Resepsi? 🎬

17 3 0
                                    

Note!!

Ada beberapa adegan yang sedikit kurang pantas, mohon bijak dalam membaca!!

Jangan dibayangin ya gais kalo belum sah xixixi

Dosa ditanggung masing-masing!

Terima kasih....

*******

"Kamu jadi mau ngebuat resepsi, m-mas?" tanya Rani dengan ragu-ragu saat mengganti panggilan dia ke Taufiq.

"Heem, jadi. Memangnya kamu ga mau?"

"E-eh... bukan seperti itu maksudku," kaget Rani.

"Sudah diputuskan berarti. Nanti kita akan mengadakan resepsi." Rani hanya mengangguk malu-malu.

Jujur saja, sekarang pipinya sangatlah merah karena dia masih tidak menyangka mendapatkan pujaan hatinya.

Ia masih tak menyangka bisa hidup berdampingan seperti ini, benar-benar skenario tuhan adalah yang terbaik dari yang paling baik.

*******

Dan jadilah sekarang mereka sedang sibuk-sibuknya. Sibuk mempersiapkan acara untuk mereka resepsi nanti.

Mereka mempersiapkan undangan resepsi, souvernir, catering, desain tempatnya, gedungnya, view tempatnya.

Dan yang terakhir pastinya siapa saja yang diundang. Rani sedang memegang buku dan juga penanya di atas kasur sambil memikirkan siapa saja nanti yang ia undang.

Tapi tak bisa, ia tak bisa memikirkannya. Pikirannya kosong dan buntu, "huh? Bagaimana ini?" keluhnya.

Taufiq yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar dipinggangnya dengan artian kalau dia baru saja selesai mandi.

Melihat Rani yang kebingungan ia mengurungkan niatnya saat ingin memakai bajunya. Ia datang dan duduk di sebelah Rani. "Kamu kenapa dari tadi kepalanya dipukul terus?"

"Ini loh, bingung siapa aja yang mau aku undang."

Rani masih belum menyadari jika suaminya masih hanya menggunakan handuk.

Rani melirik ke arah samping, terpampanglah wajah tampan suaminya sehabis mandi.

"Kamu keramas?" Taufiq mengangguk.

"Kepalaku udah gatel ga keramas." Rani menyisirkan rambut suaminya dengan tangannya membuat suaminya yang lebih tinggi menunduk dan menyenderkan kepalanya dipundak Sang Istri.

"Kamu belum pake baju, iih! Pake dulu sana!" titah Rani. Taufiq memandang Rani dengan tatapan jahil.

"Kenapa emangnya? Malu?" godanya sambil mencoel-coel dagu Rani, Rani yang sedari tadi sudah mengalihkan pandangannya menyembunyikan pipinya yang merah.

Yang ga pake baju siapa yang malu juga siapa.

"Ciee, pipinya merah tuh." masih menggoda Rani.

"Pake baju atau tidur diluar?" geram Rani. Ah, ia sudah tak kuat. Pipinya makin memerah saja.

"Punya suami gini banget."

*******

Selesai dengan permasalahan baju dan baju, kini mereka kembali pada permasalahan utama.

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang