Jungkook telah selesai melakukan livenya. Ia melakukan live selama 45 menit, waktu yang cukup lama tapi terasa begitu cepat bagi para penggemar."Tadi seseorang berkomentar bahwa alunan piano mengingatkannya pada sahabatnya yang hilang seminggu yang lalu" ucap Jungkook
"Kau tidak mengatakan itu saat live tadi" balas Lena
"Tentu saja, bagaimana jika kau berfikir bahwa itu sahabatmu dan langsung berteriak saat live" jawab Jungkook, Lena mengalihkan pandangan tak peduli
"Apa itu sahabatmu?" Tanya Jungkook
"Ya bisa jadi. Dia tidak pernah melewatkan live kalian, bahkan saat dirinya sedang ujianpun dia lebih memilih mononton live kalian" jawab Lena
"Benarkah? Apakah kalian sampai sebegitunya menyukai kami?" Kaget Jungkook
"Kau pikir saja sendiri. Mereka rela menonton semua siaran kalian, vidio-vidio kalian padahal belum tentu kalian peduli pada mereka. Termasuk aku dulu" Lena bangkit dari kursinya dan berjalan menuju balkon
"Berlatihlah menembak Len" Jungkook mengikuti Lena mengalihkan topik
"Untuk apa?" Tanya Lena bingung
"Tidak ada yang dapat kau lakukan disini. Daripada berdiam diri lebih baik kau berlatih menembak. Menembak tidak jauh berbeda dari memanah, sama sama membidik hanya alatnya saja yang berbeda" jelas Jungkook
"Lantas kenapa aku harus menembak jika aku sudah bisa memanah?"
"Panah sudah kuno Selena. Jika kau sedang berada dalam arena pertempuran, dadamu akan tertebus peluru terlebih dahulu bahkan sebelum kau melepaskan anak panahmu,
"Pistol jauh lebih efisien. Dan itu sangat diperlukan dalam dunia kami. Bergabunglah bersama kami setidaknya itulah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Kau tidak ingin mati sia-sia ditangan idolamu sendiri bukan?" Jungkook bersmrik menatap Lena
Lena hanya menatap Jungkook kosong. Mencerna semua yang Jungkook katakan.
"Jimin hyung telah mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankanmu Lena. Maka sekarang bertahanlah sendiri dan buktikan padanya bahwa kau bisa menjaga nyawamu sendiri, di rumah ini ataupun di dunia kami nantinya" Jungkook berjalan meninggalkan Lena sendirian
Lena menghelan nafas panjang. Menatap keluar balkon. Langit malam begitu indah, bulan menapakkan dirinya dengan sempurna, dan bintang gemintang menemani sang bulan disekitanya.
• • •
Lena terus mondar-mandir dikamarnya. Sudah sejak pagi ia terbangun dan tidak melakukan apapun selain mondar mandir dan melihat jam dinding.
"Haruskah aku berlatih menembak?"
"Tapi bagaimana jika mereka menyuruhku membunuh orang nantinya?"
"Tapi jika tidak aku yang akan mati dan....
"Jimin, apa dia benar-benar mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mempertahankaku disini?"
Lena terus bergelut dengan pikirannya sendiri.
"Baiklah Lena! Tidak ada yang dapat kau lakukan. Kau hanya berlatih menembak, tidak membunuh orang" Lena mengepalkan tangannya mantap mengambil keputusan
Gadis itu keluar dari kamarnya, bertanya pada penjaga yang terus mengwasinya di depan kamar.
"Antarkan aku di tempat berlatih menembak" ucap Lena pada penjaga itu
"Ikuti aku" penjaga itu berjalan memimpin di depan
Lapangan luas terlihat sejauh mata memandang. Arena berlatih dengan beberapa orang dengan pakaian hitam-hitam terlihat fokus dengan pistol dan sasarannya masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side [BTS MAFIA]
AksiDatang ke konser adalah cita-cita setiap fans bukan? Sama seperti gadis yang lainnya. Seorang gadis begitu fanatik akan BTS. Dan keberuntungan berpihak kepadanya. Sang idola mengadakan konser saat uang yang selama ini ia kumpulkan sudah cukup untuk...