Jangan lupa Voment.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨Apa aku berhak untuk cemburu?
-Zical Arganta-
Jangan lupa voment✨.
Bel pulang berdering dengan kuatnya dan membuat para siswa/siswi berseru bahagia. Qeila senang, dia jadinya bisa ketemu sama Zical kesayangannya.
Qeila membereskan buku dan kotak pensilnya ke dalam tas. "Qei, jadi kan?" Bian datang dan bertanya perihal jalan-jalan ke Mall mereka.
Qeila mengangguk saja. Dia gasabar banget astaga "Ayo keluar, cepat" ucapnya semangat saat selesai memakai tasnya.
Buk Leah selaku guru Biologi juga sudah keluar duluan dari kelas. Tanpa sadar Qeila menarik tangan Bian agar berjalan bersamanya. Bian memandang penuh binar tangannya yang digenggam.
Apa ini bisa disebut sebagai peningkatan? "Bian, kamu mau kemana?" sela Zeea tiba-tiba.
Bian menoleh dan menatap zinis Zeea "Mau pergi sama Qeila, gausah ganggu. Kamu pulang sendiri sana" ketusnya kemudian menarik Qeila menjauh.
Dia gasuka sama Zeea, karena Zeea adalah temannya dari luar negeri, yang ngikutin dia sampai ke Indonesia. Bian gak suka, Bian ga laik!.
Zeea hanya memandang punggung Bian tenang, gak papa kok. Zeea masih punya rencana yang pastinya gak disangka-sangka.
"Kasihan deh ditinggal" ejek Salsa yang memang gak suka sama Zeea sejak pertama ngeliat mukanya. Zeea melirik sedikit kemudian melengos pergi.
"Dih anjing! Sok kecakepan banget lo sialan!" teman-teman mereka menggeleng pelan, udah tau mulut Salsa sedikit jahat kalau uda ngumpat.
Chichi menggeleng "Iiih gasuka deh, gelaayyy" ucapnya di imut-imutin.
Teman-temannya lantas meliriknya jijik. "Jijik banget gue dengernya" nyinyir Ara.
"Kek apa gitu lo, idih" ujar Anum.
"Jangan mulai deh Chi" tegur Karina.
"Iuw, gelayyy"
"CHICHI!!"
Sindrom Gelay mulai merajalela😭.
****
Terapi selama 3 jam sudah selesai dan Kyelie juga sudah pulang, selama 3 jam itu Zical berusaha keras untuk melenturkan lidah serta rahangnya.
Ngucapin huruf Q aja setengah mampus Zical tuh. Saat ini dia sedang duduk di taman dekat pagar rumah. Bermain di rerumputan, sesekali dia akan tiduran di rumput.
Sesekali akan manjat pohon, sesekali akan bermain dengan kucing. Tadi abangnya Qeila sudah pulang, Zical sampai membeku melihat tatapan dingin Ceiza padanya.
Dingin sekali, Zical takut untuk masuk ke dalam rumah jadinya. Makannya dia nungguin Qeila diluar rumah.
"Khiu..khiu...huuuh..hu..hah.." desah Zical lelah.
"Kiu, kiu. Huuuh..susah"
Susah sekali mengucapkan huruf Q, lelah Zical. Tapi dia gamau nyerah gitu aja, ini demi bisa manggil Qeila dengan jelas.
Bukan Hila lagi tapi Qeila.
Tin tin!
Zical menegakan tubuhnya begitu klakson mobil terdengar, dan pagar rumah mulai terbuka. Zical berjalan cepat untuk melihat siapa yang pulang.
Matanya langsung berbinar begitu melihat Qeila turun. "HILA!" panggilnya semangat dan berlari mendekat.
Qeila menoleh, senyum lebarnya juga ikut terbentuk. Dia hendak mendekati Zical tapi Bian menghentikannya "Ila, ini barang belanjaan kamu" ucapnya lembut sembari merangkul bahu Qeila.
Oh..apa ini kekasih Qeila?
Zical lantas berhenti berlari, dia meremat ujung kaus besarnya melihat kedekatan mereka berdua. "Cal, sini! Gue uda beliin sesuatu" panggil Qeila semangat.
Dia gak peka sama raut muka Zical yang uda kecut. "Hi..la.." panggilnya pelan sembari berdiri di dekat Qeila.
Bian memandang Zical dari atas ke bawah, seakan menilai "Siapa kamu La?" tanya Bian lembut, tapi tatapannya pada Zical sangat merendahkan.
Membuat Zical kesal "Oh, dia-"
Zical segera masuk dengan wajah masamnya, dia gamau denger penjelasan Qeila tentang hubungan mereka.
Dengan kasar dia menyeka air mata yang turun dari matanya. "Hiks.."
Sial, Zical cengeng sekali. Cemburu gara-gara rangkulan itu doang, tapi..hatinya memang sakit, gimana dong.
Tbc.
Duh:(
KAMU SEDANG MEMBACA
My SILENT Boyfriend [End]
Teen FictionZical Arganta hanya ingin merasakan kebahagiaan, dan itu semua dia temukan pada Qeila Apridatan. Gadia judes menawan yang berhasil menjadi mentari di dunia kelamnya. Zical, remaja 17 tahun. Seorang Tuna Wicara yang berharap kebahagiaan berpihak pad...