tertangkap basah 🎬

50 9 0
                                    

Hai gais.
Aku come back
Gimana? Udah baca bab 1?
Seru ga? Semoga seru ya
Mari lanjut ke bab 2
Selamat membaca🐾



🐣🐣🐣

Taufiq yang sedang jalan bersama dengan kedua sahabatnya, di sisi kanan maupun kirinya di dalam kantin.

Saat itu tatapan Taufiq bertemu sebentar dengan tatapan Rani. Taufiq melihat di situ bahwa Rani menyukainya, jelas saja.

Bukti itu karena Rani memerhatikan dirinya seperti patung, tanpa bergerak sekalipun. Karena dia merasa tak nyaman, jadi dia melepaskan tatapan mata itu dan mulai lanjut berjalan ke tempat yang seharusnya.

Dia duduk bersama kedua sahabatnya dengan membawa makanan masing-masing. Hari ini Taufiq menjadi cukup pendiam, walaupun memang jarang bicara.

Tapi untuk kali ini dia benar benar tak ada ekspresi saat makan. "Fiq, Hellow!" Panggil Ravin sambil mengayunkan tangannya di depan wajah Taufiq yang sedang melamun.

Ravin dan Gio senantiasa menggoyangkan badan Taufiq agar cepat cepat kembali dari lamunannya.

"Hei! Ngelamunin apa?" Tanya Ravin. Taufiq menggelengkan kepalanya dan berkata, "ah, bukan apa apa, kok. Kalian ga usah khawatir."

"Istighfar, Fiq. Sadar!" Sambung Ravin tenang. Taufiq hanya mengangguk-angguk.

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,” (QS. Al-Insyirah [94] : 7).

🐣🐣🐣

Rani dan Kiran berjalan menuju masjid dengan membawa kitab Al Qur'an. Mereka sedang melaksanakan pelajaran Tahfiz.

"Ran, udah dapet berapa ayat?" Tanya Rani kepada Kiran. "Sepuluh." Rani mendengar itu lelah, kemampuan menghafalnya tidak seperti Kiran yang cepat itu. 

Mau tidak mau Rani mulai menghafal kembali, demi mengejar setoran hafalan agar tidak dihukum.

"Aaaaaaaaaaaa ... Belum hafal hafal," kata Rani mengeluh. "Ga boleh ngeluh. Lanjutin buruan, 5 menit lagi!!"  Rani melihat jam yang ada di belakang kelasnya, ucapan Kiran benar.

Karena dia mengalami hal the power of kepepet. Akhirnya dia dapat menghafal 10 ayat dengan cepat dan langsung menuju ke guru untuk setoran.

🐣🐣🐣

Taufiq dan kedua temannya duduk menunggu kelas dimulai. Taufiq mulai membuka Al Qur'an miliknya dan mengulang hafalannya agar tidak hilang.

Tak lama, guru yang akan mengajari pelajaran selanjutnya memasuki kelas.

"Assalamualaikum anak anak," salam guru tersebut.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab seisi kelas.

"Sebelum pelajaran dimulai, saya ingin memberitahu bahwa akan ada perlombaan Tahfiz lagi. Perlombaan itu diadakan satu bulan lagi, jurinya adalah guru Tahfiz dari internasional, terima kasih. Mari lanjut pelajaran!" jelas guru tersebut.

Taufiq mulai memikirkan tentang perlombaan itu. Pikirannya bercabang saat ini, tentang Rani ataupun perlombaan maupun pelajaran.

Guru itu adalah guru sosiologi, dan bernama Pak Alfi. Dia adalah guru yang santuy dan tegas saat mengajar.

Suasanan kelas itu sangat beragam, ada yang tidur di atas meja, ada yang memerhatikan pelajaran, ada yang mengobrol, ada yang menggambar, ataupun ada yang mencari ramalan untuk dirinya, dan masih banyak lagi.

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang