Episode 23

2.4K 328 86
                                        

EP 23
.
.
.
Seorang laki laki jangkung dengan surai seputih salju, berjalan berdampingan dengan pria bersurai gelap di dalam hutan.

Sambil memainkan rambutnya, "Aku masih tidak paham, kenapa paman bisa mencintai seorang kutukan, paman jadi..diusir.." Ucap Gojou.

Akihiro tersenyum lebar hingga kedua matanya hampir tertutup sepenuhnya, "Satoru, mencintai seorang kutukan memanglah pelanggaran terbesar dan tak termaafkan untuk seorang shaman..sudah sepantasnya ia diusir dari kalangan shaman"

Gojou menghentikan langkahnya, "Kalau begitu kenapa paman melanggarnya?!"

Akihiro juga menghentikan langkahnya dan membalikkan wajahnya, "Cinta itu kurang ajar, datang tiba tiba tanpa aba aba dan merasuki hati begitu saja.."
Gojou terdiam mendengar itu.

"Disaat aku tanpa sadar membunuh saudara saudara ku sendiri untuk melindungi Yuki disaat itulah aku sadar, aku telah jatuh cinta padanya..dan aku akan melakukan apapun untuk melindunginya"

"Tapi..kenapa harus..kutukan.." Gojou menundukkan kepalanya. Akihiro mendekat dan mengusap pucuk kepala Gojou. "Cinta itu buta, Satoru..yang kucintai bukanlah dia yang sebagai seorang kutukan, tapi jiwanya..jiwa kita telah terikat satu sama lain..saat kau sudah cukup besar kau pasti paham maksud ku"

Gojou sangat menghormati Akihiro, semua tau itu, tapi dikala ia mendapatkan kabar bahwa sang paman mengkhianati klannya sendiri demi seorang kutukan, hatinya kecewa dengan keputusan pamannya.

Tapi setelah mendengar penjelasan Akihiro, Gojou justru terdiam. Ia masih terlalu dini untuk memahami hal hal asmara. Pada akhirnya, ia bertekad untuk memahami semua yang Akihiro jelaskan padanya. Mendekati diri ke keluarga kecil yang baru saja dibangun.

Sampai pada akhirnya, pembantaian pun terjadi, begitu banyak jasad jasad yang berserakan,Gojou menatap kosong ke jasad Akihiro yang mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan sang istri dan anak. Shoko menggeleng kepalanya setelah mengecek keadaan Akihiro.

"Satoru, lebih baik kita cepat mencari Yuki dan (y/n)!" Usul Geto.

"Terlambat...paman...maaf.." Lirih Gojou, lalu mengubur jasad sang paman dan pergi menyusul Yuki, berharap keduanya masih dalam kondisi hidup.

"Sama.." Gojou hanya menemukan yukata milik Yuki yang sudah terkoyak, kaki jenjangnya ia tekuk, menyentuh yukata itu, satu satunya yang bisa ia rasakan hanyalah sisa sisa aura dari jiwa Yuki yang perlahan menghilang.
"Jadi begini ya akhirnya..."

Mendongak kepalanya keatas menahan kesedihan yang amat dalam. Geto menepuk pelan pundak Gojou.

Geto dan Shoko, walau baru berapa bulan ia bertemu dengan keluarga kecil itu, tapi keduanya dapat merasakan kehangatan dari keluarga itu. Sepertinya hanya mereka bertiga yang akan menangisi kepergian keluarga kecil itu.
.
.
.
"Sensei, Gojou sensei bangun!" Yuuji menepuk pelan pipi Gojou berkali kali, memaksa pria bersurai salju itu membuka matanya.

"Yuuji? Ada apa?" Gojou membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
'Mimpi ya..'

"Sensei, bukankah sudah saatnya Sensei menjemput (y/n)? Kita akan latihan bukan? Sudah berapa hari aku tidak bertemu dengannya, kangen" Ucap Yuuji dalam sekali tarikan nafas.

Gojou menguap sembari memasang kembali penutup matanya, "Ah iya..tunggulah, aku akan menjemputnya"

"Ha'i!"
.
.
.
Tubuh mungil (y/n)  di hantam ke tanah berkali kali oleh Maki, sejak pagi dirinya sudah sangat tidak fokus.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak fokus?" Tanya Maki, mengulurkan tangannya untuk membantu (y/n) bangun dari tempatnya.

"Ah..tidak fokus..." (Y/n) mendadak linglung, tiba tiba memori tentang kemarin terlintas kembali di otaknya.

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang