Episode 12

3.5K 557 46
                                        

EP 12
.
.
Hari ini, (y/n) dan Megumi pergi bersama ke rumah ibu Okazaki Tadashi. Sebenarnya Megumi ingin pergi sendiri, tapi (y/n) bersikeras ingin ikut.

"Hah..buat apa sih kamu ikut? Aku cuman ingin mengantar barang ini ke ibu ibu kemarin itu." Megumi menghela nafasnya pelan.

"Ya gapapa, aku bosan hehe" Balas (Y/n) cengengesan.
'Sebenarnya aku tidak mau ditinggal bersama Nobara dan para senpai sih...aku masih belum biasa..'

Mereka pun sampai di depan pintu rumah ibu itu, Megumi mengetuknya pelan. Tak lama kemudian sang penghuni rumah pun membuka pintunya dan mempersilakan mereka masuk.

"Permisi.." Ucap keduanya. Megumi pun mulai menjelaskan.

"Saat kami sampai di TKP, putra anda sudah tidak ada. Jujur, awalnya saya tidak bermaksud untuk menyelamatkan siapa pun di sana. Tapi teman saya berbeda, dia tidak berhasil menyelamatkannya, tapi dia masih berusaha untuk membawa jasadnya keluar..." Megumi mengeluarkan name tag yang bertuliskan 'Okazaki Tadashi' yang ia bungkus kan kedalam plastik. Lalu memberikannya kepada ibu itu.

"Setidaknya ini.."

"Maaf karena kami tidak bisa menyelamatkan putra anda.." Megumi dan (y/n) kompak membungkukkan badannya.

"Sudahlah, tidak perlu meminta maaf. Memang hanya aku yang akan menangisi kepergiannya.." Ucap ibu itu kemudian menangis. (Y/n) hanya bisa menatapnya sendu.

Setelah itu pun, mereka pulang. Dalam perjalanan, mereka hanya terdiam, Megumi melihat (y/n) yang sedari tadi melamun, ia pun menghentikan langkahnya. Tapi sepertinya (y/n) tidak menyadarinya dan terus berjalan, sampai wajahnya membentur pohon yang lumayan besar, saat itu lah kesadarannya kembali.

"I-itai!" Megumi menahan ketawanya melihat aksi konyol (y/n). Dengan rasa kesal, (y/n) membalikkan badannya.

"Grrr, dasar bocah hitam! Kenapa kau malah ketawa?!" Mukanya merah entah karena terbentur tadi atau karena malu.

"Siapa suruh melamun?" Megumi bertanya balik tanpa merasa bersalah.

"Terus kenapa ga kasih tau ada pohon di depan?!" (Y/n) mengepal tangannya, ingin meninju Megumi tapi berhasil di tahan.

Megumi menurunkan tangannya, berganti menjadi menggandeng tangan (y/n). Sebuah tanda tanya muncul di atas kepala (y/n). Megumi menariknya pelan, mengisyaratkannya untuk jalan.

"Sudah, kita lanjut jalan, Nobara dan para senpai sudah menunggu" Ucap Megumi tanpa mengalihkan pandangannya dari depan. Mereka pun kembali, walau dengan sedikit perdebatan.
.
.
.
.
Di lapangan sekolah yang begitu luas, terlihat seorang Nobara nampaknya sedang dikejar kejar oleh seekor Panda. Mereka terus berlari kesana kemari.

Dari belakang (y/n) datang seorang diri menghampiri mereka. Maki dan Toge menyadari keberadaannya, menoleh dan menyapa (y/n).

"Oh kau sudah datang, gadis kecil, eh hidung mu kenapa?" Maki menunjuk hidung (y/n) yang memerah akibat terbentur pohon tadi.

"Takana.."

"Ah...tadi ada sedikit kecelakaan saat perjalanan pulang hehe, bukan masalah besar kok!" Ucap (y/n) menggaruk pipinya pelan. Maki mengangguk kepalanya, kemudian sedikit memiringkan kepalanya, membuat (y/n) menoleh kebelakang dan mendapati Megumi yang sedang memakai baju olah raganya.

Perempatan muncul di segala sisi wajah (y/n), mengingat hidungnya jadi merah seperti ini karena ulahnya.

"Kau lama sekali Megumi" Ucap Maki.

"Konbu.."

"Dari mana saja kau?" Tanya Maki.

"Itu tidak penting" Jawab Megumi kemudian berdiri di samping (y/n). Megumi melihat (y/n) yang masih mengembangkan pipinya menahan kesal sambil melihat ke depan itu pun mencubit pelan hidungnya yang merah, membuat (y/n) semakin kesal.

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang