Lena mengerjapkan matanya. Kepalanya begitu berat, seseorang memukulnya begitu keras hingga jatuh pingsan.Mata itu mulai terbuka, mendapati sebuah ruangan dengan lebar hanya 6 x 7 meter. Kosong. Hanya ada Lena yang terduduk di kuris dengan tangan dan kaki yang terikat.
Dia tidak tau ada dimana, bahkan untuk mengingat saja susah. Yang terakhir ia ingat hanya saat ia melihat seseorang membunuh seorang pria dengan menembaknya. Setelah itu sang pembunuh memukulnya begitu keras.
Sebelum dirinya jatuh tak sadarkan diri. Lena mengingat bahwa orang itu menelfon dan berkata "BODOH! Ku suruh kalian menjaga seluruh lorong. Bagaimana bisa seorang fans memasuki ruanganku. Cepat kemari dan bawa dia ke-
"Ah! Bodoh Len. Inget-inget dong!" Lena mengumpat dirinya sendiri karena tidak berhasil mengingat perkataan itu
"Gue dimana?"
"Kenapa dia bunuh orang?"
"Rara gimana? Pasti dia nyariin gue"
"Gimana caranya lepas dari sini"
"Mama tolong Lena"
Gadis itu menundukkan kepalanya. Air matanya tumpah. Ia merasa sangat takut. Hanya ruangan kosong dengan cat putih yang ia lihat.
Tak!Tak!Tak!
Suara langkah kaki terdengar menggema dari balik ruangan. Lena mengangkat kepalanya, bersiap atas apapun yang terjadi. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan dengan tangan dan kaki yang terikat kencang.
Ceklek!
Seseorang memasuki ruangan itu, disusul dengan 8 orang dibelakangnya.
"K-kalian...." Lena terkejut dengan apa yang dilihatnya
7 orang diantara 9 orang di hadapan Lena hanya tersenyum kecut. Mereka menatap Lena dengan tatapan yang sangat mengerikan.
"Apa kalian yang mengurungku?"
"Dan kau. K-kau yang membunuh orang itu?" Kata Lena sedikit terbata-bata
"Apa yang kau lihat tadi nona?" tanya pria yang paling tinggi diantara mereka
"Katakan padaku kau tidak sengaja membunuhnya" Lena menatap sendu pria yang berada persis dihadapannya
Semua orang disana tertawa puas, kecuali Lena tentunya. Entah apa yang lucu, apakah ada yang salah dari perkataan Lena hingga membuat mereka semua tertawa?
"Sayangnya aku sengaja membunuhnya" pria dihadapan Lena tersenyum smirk
"Sungguh sial. Kau berada ditempat dan waktu yang tidak tepat nona" seseorang menimpali
"Apa maksut kalian? Kalian seperti orang yang berbeda. Aku benar-benar tidak mengenali kalian" Lena sungguh tidak mengerti dengan situasi ini
"Perlukah kami mengenalkan diri nona?" Pria dihapadan Lena kembali tersenyum smirk
"Annyeonghaseyo....bangtan sonyeondan..... imnida...." lanjut pria itu dan ditanggapi oleh tawa ke-6 pria disamping kanan dan kirinya
"Ada apa dengan kalian? Kalian tidak seperti idola yang ku kenal" tanya Lena lirih
"Kami orang yang sama nona. Kami pria yang menari dan menyanyi diatas panggung. Dicintai begitu banyak penggemar bodoh seperti kalian. Karna diwaktu yang bersamaan kami adalah pria yang suka bermain pistol dan membunuh orang" jelas pria berlesung pipit
"Bukankah idolamu sangat keren nona?" Pria dihadapan Lena mendekati wajahnya dan menatap matanya lekat
"CUIH!" Lena meludah tepat diwajah tampan orang itu
Kedua orang dengan pakaian yang berbeda dari lainnya mendekat ke arah Lena dengan raut muka marah. Tapi gerakan mereka terhenti karena pria dihadapan Lena mengangkat tangannya, bersamaan dengan tangan satunya mengusap wajahnya dengan dasi.
"Kau pembunuh Taehyung-ah" teriak Lena marah
"Kalian semua bajingan. Aku membenci kalian" mata Lena mulai memerah
"Kami memang bajingan nona. Jadi jangan bermain-main dengan kami" Taehyung tersenyum smirk
"Beri dia pelajaran! tapi jangan bunuh dia. Aku masih ingin bermain dengan nona pemberani ini. Karna sepertinya dia menarik" perintah Taehyung
Taehyung bersama ke-enam temannya berjalan meninggalkan ruangan. Kini rungan itu hanya tersisa 3 orang. Lena dan dua orang pria bertubuh besar.
"Sungguh! kau sungguh sial nona cantik" ucap pria itu bersamaan dengan kepalan tinju yang mendarat begitu keras dipipi halus Lena
Lena meringis kesakitan. Tapi tak cukup disitu, pria yang satunya menjambak rambut panjang Lena hingga matanya menatap langit-langit ruangan. Mengelus sebentar akar rambut Lena dan setelah itu mendorongnya hingga jatuh cukup keras.
Masih dalam keadaan terikat dikursi dan tergeletak dilantai. Mereka berdua terus menghujani tubuh Lena dengan pukulan bahkan tendangan.
Hingga satu tendangan keras mengenai kepalanya. Lena tak tahan lagi, seluruh tubuhnya begitu sakit. Kepalanya sangat berat, bahkan matanya sudah tak sanggup lagi membuka.
Perlahan Lena kehilangan kesadarannya. Dalam keadaan tergeletak dilantai dengan tubuh yang lebam dan memar dimana-mana.
"Cukup. Lepaskan talinya dan segera pergi" ucap salah satu pria disana
Satu pria lainnya melepaskan tali yang mengikat tangan Lena dengan kursi. Setelah itu ia berjalan dan mulai melepaskan tali yang mengikat kaki gadis itu.
Tubuh lemas Lena terlepas dari tali yang mengikatnya. Tapi rasanya tali itu tak berpengaruh apapun bagi Lena. Tubunya tetap terasa sangat sakit. Terutama hatinya. Hatinya begitu sakit mengetahui sebuah fakta.
Bahwa idolanya bukan hanya seorang idol. Tapi juga seorang pembunuh. Bahkan seorang bandit besar.
Vote ya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [BTS MAFIA]
AcciónDatang ke konser adalah cita-cita setiap fans bukan? Sama seperti gadis yang lainnya. Seorang gadis begitu fanatik akan BTS. Dan keberuntungan berpihak kepadanya. Sang idola mengadakan konser saat uang yang selama ini ia kumpulkan sudah cukup untuk...