EP 24
.
.
"Dia menatap dadaku dengan mesum!"#BUAGH
Seorang remaja dengan poni yang menutup sebelah matanya, dipukul hingga punggungnya menabrak pagar pembatas.
"Punya Tsubasa memang gede, jadi saat lari boing boing gitu deh, haha"
"Aku mengerti perasaan mu kok Yoshino, haha"
Sambil memegang pipinya yang dipukul tadi, kepalanya mendongak, menatap tajam orang orang seumuran dengannya yang sedang tertawa meremehkan.
'Meski ada tombol kematian untuk orang yang ku benci sekali pun, mungkin tidak akan ku tekan...tapi jika ada tombol yang dapat membuat mati semua orang yang membenciku, maka tak akan ragu ku tekan'
.
.
"Permisi" Panggil Yoshino kepada mbak kasir bioskop, namun tidak digubris."Permisi" Panggilnya lagi lebih kencang, namun hasilnya sama saja.
"Permisi!" Kali ini sama juga, bedanya pake tanda seru doang.
"Oh?" Akhirnya mbak kasir itu menyadari keberadaan Yoshino.
"Tiket satu orang dewasa, film Manusia Cacing Tanah" Ujar Yoshino sembari tersenyum ramah.
"1800 yen" Ucap mbak kasir itu dengan jutek.
"Ah baik" Yoshino pun memberikan uangnya dan mengambil tiketnya kemudian masuk ke dalam bioskop.
Sepanjang film, Yoshino kurang fokus dengan filmnya dikarenakan sekelompok remaja SMA begitu berisik.
'Parah..siswa SMA bolos sekolah dan pergi menonton bioskop? Meski aku juga begitu sih...benar benar parah, aku sama sekali tidak bisa mendengarkan suara filmnya, meski beda beda, ada aja ya orang seperti mereka..'
Yoshino semakin mengerutkan keningnya, telinganya menangkap suara deringan ponsel. 'Matikan ponselnya!'
Di belakang ketiganya, muncul Mahito yang tersenyum lebar sambil mendekati ketiga remaja itu.
"Kalian ini...harus menjaga sopan santun loh" Mahito menyentuh wajah remaja yang sedang menelpon itu, detik berikutnya wajahnya langsung berubah menjadi bentuk yang tidak beraturan.
Yoshino melihat semua itu dari belakang, merasa bingung karena keadaan tiba tiba menjadi hening.
Ketika film itu sudah selesai, Yoshino menghampiri tempat duduk ketiga remaja yang berisik tadi.
Perubahan bentuk tubuh dari ketiga remaja itu serta darah yang berlumuran membuat Yoshino terdiam kaget.
"A-apa apaan ini?!..ah!" Dirinya teringat dengan Mahito.
Langsung saja ia berlari keluar,berniat untuk mengejar Mahito.
--
"Kalau memang aku yang melakukannya, kau mau apa?" Tanya Mahito tak terlepas dari senyuman yang dia pasang di wajahnya sejak tadi. "Mau protes? Memangnya bagimu mereka adalah orang yang istimewa?"
Ketika ia mendengar pertanyaan dari Mahito, dirinya kembali teringat perlakuan perlakuan kejam dari orang orang yang bahkan tak layak dianggap teman itu. Membulatkan matanya hingga muncul urat urat merah kecil. "Bisakah aku...melakukan hal yang sama?"
.
.
Nanami, Yuuji dan (y/n) sudah berada di dalam bioskop, gerbang masuk keluarnya sudah di segel oleh para polisi."Kalian bisa lihat?" Nanami menunjuk kearah pintu keluar. "Inilah residu energi kutukan"
"Tidak, aku tidak bisa melihatnya" Ucap Yuuji.
"Bagaimana dengan kau, (y/n)?" Pandangan Nanami beralih ke (y/n).
Mata (y/n) terfokus ke lantai menuju pintu keluar itu, tangannya menunjuk kearah yang sama dengan pandangannya. "Samar.., aku bisa melihatnya samar samar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Destiny
AcciónBisakah kamu bayangkan kalau hidupmu yang aman tentram dan damai, berubah dalam sekejap hanya karena ketiduran disekolah??? . . . "Kamu adalah gadis yang unik, masuklah ke smk jujutsu!" Tawar seorang pria aneh berambut putih dan memakai penutup muka...