Hai i'm back
•
•
•
•
🐣🐣🐣Hari terus berlalu, kebencian Ziwi semakin meningkat. Terutama karena alasan jika guru menghukumnya karena menyebabkan rumor hoax tentang Rani.
Ziwi marah semarah-marahnya. Dia selalu mempunyai ide ide brilian lainnya untuk menjatuhkan musuhnya.
Hari ini ia mencoba membaiki Rani, dia tau kelemahan Rani adalah memiliki sifat simpatik.
Dia menyusun rencana untuk menipu Rani, dia memikirkan cara yang paling cocok untuk itu.
Ziwi mengajak Rani berangkat ke sekolah bersama, hanya hari ini saja. Dia mencoba merayu rayu Rani agar mau berangkat bersama.
Di perjalanan Ziwi mencoba memberikan kesan baik di dalam diri Rani. Rani itu adalah salah satu orang yang sangat pemaaf.
"Eum ... Ran, kemarin kan gue beli rumah di kawasan ABC. Nah, rumahnya itu masih kosong banget, belum ada kamar gitu, deh. Lo itu kan bisa banget bikin konsep yang bagus, gue jadi pengen minta dibantuin sama lo yang bagus seperti apa desain rumah gue."Rani yang mendengar itu sangat terkejut, bagaimana ia tidak mengetahui jika kakaknya mempunyai rumah tersendiri.
Akhirnya dengan polos dan rasa curiga Rani mengangguk dan tersenyum. Ziwi hanya berteriak senang di dalam hatinya, adeknya sangat mudah terjebak dalam jebakannya.
Akhirnya mereka sampai di sekolah, mereka jalan ke kelas mereka masing-masing. Ravin melihat itu seperti memiliki hawa tidak enak.
Tetapi, Ravin mencoba untuk berpikir positif. Ravin yakin mereka sudah baikan, mereka adalah kakak dan adik.
Walaupun dia berpikir positif, selalu saja ada pikiran buruk mengganggu. Dia sangat khawatir jika Rani berada di dekat Ziwi.
🐣🐣🐣
Di sekolah sudah terdengar bunyi bel pulang, Ziwi segera datang menemui Rani. Rani mengikuti kemana Ziwi akan membawa.
Perjalanan itu cukup jauh, mereka sempat singgah di beberapa warung untuk istirahat.
Warung warung itu seperti jauh dari perkotaan, letaknya masuk ke dalam perkampungan. Banyak sekali sawah sawah yang ada di sekitarnya.
"Kamu beli rumah dimana?" tanya Rani. Karena Rani dan Ziwi dari tadi sudah mutar mutar area situ dengan jauh.
Tetapi, mereka belum menemukan rumahnya. "Masih jauh, menurut peta yang dari google masih sangat jauh." jawab Ziwi dengan menunjukkan ponselnya.
Rani merebut ponselnya, dan ternyata mereka baru saja pergi di situ situ aja. Jarak rumahnya masih sekitar 500 KM dari situ.
"Serius?"
Ziwi mengangguk. "Gue beli rumahnya online di temen gue, tapi dari tadi gue juga bingung kenapa belum sampai juga."
Rani menepukkan tangannya di dahinya. "Lo ... belinya online?" Ziwi mengangguk. Rani merasa khawatir jika Ziwi dibohongi oleh temannya.
Ziwi melihat ke khawatiran Rani pun tersenyum senang, berarti rencana dia dan Rangga berhasil setengah.
Membuat Rani khawatir adalah kunci utama. Ziwi merebahkan dirinya di bangku beralas tikar itu. "Huh? Jauh juga ternyata ... Gue ga nyangka bisa sejauh ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANANKU [On Going]
Teen FictionTanda "🎬" mengartikan bahwa bab tersebut telah di revisi. 18+ [Slow update] Blurb: Hijrah bukanlah satu hal yang mudah dijalani terutama pada Qirani Naura Wajdi anak dari ibunda Naura dan ayahanda Rizki. Memiliki satu Kaka kembarnya yang sangat me...