Acara telah selesai. Bangtan kembali ke backstage untuk beristirahat. Sedangkan Lena ia ijin pergi ke toilet. Namun sebenarnya gadis itu tidak benar - benar ingin ke toilet.Lena berjalan menyusuri kerumunan. Mata tajamnya menyapu setiap penggemar yang hendak pulang. Dapat! Dia menemukan sosok yang ia cari. Lena menarik sosok itu menjauhi kerumunan dan mencari tempat yang sepi.
"YAK!! LEPASKAN AKU!!" Sosok itu terus berteriak memberontak
"KAU TAK INGIN BABAK BELUR KAN? CEPAT LEPASKAN AKU" ia masih terus berteriak membuat telingan Lena pekak
"Ini gue bodoh!" Lena melepas maskernya
"LENA!? Ini seriusan lo? Gue gak lagi mimpikan?" gadis itu mengucek matanya untuk memastikan apa yang ia lihat. Mereka berbicara dengan bahasa mereka
"Iya ini gue Rara, lo nggak lagi mimpi" Lena menampar sahabatnya itu
"Aw, sakit bego!" Rara memutar bola matanya malas
Yap! sosok yang sejak tadi Lena cari adalah Rara. Ini adalah satu - satunya kesempatan untuk menemui sahabatnya itu.
"Lo kemana aja sih Len? Gue, nyokap bokap lo, kakak lo. Kita semua nyariin lo" Mata Rara sedikit berkaca-kaca, ia tak menyangka akan bertemu Lena kembali
"Gue nggak bisa jelasin sekarang. Waktu gue nggak banyak Ra, tolong kasih surat ini ke nyokap atau bokap gue. Bilang kalo gue baik-baik aja. Mereka gak perlu khawatir" Lena menyerahkan sebuah surat yang telah ia tulis semalam kepada Rara
"Gak khawatir gimana? Lo 2 bulan hilang tanpa kabar Len. Lo gak tau gimana perasaan gue waktu itu?" Rara berteriak dengan isakan, meluapkan emosi yang ia pendam selama ini
"Gue minta maaf. Gue juga gak mau kayak gini, tapi gue bener-benar gak bisa apa-apa Ra! Gue mohon jaga diri lo baik-baik. Gue sayang banget sama lo. Lo satu-satunya sahabat yang gue punya" Lena mengucapkan itu sembari memeluk Rara yang masih menangis
"Lo mau kemana lagi Len?" Tanya Rara sendu setelah melepas pelukannya
Tapi Lena justru tersenyum tak menggubris pertanyaan Rara. "Waktu gue nggak banyak. Jangan cengeng selagi gue gak ada. Jangan lupa kerjain tugas. Jangan begadang dan jangan sentuh satupun barang gue" Lena mengucapkan itu seperti seorang ibu yang memarahi anaknya
"Yah terlanjur Len. Gue udah sumbangin beberapa baju lo. Dan buku diary lo juga gue kasih ke Jungkook" Rara meringis konyol, dan membentuk jarinya peace
"RARA!!!!" Lena melotot mendengar pernyataan sahabatnya itu
"Sori Len, gue takut kalo lo udah mati jadi gue kasih tu diary ke Jungkook. Karna itu yang lo pengen sebelung ngilang"
"Astaga Rara! Lo sumpahin gue mati? Terus lo anggep itu permintaan terakhir?!!"
Lena benar - benar kesal dengan sahabatnya ini. Jika saja situasinya berbeda mungkin dirinya sudah menjitak kepala Rara habis-habisan.
Suara dari alat komunikasi di telinga Lena menghentikan rasa kesalnya pada Rara. Seorang pengawal mengatakan tentang wartawan palsu tadi. Mereka menyekapnya di sebuah ruangan.
"Nona Selena tolong sampaikan pada tuan Taehyung bahwa kami menyekap wartawan tadi di sebelah ruang make up" Selena mengangguk, meski itu tak berpengaruh apapun karna mereka tidak tahu
"Ra gue harus pergi. Inget pesen gue tadi!" Lena langsung meninggalkan Rara begitu saja
"Len tunggu!!" Rara berusaha mencegah, namun Lena sudah berlari begitu cepat
* * *
Diruang tunggu sedang terjadi perang dingin. Sepasang sahabat lama sedang bersi tegang. Kukuh pada ego masing - masing. Tadi ketika selesai Taehyung menyampaikan suatu hal yang membuat Jimin marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [BTS MAFIA]
ActionDatang ke konser adalah cita-cita setiap fans bukan? Sama seperti gadis yang lainnya. Seorang gadis begitu fanatik akan BTS. Dan keberuntungan berpihak kepadanya. Sang idola mengadakan konser saat uang yang selama ini ia kumpulkan sudah cukup untuk...