saran 🎬

39 6 2
                                    

Gimana bab 5 nya?? Semoga baper ya ges
Cus lanjut baca




🐣🐣🐣

Rani terbangun di pagi hari, Gio melihat Rani ingin beranjak dari ranjang rumah sakit pun menghentikannya.

"Lo jangan bangun dulu, lo belum sehat, Ran. Udah, ya, lo istirahat dulu sekarang."

Rani melihat sekelilingnya buram, dan kepalanya pening. Dia mendengar ucapan Gio dan merebahkan kembali badannya di ranjang.

"Ka, gue dimana? Kok bukan di kamar gue?" tanya Rani belum sadar sepenuhnya.

"Lo di rumah sakit, Ran. Mendingan lo istirahat lagi biar cepet pulih," jawab Gio.

"Padahal gue mau bunuh diri, kenapa mesti selamat?" Lirih Rani pelan. Tetapi Gio mendengar itu semua.

"Qirani Naura Wajdi!!"

Rani berekspresi seakan bertanya, 'kenapa?'

"Lo punya niatan bunuh diri? Dosa!!" Teriak Gio.

"Sorry, ka."

"It's okay, don't repeat it next time," ucap Gio. Rani tersenyum mendengar ucapan itu, artinya dia di maafkan.

🐣🐣🐣

Taufiq berlari di setiap lorong sekolah, mencari seseorang. Dia mencari Rani, tapi sayangnya Rani dan Gio tidak masuk sekolah.

Taufiq bertemu dengan Kiran dan bertanya dimana Rani, Kiran pun menggeleng tidak tau.

Taufiq lelah, sepanjang hari tidak melihat Rani membuatnya setress. Dia tiba-tiba merindukan sosok Rani yang selalu mencarinya.

Bodoh.

Taufiq merasa bodoh menyuruh Rani menjauh, dia saja tidak tau perubahan yang dimaksudkan oleh Gio. Karena Gio ingin dia yang langsung melihatnya sendiri.

Taufiq mengacak-acak rambutnya dengan kasar, dimana lagi dia harus mencari Rani.

Tidak mungkinkan jika yang Gio bilang tentang sakit hati itu hanya drama?

Bel tanda pelajaran selanjutnya dimulai sudah berbunyi dengan kencang. 'sial!!' batin Taufiq.

🐣🐣🐣

Gelagat Rani berbeda dari biasanya, Gio melihat itu heran karena tak biasanya Rani kaya begitu.

"Ran, you okay?" tanya Gio. Rani menggeleng kepala. "Ada apa? Cerita sama gue, gapapa gue ga marah." rayu Gio.

"Gue udah bela bela pake jilbab karena Taufiq, tapi Taufiq malah menyuruh aku buat ngejauh ... Hiks," rengek Rani saat curhat.

Gio kaget karena pengakuan dari Rani. "You seriously?" Rani mengangguk. Rani melanjutkan kalimatnya, "dan gue sekarang gatau mau ngedeketin Taufiq pake cara apa, udah kehabisan ide ... Gue bingung, kak."

Gio menenangkan Rani agar tangisnya mereda. Gio memeluk Rani, "niat lo dari awal itu salah, pantes aja Allah menjauhi Taufiq dari kamu."

Rani menatap kaka sepupunya tak percaya, sejak kapan Sang Kaka bisa sebijak itu?

"Terus gue harus gimana?"

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang