Part 11

1.5K 108 2
                                    


"Lihatlah Jim! Tidak ada penjaga digerbang utama. Kita bisa langsung masuk tanpa menyelinap" Lena menunjuk ke arah gerbang

"Tapi ini aneh Len"

"Tidak ada yang aneh Jim. Cepatlah! Ini sudah malam" Potong Lena dengan memukul pundak Jimin supaya mempercepat laju motornya

Hari sudah petang, matahari telah menenggelamkan dirinya. Rembulan dan bintang gemintang menampakkan dirinya, menjadikan langit sebagai kanvas lukisan mereka.

Jimin melajukan motornya mendekati gerbang. Tapi ini benar-benar aneh. Bahkan jarak mereka dari gerbang sudah sangat dekat, tapi tetap saja tidak ada penjaga yang nampak.

Jimin memberhentikan motornya paja jarak 10 meter dari gerbang utama. Apapun urusannya tak seharusnya para penjaga membiarkan markas terbuka seperti ini.

"Yak Jimin-ssi!! Kenapa berhenti eoh?" Lena tak terima Jimin berhenti dengan mendadak

"Aish kau sangat menyebalkan. Aku akan masuk dengan berjalan, ini kesempatanku karna tidak ada penjaga didepan sana" Lena memutuskan turun dari motor, sementara Jimin sama sekali tak berkutik

Lena mulai melanglah menuju gerbang utama. Jimin masih di motornya, tapi matanya menyapu sekeliling. Mencoba memahami situasi yang menurutnya tidak wajar.

Ketika Lena tepat 3 meter memasuki gerbang utaman, sesuatu yang tidak ia sangka terjadi begitu cepat.

DOR!

DOR!

"AWAS LEN!!!"

Dua tembakan meluncur dengan cepat. Salah satu tembakan itu berhasil merobek kulit pada pundak kanan Lena. Tidak dalam memang tapi itu sudah cukup untuk membuat gadis itu kesakitan.

Beruntung Jimin berhasil menariknya berlindung dari peluru yang hampir menembus tepat dijantungnya. Mereka berlindung di balik sebuah pohon besar yang berada di sisi kanan.

"Kau baik - baik saja?" Jimin mengeluarkan pistol dari balik hoodie yang ia kenakan

Lena tak menjawab pertanyaan Jimin, dirinya masih terkejut dengan kejadian barusan.

"Len aku tau kau masih terkejut, tapi ini bukan waktunya. Ini masih perkiraanku, tapi ku mohon dengarkan aku baik-baik" Jimin menangkup wajah Lena dan menatapnya lekat

"Markas diserbu, seorang penjaga tidak mungkin menyerang secara sembunyi-sembunyi. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah pergi terus ke arah timur. Bersembunyilah dihutan belakang tempat kau dan Jungkook berduel. Jaga dirimu!" lanjut Jimin

"Kau akan kemana?" Lena mencegah Jimin yang hendak pergi

"Aku harus memastikan teman - temanku baik-baik saja. Karna Bangtanlah yang menjadi target mereka" Jimin melepas genggaman tangan Lena dan meninggalkannya begitu saja

Lena bisa mendengar suara adu tembakan pistol. Sepertinya Jimin sudah mulai masuk. Terlihat bayang-bayang musuh yang mengejar Jimin.

Lena masih terdiam di tempatnya. Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia pergi menuju hutan sekarang? Karna sepertinya para musuh disekitarnya sudah pergi mengejar Jimin.

* * *

Di sisi lain Taehyung dan Jungkook berusaha mati-matian untuk bertahan. Enam orang menyerbu mereka berdua di ruang rapat. Mereka berdua sama sekali tidak menyangkan akan ada penyusup yang menyerang markas tiba - tiba.

Ruangan berukuran 20 x 15 meter itu kini menjadi arena bertarung. Sehebat apapun Taehyung dan Jungkook dalam perkelahian jarak dekat, namun lawannya saat ini tidak bisa diremehkan.

The Other Side [BTS MAFIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang