya menggunakan kaos hitam. Kulitnya yang putih terlihat kontras. Lena mengetahui siapa pria tersebut. Tapi mulutnya seolah bungkam. Bahkan keringat dingin mulai membanjiri dahinya.


"K-Kim Tae-






















































Pengennya sih Action tanpa romance sama sekali. Tapi ya gatau-

The Other Side [BTS MAFIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang