Jangan lupa voment❤
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Cinta Zical❤
-Qeila Apridatan-
Jangan lupa Voment💕
Benar kata Qeila, akan ada Dokter terapi yang datang untuk mengobatinya. Seorang Dokter yang berkisaran umur 20 tahunan, wanita mungil yang cantik.
"Hai, kamu yang mau melakukan Terapi bicara kan?" sapa Dokter tersebut. Namanya Kyelie Aniswara.
Zical mengangguk tenang, raut wajahnya datar. Tumbenan Zical memasang muka datar langkanya, biasanya sih enggak. Ya..soalnya Zical punya firasat buruk terhadap Dokter di depannya.
"Oke, sekarang aku ingin bertanya padamu" ujar Kyelie lembut dan mendayu, maaf Zical mual mendengarnya.
Zical menaikan sebelah alisnya, tanda dia bertanya maksudnya. "Kamu ingin belajar pengucapan huruf apa?" tanya Kyelie tenang sembari mengambil catatannya.
Zical langsung teringat pada seseorang. Perlahan Zical menggerekan tangannya dan berbicara dengan bahasa isyaratnya.
'Aku ingin bisa mengatakan nama Qeila, sekali saja jika berhasil aku ingin memanggil namanya'
Kyelie termangu, wajah Zical saat mengisyaratkan perkataannya, sangat polos dan jelas jika dia jatuh cinta. Pipinya merona dan bulu matanya bergetar pelan.
Hey, polos sekali remaja ini "Baik, aku akan membantumu sampai kau bisa memanggil nama gadia itu dengan jelas. Dan ayo mulai terapi kita sekarang Zical" ujar Kyelie lembut dan tak semendayu tadi.
Dia mengurungkan niatnya untuk menggoda remaja ini, dia terlalu murni dan lugu. Kasihan jika keluguannya ternoda dengan pahitnya patah hati.
Zical mengangguk semangat, dia juga akan berusaha melatih mulurnya agar bisa berbicara dengan lancar.
****
Qeila mendesah gusar, Bian tak kunjung menjauh darinya sejak bel istirahat berbunyi. Dia terus mengintili kemana pun Qeila pergi.
Jika saja Bian bukan adik calon kakak iparnya, Qeila ogah dekat-dekat dengannya. "Ila, temenin aku ke Mall nanti pulang sekolah, mau?" tanya nya semangat.
Qeila langsung teringat Zical, dia juga mau membeli barang-barang untuk Zical nanti "Oke, kita pergi bareng" ujarnya setuju.
Bian bertepuk tangan pelan, dia senang karena Qeila menerima ajakannya untuk pergi "Naik mobil aku ya?" tawar Bian berharap.
Qeila melirik "Yaudah" jawabnya.
Bian melebarkan senyumnya, yes. Langkah pdkt nya lancar, huhuuu Bian gak sabar untuk kedepannya bagaimana.
Keduanya masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi masing-masing. Bian duduk berdua dengan Zeea, Buk Leah yang memerintahkan.
"Bian ngintilin lo mulu" celetuk Karina, kasihan sih sama Qeila. Nampak mukenya risih diikutin Bian mulu.
Qeila mengibaskan tangannya "Udalah, biarin aja. Calon ipar gue soalnya" ucap Qeila malas. Dia mengambil ponsel dan mulai mengetikan pesan pada Zical.
"Ouh, tapi dia demen sama lo keliatannya" gumam Ratih.
Qeila bodo amat, gak peduli dia tuh.
Zical calon imamku💕.
Offline.Yah Off.
Yaudah, jangan lupa makan siang.
Ntar sore gue pulang.
Baik-baik sama Dokternya ya.
Qeila menyimpan ponselnya kembali, dan memilih untuk memakan makan siangnya. Tatapannya menerawang jauh, dia melupakan satu hal.
"Sial..gue lupa sama dia.." umpat Qeila sembari meremat rambutnya.
"Lo kenapa?" tanya Anum.
"Gapapa, gue lupa sesuatu hal"
Qeila berharap dia gak datang dalam waktu dekat, jangan datang kalau perlu mati aja sekalian. Qeila benci pakai banget sama tuh orang.
"Kapan kami bisa datang ke rumah lo lagi Qei?" tanya Chichi.
Qeila tersentak kemudian menoleh "Kapan-kapan boleh, tapi bagusan hari minggu aja datangnya" ujar Qeila.
Mereka mengangguk "Gue mau bawa koleksi komik gue, buanyak. Mau gue bagi-bagiin" celetuk Anum.
"Gue mau dong" sahut Salsa.
"Yaudah, ntar gue kasih"
Qeila tak mendengarkan percakapan mereka, yang ada difikirannya saat ini adalah. Dokter Terapi Zical cewek atau cowok?
Dia gatau, pasalnya yang memanggil adalah Papi dan Maminya. Bukan Qeila "semoga bukan Perempuan" Qeila berharap bukan perempuan.
Yah, bukan perempuan.
Tbc.
Hey baby~
Aghu pecinta sad ending❤ ulalala
KAMU SEDANG MEMBACA
My SILENT Boyfriend [End]
Teen FictionZical Arganta hanya ingin merasakan kebahagiaan, dan itu semua dia temukan pada Qeila Apridatan. Gadia judes menawan yang berhasil menjadi mentari di dunia kelamnya. Zical, remaja 17 tahun. Seorang Tuna Wicara yang berharap kebahagiaan berpihak pad...