Rani sedang ada di salah satu ruangan dengan baju yang ia beli bersama kedua keluarga.
Ia mengenakan baju tersebut dan sedang di make up oleh penata rias yang sudah di pesan dari kemarin-kemarin.
Naura, Meyca, dan Kiran masuk ke ruangan tersebut melihat Rani yang sedang ditata keseluruhan tubuhnya.
"Cieee udah mau sah bentar lagi," ledek Kiran kepada Rani. Rani hanya tersenyum menanggapi.
Kondisi di luar saat ini sangatlah berisik. Dan rata-rata lebih banyak laki-laki yang ingin melihat acara ijab kabulnya.
"Gimana perasaanmu sekarang?" tanya Harris. Taufiq melirik ke arah Harris dengan tatapan sayu.
"Gugup banget, Yah. Keringet dingin terus daritadi."
Jawaban dari anaknya membuat Harris terkekeh geli. Taufiq melihat tangannya bercucuran keringat banyak saking gugupnya dia sekarang.
"Gapapa. Cuma sekali, kok. Ayah dulu juga ngerasain gimana gugupnya." Taufiq tersenyum mendengar penuturan Ayahnya.
Iya ini hanya sekali, ia tak mau melakukannya lagi selain dengan Rani. Karena ia cuma suka sama Rani.
"Bagaimana ananda Taufiq, apakah sudah siap untuk melakukan ijab kabul?" tanya penghulu tersebut.
"Insya allah siap," tegas Taufiq.
"Baiklah, mari kita mulai." sambut penghulu tersebut. "Silakan jabat tangan dengan Ayahanda dari mempelai wanita," lanjut penghulu.
"Ananda Taufiq Kalandra bin Harris Rafasya Addar saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Qirani Naura Wajdi dengan maskawin berupa hafalan surat Ar-rahman, emas 100 gr, dan alat sholat dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya, Qirani Naura Wajdi dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah," lalu semuanya berdoa untuk pengantin baru tersebut.
Semua kegugupan yang dirasa hilang sudah. Berasa beban dipundak sudah berkurang satu sekarang.
Rani dan para perempuan lain yang ada di kamar atas pun langsung mengucap syukur mendengar ucapan 'sah' di lantai bawah.
"Jangan lupa nanti bacaan Ar-rahmannya." Harris mengingatkan. Taufiq hanya mengangguk saja.
"Ayo, Ran. Kita turun ke bawah." ajak semua yang ada di ruangan tersebut. Rani perlahan bangkit lalu turun ke bawah menemui suaminya.
Ah, sekarang status mereka sudah berubah. Jangan lupakan hal tersebut.
"Silakan salim kepada suamimu, Rani." tutur Rizki-Ayah dari Rani. Rani mengangguk malu-malu lalu mengulurkan tangannya untuk salim kepada teman hidupnya kelak.
Setelah Rani mencium tangan Taufiq, Taufiq pun mencium kening Rani sambil memegang ubun-ubun Rani dan membacakan doa setelah pernikahan.
Bisa dikatakan sekarang pipi Rani sudahlah semakin memerah malu, dia salah tingkah dengan tingkah laku Taufiq yang tertuju padanya.
Taufiq terkekeh melihat semburat merah di pipi Rani lalu mengelus puncak hijab Rani pelan.
Taufiq membacakan hafalan surat Ar-rahman dari awal sampai akhir. Rani yang matanya sudah berkaca-kaca saat mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an.
Semua masih terlihat dan terekam di mata dan kepala Taufiq. Setelah Taufiq selesai membacakan surat Ar-rahman, Rani langsung berhambur ke pelukan Taufiq dan menangis tersedu-sedu di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/230269991-288-k161180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANANKU [On Going]
Teen FictionTanda "🎬" mengartikan bahwa bab tersebut telah di revisi. 18+ [Slow update] Blurb: Hijrah bukanlah satu hal yang mudah dijalani terutama pada Qirani Naura Wajdi anak dari ibunda Naura dan ayahanda Rizki. Memiliki satu Kaka kembarnya yang sangat me...