Episode 20

2.2K 354 9
                                    

EP 20
.
.
Deru nafas memburu, mereka terus berlari tanpa arah sampai di depan sebuah mall yang tak kalah ramai pengunjungnya.

Megumi masih mengatur nafasnya, sedangkan (y/n) menatap brosur yang diberikan oleh seorang wanita begitu mereka sampai.

"Nee Megumi" Panggil (y/n).

"Hah?"

(Y/n) memperlihatkan brosur itu kepada Megumi dengan semangat.

"Tiket nonton diskon 50%...untuk pasangan...?" (Y/n) mengangguk kepalanya kencang.

"Pas sekali kita beda gender! Jadi kita bilang saja kalau kita ini pasangan yang sedang kencan!!Ya? Ya? "

Pasangan, tanpa (y/n) ketahui, kata kata itu sangat membuat Megumi berbunga bunga. Walau ia tau itu hanyalah sebuah kebohongan untuk mendapatkan diskon.

"...baiklah"
.
.
.
.
Raut muka tegang sekaligus keringat dingin yang tertera di wajah (y/n) terlihat sangat jelas, entah sudah berapa kali ia berteriak kaget, bagaimana tidak tegang? Dirinya terlalu semangat memilih film hingga tidak sadar bahwa film yang ia pilih bergenre horror dengan minimal usia 18+ //bkn yang aneh aneh uy🗿//.

Sialnya, Megumi mengira (y/n) memang hobi nonton horror jadi ia tidak berkomentar apa pun.

Melirik kearah (y/n) yang sudah pucat, "Kau tidak apa apa? Apa mau sampai sini saja?" Tanyanya sweat drop.

(Y/n) menggeleng kepalanya, "T-tidak, sudah terlanjur bayar, sayang kalau tidak nonton sampai habis.." Mau gimana, sifatnya memang seperti emak emak yang ga mau rugi.

"HUAA!!"  Teriaknya kaget, penonton yang lain juga ikutan teriak tapi suara (y/n) lebih kencang, jump scarenya membuat jantung (y/n) berdetak tak karuan, rasanya jiwa dan raganya akan berpisah sebentar lagi karena terus kaget.

Tanpa aba aba, Megumi menggenggam tangan (y/n), bermaksud untuk menenangkan (y/n).

Lagi lagi muncul jump scare, (Y/n) yang sudah kehilangan akal pun langsung memeluk lengan Megumi dan menenggelamkan kepalanya di pundak kanan Megumi. Elusan kepala ia berikan kepada (y/n).

Jujur, Megumi kini sedang menahan ketawanya karena ekspresi ketakutan (y/n), jarang jarang ia menunjukan ekspresi seperti itu, bahkan saat bertemu dengan kutukan saja ia tidak pernah terlihat ketakutan sampai seperti itu.

Film horror berdurasi dua jam itu akhirnya selesai bersamaan dengan tokoh utama nya yang bunuh diri. Para penonton pun menghela nafasnya lega, karena tokoh utamanya sangat menyebalkan, padahal sudah diminta untuk tidak masuk ke dalam rumah angkernya, tapi ia nyolot dan bersikeras mengajak teman temannya untuk tetap masuk sampai akhrinya mengorbankan teman temannya dan juga dirinya.
.
.
Megumi langsung membawa (y/n) ke cafe terdekat begitu filmnya berakhir.

"Minumlah.." Megumi menyodorkan segelas kopi hangat kepada (y/n) dan diterima.

"Aku merasa ajal ku sudah dekat sepertinya..."  Tutur (y/n) yang tenaganya sudah habis karena terus berteriak.

Terkekeh pelan, "Kau tau, ekspresi ketakutan mu itu lucu sekali"

Sontak (y/n) melemparkan tatapan tajam kepada Megumi, "Kau jahat sekali! Tau itu film horror tapi kau tidak beri tau aku!"

"Kupikir kau memang pecinta horror, lagi pula siapa suruh asal milih film?" Balas Megumi santai.

"Mana ku tau...gambarnya dan judulnya sangat bertolak belakang dengan isi filmnya, masa judulnya Rumah Bebek, siapa yang bakal kira kalau itu adalah film horror?!" Oceh (y/n) tidak terima.

"Ya ga salah, rumahnya memang penuh dengan mainan bebek karet" Megumi kembali menyesap minumannya.

(Y/n) membenamkan wajahnya di atas meja, menghela nafas dengan kasar. "Megumi... "

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang