Hai Gais..
Balik lagi, nih, aduh udah lama hiatus
Ceritanya bakal ngalir aja ges
Soalnya catetan tentang sifat mereka ilang
Jalan ceritanya juga ilang
Ke sininya akan beneran ngalir senyambungnya aja sama ceritanya
Gomenasai
.
.
.
Selamat membaca❤️
🐣🐣🐣"Lo seriusan, Vin?"
"Kayanya, sih, emang darurat. Kita harus pergi sekarang! Ada GPS-nya, ga?"
Gio dengan tangan gemetar panik langsung mencari cari GPS dari kalung yang ia pakai, mencari posisi Rani saat ini.
"Rani ga ada di dalam sekolah, Vin!!" Teriak Gio panik.
"Itu lagi di bawa ke mana si Rani??" Tanya Taufiq yang tiba-tiba datang dari belakang.
"Itu berhenti di rumah sakit, Vin!! Ayok ke sana!!" Gio pun langsung lari ke parkiran di ikuti oleh Taufiq dan juga Ravin.
"Adek lo punya masalah apa lagi, sih, Yo?" Ravin sudah terlalu gemas dengan Rani yang selalu pergi membuat cemas.
"Mana gue tau."
______
Disisi lain ...
"Dok!! Tolong UGD. Pasien darurat!!"
Kiran panik apa yang akan terjadi kepada Rani. Kiran rasanya ingin menjerit kepada dunia.
"Mama! Rani bisa selamat, kan?" Tanya Kiran sambil menangis. Sang Mama hanya memeluk Kiran sambil mengelus-elus puncak kepala Kiran.
"Yakinlah, Rani akan baik-baik saja." Kiran mengangguk paham dan tetap menangis di pelukan hangat mamanya.
Tak lama trio laki-laki itu sampai di ruangan Rani, Gio melihat Kiran dan mamanya yang sedang berpelukan.
"Kiran!! Rani kenapa, Ki?" Tanya Gio. Kiran menggelengkan kepalanya mengartikan bahwa ia tidak tahu apa yang terjadi.
"Jelasin maksud lo, Ki!!" Ucap Gio dengan nada yang sedikit tinggi. Kiran tahu Gio pun panik, akhirnya Kiran pun menarik napas dalam untuk menceritakan ceritanya kepada Gio.
"Jadi ceritanya seperti itu, kak. Dan dia udah ada di ruangan itu belum keluar juga, Kiran panik, kak!"
Gio pun mondar-mandir di depan pintu UGD karena panik. Sudah satu setengah jam berlalu tetapi pintu belum terbuka sedikit pun.
Pintu ruangan terbuka keluarlah dokter dari dalam ruangan dan mencari siapa keluarga Rani.
"Saya keluarganya, dok!" Gio pun mengikuti dokternya pergi ke ruangannya.
Taufiq yang memaksa akhirnya ikut masuk ke dalam ruangan dokter itu. "Penyakit asma pasien kambuh, dek. Apa ia punya riwayat asma?"
"Terakhir dia pingsan terus di bawa ke rumah sakit katanya dia terkena penyakit asma, dok."
"Kalau ingin sembuh ia harus dijaga supaya penyakitnya tidak sering kambuh lagi, dek. Takutnya menjadi lebih parah."
"Baik, dok."
Taufiq yang mendengar perbincangan Gio dan dokter tersebut pun kaget, bagaimana bisa??
Tiba-tiba dada Taufiq pun sakit mendengarnya, seperti tertusuk jarum dan hingga tersisa luka tak berdarah.
Ia sedih tentu saja, Rani adalah satu-satunya pujaan hatinya. Setelah pulang dari rumah sakit Taufiq menjadi pendiam dan bahkan tidak napsu makan.
"Kamu kenapa, Fiq?" Tanya Sang Mama. Taufiq masih memakan makanannya dengan tidak napsu.
![](https://img.wattpad.com/cover/230269991-288-k161180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANANKU [On Going]
Fiksi RemajaTanda "🎬" mengartikan bahwa bab tersebut telah di revisi. 18+ [Slow update] Blurb: Hijrah bukanlah satu hal yang mudah dijalani terutama pada Qirani Naura Wajdi anak dari ibunda Naura dan ayahanda Rizki. Memiliki satu Kaka kembarnya yang sangat me...