Rani turun ke bawah untuk mengambil segelas air minum di dapur, karena ia merasa haus sekali.
Setelah minum, Rani duduk di bangku meja makan dan memikirkan harus memasak makanan apa untuk hari ini.
Tak lama kemudian ia merasakan kontraksi yang begitu hebat di perutnya, ia tak bisa apa apa lagi selain merintih keras karena kesakitan.
"AAAARRRRGGGHHHH... SAKIT!" Rani teriak meronta-ronta tak sanggup dengan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.
Semua yang ada di ruangan pun keluar dan mencari Rani, kemudian mereka panik karena melihat tanda-tanda Rani akan segera melahirkan.
"Taufiq bawa peralatan Rani sekarang! Rani mau lahiran!!" Teriak sang mama dari lantai bawah dan diangguki oleh Taufiq.
Setelah itu, Rani digendong oleh Taufiq menuju mobil. Taufiq memegang tangan Rani untuk menenangkannya.
"Tenang sayang tenang, aku tau pasti sakit. Sabar ya, sebentar lagi sampai rumah sakit."
Rani yang tak kuat menjawab karena sakit yang di alaminya hanya mengangguk saja apa yang di ucapkan Taufiq.
Harris-Ayah dari Taufiq yang membawa mobil dengan kecepatan lumayan tinggi. Taufiq memberikan ketenangan kepada istrinya dengan cara ia bersholawat.
Rani merasa ia lebih tenang saat mendengar sholawat dari suaminya. Ia berusaha kuat untuk menahan rasa sakit ini sampai tiba nanti di rumah sakit terdekat.
Peluh membasahi wajah cantik Rani yang sedang menahan sakit kontraksi perut karena akan segera melahirkan.
"Mas, masih lama? Sakit sekali."
Rani meremas tangan suaminya untuk melampiaskan rasa sakitnya. Taufiq terus menenangkan istrinya, "tahan, ya, sayang. Kalo aku bisa transfer rasa sakit yang kamu rasa aku mau untuk di transfer ke aku aja rasa sakitnya. Aku tidak tega liat kamu merasakan sakit seperti ini."
*********
"Fiq, kamu merasa aneh, ga, sih?" Harris menanyakan hal tersebut kepada anak laki-laki satu-satunya itu.
"Kenapa emang, Yah?" Balas Taufiq yang baru saja duduk di bangku samping sang ayah karena Rani sudah di bawa masuk untuk di periksa terlebih dahulu.
"Usia kehamilan Rani belum sampai 9 bulan. Tetapi sudah mau lahiran dan perutnya lebih besar dari ukuran hamil biasanya."
Taufiq tertawa mendengar sang ayah keheranan karena mereka berdua berusaha menyembunyikannya.
"Nanti ayah liat sendiri saja, ya."
Harris semakin di buat heran oleh anaknya ini yang sudah bermain rahasia dengannya.
"Baiklah."
*********
Pintu ruang bersalin yang ditempati Rani terbuka, keluarlah seorang suster yang memberitahu Taufiq untuk menemani istrinya lahiran.
"Triplet bentar lagi keluar dari sini." Rani berbicara sembari mengelus perutnya, tiba tiba ia merasa kontraksinya datang lagi.
"Sebentar lagi sudah pembukaan terakhir, Bu, tolong di persiapkan tenaganya, ya, Bu."
Taufiq memegang tangan Rani, menguatkan istrinya supaya bertahan.
Sambil menunggu pembukaan terakhir supaya bayi yang di dalam perut bisa keluar, Taufiq tak bosan bosan menyemangati istrinya.
"Semangat, ya, istriku. Calon Ibu dari anak anakku."
Rani rasanya ingin tertawa karena ia tidak pernah mendengar suaminya berbicara dengan nada nada puitis. Ia merasa seperti bukan suaminya jika ia berbicara seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANANKU [On Going]
Fiksi RemajaTanda "🎬" mengartikan bahwa bab tersebut telah di revisi. 18+ [Slow update] Blurb: Hijrah bukanlah satu hal yang mudah dijalani terutama pada Qirani Naura Wajdi anak dari ibunda Naura dan ayahanda Rizki. Memiliki satu Kaka kembarnya yang sangat me...