tipuan belaka 🎬

36 6 0
                                    

Heyyo balik lagi di my story. Bab 9 siap di mulai
Yuk baca




🐣🐣🐣

Rani telah sampai di perpustakaan dan mulai membaca buku dengan santai, dia ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik.

Dia mencoba menjadi wanita yang pintar, walau tak sepintar ibunya. Tapi dia ingin mendapatkan ridho Allah yang terbaik.

Dia ingin menguasai ilmu dan mengamalkan ilmunya sehari-hari. Jika bisa mengajari kepada orang lain.

Dia membaca buku dengan santai, menikmati seolah-olah dia lah penulis buku tersebut.

Alunan musik klasik ini sangat menyenangkan, membuat nyaman dalam belajar. Sepulang sekolah nanti dia akan ada ngaji lagi bersama guru ngajinya.

Waktu terus berjalan, bacaan pun sudah masuk ke otaknya. Dia membuka hp dan melihat jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

Karena memang setelah istirahat kedua hari ini guru ada rapat, tetapi tetap ada yang menjaga perpustakaan.

Dia segera pulang agar tidak membuat Gio khawatir. Sesampainya di gerbang sekolah dia melihat Gio bersama Ravin dan juga Taufiq.

"Darimana aja sih, dek?" tanya Gio. "Gue udah nunggu Lo di sini satu jam!! Lumutan gue lama lama." Sambung Gio.

Rani terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "sorry, kak. Tadi gue abis belajar di perpustakaan dari istirahat kedua."

"Ayo, balik!" Rani naik ke motor Gio. "Gue ikut ke rumah, ya, Yo." Gio mengangguk setuju dan mulai menjalankan motornya.

Di belakangnya diikuti oleh Taufiq dan juga Ravin. Setelah tiba di rumah Rani segera mandi dan memakai baju juga jilbabnya.

"Assalamualaikum," salam guru tersebut masuk ke rumah.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab yang di rumah.

"Dia siapa, Yo?" tanya Taufiq.

"Dia guru ngaji adek gue. Tunggu bentar, ya, masih di atas dianya."

Guru itu pun mengangguk. Rani turun dari atas dengan membawa buku buku ngajinya, termasuk Qur'an nya.

Hari ini adalah pelajaran menghafal, dia akan menghafal mulai dari juz 30. Dia mensetorkan nya ke guru itu.

Taufiq terpana melihat Rani sampai tidak nyaut ketika di panggil oleh Gio. "Hey!! Fiq?" Gio melambaikan tangannya ke depan wajah Taufiq.

Taufiq terkaget, "jangan lamunin yang aneh aneh sama ke adek gue, kemarin aja lo nyuruh dia ngejauh!!"

"Ah, sorry. Adek lo perubahannya banyak juga, gue nyampe ga sadar." Taufiq gelagapan karena ketahuan oleh Gio.

Ravin melihat sorot mata Taufiq menandakan suka dengan Rani yang sekarang. Ravin juga berpikiran seperti itu.

"Fiq, lo suka kan sama adek gue?" bisik Gio.

"Eh-- ga. Apaan, sih, lo, ya kali gue suka sama bocil."

"Tapi Ziwi juga bocil, kan?"

Taufiq bingung mau jawab apa, walaupun dia tau Ziwi dan Rani memang kembar.

"Bingung, kan, lo, jawabnya." goda Gio.

Taufiq menutup mulut Gio dengan tangannya. "Jangan buka buka, dong. Gue malu di denger Rani," bisik Taufiq.

Gio tertawa ngakak, "gue baru tau, lo punya rasa malu juga ternyata."

"Gio sialan!" gumam Taufiq.

PERJALANANKU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang