Lena dan Jungkook kembali ke markas dan sampai dirumah pada pukul 10 malam. Tanpa banyak berbasa- basi Lena bepamitan untuk kembali ke kamarnya. Begitu juga dengan Jungkook, ia langsung menaiki lift dan kembali ke kamarnya."Selamat malam nona" Won Shik menyambut Lena di depan kamarnya
"Malam" Lena menjawab singkat lalu masuk ke kamarnya
Lena mmebersihkan badannya. Mandi lalu berganti pakaian. Setelah itu ia langsung merebahkan badanya di kasur. Berusaha menutup matanya. Memaksa untuk tertidur, tapi rasanya sangat sulit.
Setelah bergelut dengan tubuhnya yang tak kunjung tertidur. Lena memustuskan keluar kamar. Mungkin mencari angin dapat membuatnya mengantuk.
Gadis itu berjalan lurus di sepanjang koridor markas. Menyapa para penjaga yang berjaga di setiap titik. Lena menuju ke taman. Sinar bulan menyempurnakan kesunyian malam.
Setelah puas menghirup udara malam, Lena kembali menuju kamarnya. Namun saat ditengah jalan ada sebuah ruangan dengan pintu terbuka dan lampu yang menyala. Rasa penasaran mendorong Lena untuk mengecek ruangan itu.
Tampak seorang pria dengan beberapa botol soju di depannya. Sepertinya pria itu sudah mabuk, buktinya ia tak menyadari kehadiran Lena.
"Jimin?" Lena perlahan memasuki ruangan dan menghampiri Jimin
Jimin menuangkan soju di gelas dan menegaknya cepat.
"Apa begini caramu melampiaskan emosi Jim? Dengan mabuk-mabukan?" Lena duduk di sofa sebelah Jimin
Jimin hanya memandang Lena sebentar. Ia kembali menuangkan soju di gelas. Namun saat ia ingin meminumnya Lena menahan gelas itu.
"Kau sudah terlalu mabuk" Jimin menatap Lena yang menahan pergerakannya
"Kau siapa hah? Berani sekali menahanku!" Jimin menghempaskan tangan Lena kasar dan melempar gelas di yang ia pegang
PYAR!
Gelas itu langsung pecah begitu menatap lantai. Lena sedikit terkejut. Tidak menyangka Jimin akan melempar gelas itu.
"J-jimin?" nada bicara Lena sedikit bergetar. Ini kali pertamanya melihat Jimin yang kasar.
Jimin menatap Lena lekat. Kemudian ia tersadar dan menghela nafasnya panjang. Menangkup wajahnya pada kedua telapak tangan. Merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol emosi ketika mabuk.
"Keluarlah Len aku butuh waktu sendiri" Jimin mengambil sebotol soju, lalu menegaknya langsung tanpa gelas.
Lena tak merespon ucapan Jimin, dirinya masih tetap diam di tempatnya. Entahlah apa yang dipikirkan oleh gadis itu. Yang jelas dia tidak ingin meninggalkan Jimin sendirian dalam keadaan mabuk.
"Kenapa kau masih disini hm?" Jimin menatap Lena sekilas, lalu kembali menegak sojunya
"Aku tak mungkin meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini Jim" Lena menatap Jimin yang sedang menunduk
Perlahan Jimin mengangkat kepalanya. Menatap Lena yang ada di depannya. Kedua manik mata itu saling bertatapan. Menyalurkan pikiran hanya melalui pandangan.
Setelah lama saling bertatapan. Jimin kembali manunduk. Tapi air mata keluar dari matanya. Kemudian di seper sekian detik dirinya langsung memeluk Lena. Tidak bisa dipungkiri bahwa ia sangat membutuhkan pelukan itu.
Jimin menangis dipelukan Lena. Gadis itu membiarkannya menangis sepuasnya. Tak mengucapkan sepatah katapun. Kadang memang kita hanya butuh pelukan, bukan kata-kata penenang.
"Menangislah Jim. Menangislah sepuasmu" Lena mengusap punggung Jimin. Pria itu justru semakin mengencangkan tangisnya.
"Taehyung keterlaluan Len! Dia keterlaluan" Jimin mulai merancau tak jelas. Masih dengan isakan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [BTS MAFIA]
AçãoDatang ke konser adalah cita-cita setiap fans bukan? Sama seperti gadis yang lainnya. Seorang gadis begitu fanatik akan BTS. Dan keberuntungan berpihak kepadanya. Sang idola mengadakan konser saat uang yang selama ini ia kumpulkan sudah cukup untuk...