Kisah lampau 🎬

14 4 0
                                    

Hai hai balik lagi di cerita ini
Gimana gimana?
Siap baca?
Siap dong
Selamat membaca🤗

.

.

.

Ravin keluar dari kamar Rani di rawat, menyuruh mereka berdua untuk masuk ke dalam ruangan.

Mereka pun segera masuk dengan cepat, Taufiq tiba-tiba langsung memeluk Rani sambil menangis.

"Rani, akhirnya lo bangun juga. Gue panik, seakan-akan ga punya belahan hidup lagi. Lo jahat sama gue." celoteh Taufiq.

Rani melepaskan pelukan Taufiq dari dirinya dan menghapus air matanya yang menetes.

"Oh iya, se-inget aku mama kamu pernah bilang, deh, kalo mama kamu dukung aku sama kamu. Terus kapan kamu mau halalin aku, Fiq?" Rani tersenyum lebar.

Taufiq kaget dengan perkataan Rani yang begitu intens dan to the point. Taufiq terkekeh sebentar sebelum menjawab pertanyaan tersebut, "mau aku halalin?"

Rani hanya tersenyum dan mengangguk. "Kalo kamu udah pulang dari rumah sakit, nanti kita tunangan, ya," hanya satu kalimat yang dilontarkan Taufiq membuat pipi Rani memerah.

Taufiq sangat senang tentu saja, ia masih merasakan hal mengganjal tentunya. Tentang Ziwi. Itu selalu menghantui pikiran Taufiq.

Ziwi yang berniat untuk menjenguk Rani hanya memasang wajah tidak rela. Tapi ia seperti orang yang sudah pasrah, ia merasa udah tidak memiliki perasaan yang sama lagi kepada Taufiq sekarang, sepertinya.

*******

Ziwi sedang perjalanan pulang dari mall, tak sengaja ia mendengar beberapa ceramah.

Ziwi sebenernya enggan mendatangi tempat-tempat seperti itu, tapi hatinya goyah dan masuk ke pengajian tersebut.

Tiba-tiba sudah sampai sesi pertanyaan. Di situ lah ada seorang wanita menggunakan cadar bertanya kepada seorang ustadz tersebut.

Ziwi tidak terlalu paham dengan pertanyaan yang perempuan itu ajukan, tapi Ziwi menangkap inti dari pertanyaan tersebut.

"Afwan ustadz, ana mau bertanya. Kalo ada seorang wanita yang membenci wanita lain karena menyukai laki-laki yang sama, lalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik untuk menghilangkan wanita yang di benci hukumnya apa, ya? Syukron."

Kurang lebih seperti itulah yang Ziwi tangkap dari pertanyaan itu. Hati Ziwi meleleh mendengarnya, ia tau selama ini ia membenci kembarannya sendiri hanya karena menyukai laki-laki yang sama.

Ustadz tersebut menjawab pertanyaan wanita itu, "jika kamu merasa kamu tidak benar-benar mencintai laki-laki tersebut lebih baik jangan membenci wanita yang mencintai laki-laki itu, karena bisa saja ia lebih banyak cintanya daripada kamu. Dari Anas r.a., bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, saling belakang-membelakangi dan saling putus-memutuskan - ikatan persahabatan atau kekeluargaan - dan jadilah engkau semua hai namba-
hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidaklah halal bagi seseorang Muslim kalau ia meninggalkan - yakni tidak menyapa - saudaranya lebih dari tiga hari." (Muttafaq 'alaih)."

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang