Episode 10

3.4K 570 13
                                    

EP 10
.
.
.
Seorang gadis kecil tengah di gendong oleh sang ibu, berlari menyusuri hutan lebat. Darah terus menetes dari luka di perut wanita itu. Sang anak yang berada di dekapannya terus menangis.

"Hah..hah..nak!, bertahanlah! Kaa-san pasti akan membawa mu ke tempat yang aman!"

"Hiks, kaa-san hiks, kenapa? Kenapa tou-san tidak ikut kita pergi" lirih anak kecil itu. Sekelompok orang berbaju serba hitam, terlihat seperti penyihir jujutsu terus mengejar mereka di belakang.

"Berhenti! Kalian sudah tidak bisa kemana mana lagi! Lebih baik menyerahkan diri kalian dari pada buang buang tenaga seperti itu!" Teriak salah satu penyihir jujutsu. Wanita iti tidak menghiraukan mereka dan terus berlari, sekali kali ia memberikan serangan kecil kepada mereka untuk menghambat gerakannya.

Setelah acara kejar kejaran,wanita itu berhasil meloloskan dirinya dan anaknya dari para penyihir dengan memasuki sebuah goa yang lumayan besar. Tubuhnya melemas karena terlalu banyak menggunakan tenaga, anak itu pun terlepas dari dekapannya.

"Kaa-san, kaa-san kenapa?" Tanya anak kecil itu menahan tangisnya saat melihat kondisi ibunya yang begitu memprihatinkan. Tubuhnya penuh dengan luka, terutama bagian perutnya.

"Nak...hah..hah....dengarkan kaa-san, a-apa pun yang terjadi kamu harus tetap hidup!" Pinta wanita itu dengan susah payah. Gadis kecil itu menggeleng kepalanya keras.

"Apa maksud kaa-san?! Tou-san juga bilang seperti itu saat orang orang itu menangkapnya! Apa kaa-san juga akan meninggalkan aku?!"

Wanita itu tersenyum miris. Gadis kecil itu pun mulai terisak kembali.

"Apa bermain petak umpetnya sudah puas?" Sebuah suara yang berhasil membuat kedua makhluk itu membelalakan matanya.

"Hen-hentikan! Kumohon, bunuh saja aku, tapi tolong jangan melukai anak ku!" Mohon wanita itu, menyembunyikan anaknya di belakangnya. Penyihir itu tersenyum meremehkan.

"Pih, konyol..bagaimana mungkin aku membiarkan anak kutukan itu hidup? Anggap saja aku berbaik hati, mengirim kalian bertemu dengan suami kesayangan mu itu" Penyihir itu mengeluarkan energi kutukan yang lumayan besar, kemudian mengarahkannya kepada wanita dan anak itu. Karena sudah kehabisan tenaga wanita itu hanya bisa memeluk anaknya, melindunginya dari serangan itu.

"AKHH!" Teriaknya menahan sakit, dan tergeletak lemas. Anak itu membeku, melihat ibunya yang tergeletak tak berdaya.

"Kaa....san?"

"Haha..konyol sekali, manusia dan kutukan? Pengkhianat itu sungguh menyedihkan, baik lah nak, sial sekali kau terlahir dari rahim seorang kutukan, selamat tinggal!" Mendengar hinaan itu membuat emosinya bercampur aduk, energi energi kutukan mulai mengelilingi tubuh anak itu, matanya merah menyala seperti darah, taringnya yang begitu tajam, seperti dapat melahap apa pun. Penyihir itu tersentak kebelakang dan langsung saja mengeluarkan perlindungannya.

"Jangan menghina orangtua ku!" Dengan gesit anak itu menyerang penyihir itu menggunakan tangannya yang telah ia bekukan, sehingga menjadi cukup tajam. Penyihir itu kewalahan melawan gadis kecil itu.

'Apa apaan tenaganya?! Ia tidak peduli tubuhnya yang terluka karena serangan ku, ia benar benar ingin membunuh ku?!' Batin penyihir itu panik. Karena lengah, gadis itu melompat dan mencengkram keras pundak penyihir itu, lalu menggigit tengkuknya hingga tembus, mengunyah lalu ditelan. Penyihir itu pun mati. Tapi aksi gadis kecil itu tidak sampai situ saja, dirinya terus memakan tubuh penyihir itu.

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang