Episode 8

4.1K 643 101
                                        

EP 8
.
.
Cuaca hari ini bisa dibilang buruk, hujan deras mengguyur kota Tokyo. Keempat murid kelas satu SMK Jujutsu sedang berkumpul di Pusat Rehabilitasi Remaja Eishuu.

"Mado kita mengonfirmasikan janin terkutuk itu tiga jam yang lalu, saat 90% warga telah dievakuasi, TKP pun ditutup. Warga dalam radius 500 meter pun telah diungsikan." Jelas Ijichi kepada mereka berempat. Yuuji mengangkat tangannya.

"Pak Ijichi, saya mau tanya, mado itu apa?" Tanya Yuuji.

"Mado adalah petugas SMK Jujutsu yang bisa melihat kutukan, tapi mereka bukan penyihir."

"Begitu ya.."

"Ku lanjutkan ya, tahanan ada di blok 2, saat ini ada 5 tahanan yang tertinggal di dalam sana bersama janin terkutuk, andai janin terkutuk ini adalah tipe kutukan yang mampu berubah, diperkirakan kutukan ini bisa menjadi roh kutukan tingkat tinggi." Lanjut Ijichi menjelaskan kondisi didalam pusat rehabilitasi remaja Eishuu.

"Oi oi, aku masih tidak paham tingkat tinggi ini sih" Ucap Yuuji. Membuat ketiga temannya menghela nafas pelan.

"(Y/n), memangnya kamu ngerti?" Mendengar pertanyaan itu,(Y/n) menoleh ke Yuuji.

"Yah, sedikit sih, kemarin aku ada baca baca buku tentang kutukan di perpustakaan sekolah sih.." Jawab (y/n) sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Kalau begitu, akan ku jelaskan sampai orang bodoh pun paham" Ijichi pun mengeluarkan sebatang tongkat kayu yang entah dari mana asalnya.

"Pertama, tingkat 4, memakai pemukul saja sudah cukup, tingkat 3, asal punya pistol, kamu tidak perlu khawatir, tingkat 2, shotgun hampir tidak memadai, tingkat 1, bahkan tank pun tidak cukup, lalu tingkat tinggi, membombardirnya saja tidak cukup." Sekian dari penjelasan Ijichi.

"Kalau begitu bahaya dong!?" Heboh Yuuji.

"Biasanya roh terkutuk hanya akan di hadapi oleh penyihir jujutsu yang setingkat dengannya, seperti kasus ini, Gojou sensei yang akan melawannya." Jelas Megumi.

"Begitu ya..jadi mana Gojou sensei?" Tanya Yuuji celingak celinguk mencari keberadaan Gojou.

"Sedang ada urusan kerja" Jawab singkat Megumi.

"Oh?"

"Sejak awal, dia itu bukan orang yang seharusnya buang buang waktu disekolah loh." Ucap Megumi.

"Tapi kenapa harus kita..?" (Y/n) yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Sayang sekali, tapi kita memang kekurangan pekerja, kalian akan sering menerima misi yang di luar kemampuan kalian.." Ijichi berhenti sebentar lalu membenarkan kacamatanya. "Hanya saja, kali ini kasus darurat dan tidak wajar, bagaimana pun juga kalian tidak boleh bertarung, pilihan kalian saat bertemu dengan kutukan tingkat khusus hanya lah kabur atau mati." Peringat Ijichi. Nobara, Yuuji, dan (y/n) tersentak mendengarnya.

"Turuti lah rasa takut kalian, jangan lupa bahwa misi kalian adalah memastikan keselamatan warga.-" Ucapan Ijichi terpotong oleh seorang wanita paruh baya.

"Ano maaf! Dimana Tadashi?" Wanita paruh baya ini ingin menerobos masuk, tapi masih bisa ditahan oleh penjaga di sana.

"Apa putra ku Tadashi baik baik saja?" Raut muka Yuuji dan (y/n) menjadi sedih. (Y/n) merasa sesak di dadanya saat mendengar nada khawatir dari wanita itu. Andai ibunya tidak membuang (y/n), apa (y/n) akan merasakan rasanya dikhawatirkan oleh seorang ibu? Satu satunya yang dia ingat hanyalah saat dia membuka matanya, dia sudah berada di depan pintu panti asuhan, kalau bukan di buang lantas apa alasannya ia bisa disana?

Ijichi pun berjalan dan menutupi arah pandangan Yuuji dan (y/n).

"Tolong menjauhlah, ada kemungkinan ada yang menyebarkan gas beracun disana. Saat ini kami tidak bisa menjelaskannya lebih jauh."

Cursed DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang