Jangan lupa voment ya kalian💕.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨Ketika cowok impian gue, gue temukan.
-Qeila Apridatan-
Enjoy💕, dont forget to voment💕.
Qeila mendengus sebal, reaksi yang dia dapatkan saat memasuki perkarangan sekolah barunya adalah, penuh kekaguman dan decakan senang.
"Gila njir, cakeup banget"
"Iya cakep, kayak boneka annabell"
"Heh mulut!"
Qeila meliriknya sinis, mulai dah muka cantik judesnya ini. Dia menatap tajam siswi itu dan mendecih jijik "Kedengeran goblok" ketusnya.
Lalu kembali melangkah, ada apa sih dengan manusia di Sekolah ini. Seperti gapernah ngeliat cewek cantik aja. Padahal Qeila gak dandan loh, dia polos kayak pantat papi Celo.
Tapi masih ada aja yang terpesona.
"Terpesona~ akuuuu-"
"Bukanlaaaaah..ahliii suuurgaaaaa"
"Salah lirik goblok!"
Dan otak mereka dibawah rata-rata nampaknya. Qeila melangkah lebih cepat mencari ruang kepala sekolah yang tak tau dimana tempatnya.
"Elah, gak ada gitu yang mau nemenin gue cari ruang kepsek" decak Qeila sebal. Dia berkacang pinggang lalu mendesah kasar.
Setiap murid yang lewat hanya berdecak kagum, gak ada niatan mau bantuin Qeila yang kayak anak ilang ini. Apa perlu Qeila buka google maps agar tau dimana keberadaan Ruang KepSek.
Qeila kembali berjalan tak tentu arah dan membawanya ke sebuah taman indah. "Gila, Sekolah ini bagus juga ada tamannya." decak kagum Qeila berikan.
Dia menatap sekeliling taman, dan matanya melihat seseorang digantung terbalik di pohon sudut taman. Dia berusaha melepaskan ikatan di kakinya, dengan mata sembab dan seragam kotornya.
Qeila diam dulu "Setan bukan?" gumamnya memastikan. Dia berjalan mendekat, semakin dekat dan wajah siswa itu terlihat jelas. Di bawahnya ada kubangan eek manusia.
Dan jika dia jatuh maka dia langsung masuk ke dalam sana. "Gila, gak ngotak banget yang lakuin ini" siswa terikat itu berhenti berusaha dan menatap terbalik Qeila.
Mata bulatnya bertemu pandang dengan mata tajam Qeila. Dia hanya diam dan mengerjab, seakan meminta pertolongan tanpa suara.
"Hai?" sapa Qeila ragu, siswa itu hanya diam menatap Qeila melas.
"..."
"Lo gabisa ngomong?"
"A..hu..ha..hu"
"Aku gagu"Qeila terenyuh, dia hampir menutup mulutnya dengan tangannya, tapi tidak jadi "Maaf, gue gak maksud. Nama gue Qeila, siapa nama lo?"
Dengan perlahan Qeila berjalan mengitari pohon, dari arah belakang dia mengambil serokan sampah dan sapu.
"Hi..cal..ha..hanta" jawab Zical pelan, baru kali ini ada yang baik padanya. Zical memandang Qeila yang sedang membersihkan kotoran di bawahnya.
Setelah selesai dia membuang kotoran itu ke tempat sampah. "Hical? Haical?" tanya Qeila heran sembari melepaskan ikatan di kaki Zical.
Zical menggeleng. "Hi..cal" ucapnya lagi.
"Hical? Gimana sih gue gatau!?" galak Qeila tanpa sadar. Zical tersentak, dia memejamkan matanya secara reflek karena takut terkena tamparan atau semacamnya.
Qeila terdiam, dia hanya membentak...tapi..kenapa laki-laki ini terlihat ketakutan. Apa dia sudah lama di bully dan menjadikannya trauma?.
Qeila memegang kaki dan punggung Zical, dan setelah ikatan itu terlepas dengan cepat dia menggendong Zical ala bridal. "Hey, maafin gue. Gue gak maksud bentak lo" bisik Qeila merasa bersalah.
Dia membawa Zical ke kursi taman lalu mendudukannya. Perlahan Zical membuka matanya dan bertemu pandang dengan Qeila. Senyum lembutlah yang Zical terima, membuat hatinya menghangat.
Zical hanya menggeleng, dia mengambil note kecil dan pulpen dari sakunya. Lalu menuliskan sesuatu dan ditunjukan pada Qeila.
-Nama aku Zical Arganta, kamu bisa panggil aku Zical atau Ganta. Terserah kamu-
Qeila terpaku, dia kemudian mengangguk lalu merapikan rambut hitam Zical yang berantakan. "Oke Zical, lo boleh panggil gue Qei atau Ila, terserah lo aja" ujarnya lembut.
Zical termangu, apa ini jawaban dari doanya selama ini? Teman yang baik padanya. "Lo bisa ke kelas kan? Gua masih ada urusan" Zical tersentak.
Dia langsung mengangguk semangat, senyum lebar terbentuk di wajah tampan lucunya. "Ha..ta..sih..Hi..la" ucapnya lembut.
Tanpa sadar matanya berkaca-kaca, dia segera menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Hiks.." apa begini rasanya saat ada orang baik padamu.
Zical senang. Padahal tadi dia terpukul karena saudaranya membullynya. Kak Lyta, Kak Bintang dan Kak Caca. Kembar 3 yang selalu kompak dalam membullynya.
Ke 3 nya sudah kelas 12 dan dari Zical kelas 10 selalu mereka siksa.
Qeila tersenyum lembut, dia menyingkirkan tangan Zical dari wajahnya. Lalu menyeka air matanya "Jangan nangis, lo mau jadi temen gue gak? Gue anak baru disini" tawar Qeila.
Zical langsung mengangguk semangat.
"Hau..hiks..hi..cal..hau" ucapnya senang.
Qeila tertawa pelan, setidaknya dia menemukan orang baik di sekolah barunya. Orang yang akan menjadi alasan Qeila agar bisa berkelahi.
Berkelahi untuk melindunginya dari pembully sialan itu. "Kalau kita beda kelas, ntar istirahat ketemu disini lagi ya" ujar Qeila.
Zical mengangguk senang, dia menyatukan telunjukan dan jempolnya membentuk tanda oke.
"Hohe, Hi...la"
Qeila kembali mengelus pipi Zical, lembut sekali. Seperti sesuatu yang rapuh, halus, lembut. Tak boleh terluka.
Qeila mengklaim Zical sebagai miliknya, tapi dia mengutarakannya dengan kata teman. Tidak untuk sekarang, dia harus membuat Zical nyaman padanya.
Nyaman, sampai Zical bergantung padanya.
Tbc.
Jangan lupa voment:) aku akan ambil nama pemain dari nama readers yang rajin komen. Tapi yang usernamenya jelas ya:).
Seperti si Aulyta, Naynapsi, Hiambintang dan Cacamarissa.
Bagi yang mau jadi pemain disini, ayo rajin komen dan sebutin namanya. Kalau kalian mau sih, gamau juga gak papa kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SILENT Boyfriend [End]
Teen FictionZical Arganta hanya ingin merasakan kebahagiaan, dan itu semua dia temukan pada Qeila Apridatan. Gadia judes menawan yang berhasil menjadi mentari di dunia kelamnya. Zical, remaja 17 tahun. Seorang Tuna Wicara yang berharap kebahagiaan berpihak pad...