bibit kebencian 🎬

34 6 0
                                    

Heyyo gais ... Gimana kabar kalian semua??
Semoga baik ya, langsung yuk ke bab 7




🐣🐣🐣

Duel antara Ravin dan Taufiq sangat sengit. Skor mereka sama, yang memenangkan satu kali gol lagi ke ring dia yang menang.

Mereka saling rebutan bola satu sama lain, saling mengecoh. Dan untuk itu Taufiq lah yang menang karena berhasil memasukkan bola ke ring terakhir.

Mereka berdua sama sama kelelahan dan rebahan di tengah lapangan. "Ah, skill lo nambah juga ternyata," ucap Ravin sambil terkekeh.

Taufiq tersenyum simpul, mereka menikmati angin yang lewat. Sayangnya angin hanya lewat dan tidak menetap, seperti dia yang numpang mampir.

"Kapan kapan kita taruhan, yuk, Fiq!" tantang Ravin pada Taufiq.

"Taruhan tentang?" tanya Taufiq.

"Rani."

Taufiq membeku mendengar ucapan Ravin, bagaimana bisa dia mengikhlaskan Rani ke Ravin.

"Bagaimana, Fiq? Bukan nya lo ga suka kan ama dia? Pasti lo bakal ngalah sama gue, dong."

'shit!' batin Taufiq.

"Ah, okay kita taruhan. Tapi gue ga bakal ngalah. Gue bakal nunjukin skill gue," Taufiq tersenyum.

Ravin mengikuti kalimat Taufiq, "gue juga ga bakal mau kalah."

Mereka janji jika Gio udah masuk ke sekolah mereka akan mulai taruhan. Di lapangan basket kosong ini, hanya berdua.

🐣🐣🐣

Ziwi mempunyai niat menjenguk Rani, karena kata ibunya Rani mau mencoba bunuh diri. Rasanya dia ingin menjewer kuping adeknya yang nakal itu.

Saat dia ingin masuk ke ruangan Rani, ia melihat ada Gio di dalam sedang berbicara dengan Rani.

Ziwi mendengar Rani bingung mau naklukin Taufiq menggunakan cara apalagi agar Taufiq melihat ke arah dirinya.

Bibit bibit benci mulai muncul dari dalam diri Ziwi, bagaimana bisa adik kembarnya ingin merebut Taufiq dari dirinya??

'ga akan gue biarkan Rani merebut Taufiq dari gue!! Ga akan!! Dasar adik picik!!' batin Ziwi.

Ziwi menunggu di depan hingga mereka selesai mengobrol, Ziwi memasuki ruangan dengan membawa buket makanan ringan dan buket bunga.

Ziwi menjewer telinga Rani, "ampun ka ampun." Ziwi menatap Rani tak percaya apa yang dia lakuin hingga senekat itu.

"Punya adik gila banget, dah tau bunuh diri bahayain diri sendiri. Tapi tetep aja tuh nekat." Ziwi mengomel kepada Rani.

Walaupun di dalam dirinya menyimpan rasa kebencian karena Taufiqnya ingin di rebut.

Tapi, dia masih punya sedikit empati sebagai kakak. Sedikit ya gais.

🐣🐣🐣

"Pulang bareng?" tanya Taufiq. Ravin mengangguk dan menaiki motor Taufiq.

Mereka pulang ke rumah Taufiq, pasalnya Ravin di usir dari rumah. Karena beberapa hari lalu orang tuanya kecelakaan dan rumah dikuasai oleh paman dan tantenya.

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang