Episode 18

2.7K 427 30
                                        

EP 18
.
.
.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok (y/n) dengan mata pandanya, yang menunjukan bahwa kemarin malam ia tidak bisa tidur hingga larut.

Setiap ia memejamkan matanya, ia selalu teringat kembali pengakuan Megumi. Tangannya menepuk pipinya berkali kali hingga merah.

'Akhhh, kenapa aku yang malu sih?!'

Kemarin malam, Megumi langsung menarik tangan (y/n), membimbingnya hingga sampai di depan pintu kamarnya.

"Masuk lah dan istirahat, besok kita masih harus bangun pagi untuk latihan" Ujar Megumi,mengusap pelan tengkuknya tanpa berani menatap (y/n). (Y/n) dengan malu malu mengiyakan perintah Megumi.

"K-kalau begitu, s-selamat malam!" Langsung saja (y/n) membanting pintunya.

(Y/n) terduduk sambil bersender di depan pintu. Kedua tangannya menutup wajah memerahnya.

'Kenapa bisa begini..pertama Gojou sensei, sekarang Megumi...'

"Hah...ini pasti mimpi ini pasti mimpi, kalau aku tidur mungkin aku akan langsung terbangun di dunia nyata haha.." Gumam (y/n) tertawa pelan, ia bangun dari tempatnya kemudian langsung pergi tiduran di kasurnya tanpa mandi lebih dulu.

Kita kembali lagi ke sekarang.

(Y/n) terus melamun,memikirkan kejadian kemarin.'Itu secara ga langsung sedang menyatakan perasaan kan?'

Bahkan ia sampai tidak sadar air panas yang ia tuang ke gelasnya sudah penuh dan mulai tumpah kemana mana.

"Ah panas!" Peliknya kaget dan langsung melepaskan gelas kaca dari tangannya.

#PRANGG

Alhasil gelasnya pecah, (y/n) mengacak rambutnya frustasi. Tiba tiba ada suara ketukan dari pintu, terdengar seperti sangat buru buru, (y/n) takut ada sesuatu yang penting, langsung saja ia membuka pintunya tanpa peduli serpihan serpihan kaca di belakangnya.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang Megumi yang terlihat sedikit khawatir.

"E-EH?! Me-Me-Megumi!" Panggil (y/n) gugup. Megumi melihat tangan (y/n) yang mulai melepuh akibat terkena air panas itu sontak mendorong (y/n) masuk.

"Apa yang kau lakukan, kenapa ceroboh sek--" Baru selangkah ia masuk, ia kembali mendapati serpihan kaca di lantai, dengan sigap kembali menarik (y/n) ke belakangnya.

"Sebenarnya kenapa ini?!" Megumi menaruh barang yang ia bawa tadi di sembarang tempat dan menarik (y/n) ke wastafel dengan hati hati agar tidak terinjak.

Air keran dibuka dan membiarkan air dingin mengalir ke tangan (y/n) yang sudah mulai melepuh itu. Sesekali Megumi mengoceh saat menggulungkan tangan (y/n) dengan kain bersih.

(Y/n) diminta untuk duduk di tepi kasurnya dan membiarkan Megumi membersihkan serpihan serpihan kaca itu.

Jujur, otak (y/n) memang sedikit lemot, ia masih mencerna perilaku Megumi barusan.

Setelah selesai membersihkan serpihan kacanya, Megumi berjalan mendekati (y/n), lalu berjongkok, "Perlihatkan tangan mu"

Dengan reflek (y/n) mengulurkan tangannya, membiarkan Megumi memeriksa tangannya.

Megumi membuka balutan kain itu, betapa terkejutnya tangan (y/n) sama sekali tidak memerah atau pun ada luka bakar lainnya, benar benar bersih. Dengan cepat ia menarik tangan (y/n) yang satu lagi, memeriksanya dan hasilnya sama.

"Apa tadi kau menggunakan teknik pembalik?" Tanya Megumi mengadah keatas menatap (y/n).

(Y/n) mengerjapkan matanya lalu menggeleng pelan, "Tidak"

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang