Sebenarnya
Ada satu hal yang tak pernah ku utarakan
Yaitu
Hanya dengan berada di sampingmu saja
Sudah cukup untuk membuatku bahagia
Jadi tolong jangan pergi, ya***
Aku mengenal gadis itu dari Dayu sepupuku yang memang saudara yang paling dekat denganku selain Ryan. Rambutnya panjang terurai, bibirnya semanis madu, wajahnya yang bercahaya dan matanya yang seakan berkilau. Dia sosok gadis yang periang, tidak sombong, cepat akrab, dan cepat menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Aku seakan melihat sosok teduh dan tenang Memeq (Ibu : Bahasa Bali ) dalam dirinya, apakah mungkin karena latar belakang Agama yang sama yaitu Muslim ?. Dia adalah sosok yang ku kagumi sejak saat pertama aku menginjakkan kaki di sekolah itu, iya Dialah sosok yang kini menjadi kekasihku meskipun sebelumnya untuk berfikir menjadi kekasihnya saja aku Ragu, Memang dialah Orangnya Safa. Baiq Safa Nur Aulia, gadis Muslim yang dapat memikat hatiku bahkan dari kejauhan sekalipun, seakan keteduhan dan cahaya kecantikannya memancar dengan terangnya. Meskipun berbeda namun aku tidaklah ingin merubah sesuatu apapun tentang dia sekecil atau sebesar apapun itu, bahkan Keyakinannya sekalipun. Siapapun yang melihatnya pasti mengetahui bahwa dia adalah muslimah sejati meskipun tidak mengenakan jilbab seperti muslimah lainnya.
Dia indah, kata Memeq saat pertama melihatnya, Dia sama Indahnya dengan pesona bukit Safa di Timur Tengah sana. Aku membenarkan pendapat Memeq, Aku memang tidak mengerti, tapi aku percaya dengan pendapat beliau karena ibuku dulunya seorang Muslim, Namun Kakek dan Nenekku memaksanya berpindah keyakinan karena mereka tidak mengizinkan Ajiq (Bapak : Bahasa Bali ) mengikuti keyakinan Ibuku karena beliau anak lelaki satu-satunya. Sementara Ajiq tidak ingin menikah dengan wanita lain selain Memeq, mereka di pisahkan dengan berbagai cara tapi Mereka tetap tak terpisahkan. Lalu akhirnya Kakek mengambil jalan lain yaitu menarik Memeq untuk mengikuti Ajiq dengan cara menjebak Memeq. Aku sedih mendengar penuturan Memeq yang bercerita sambil menitikkan air mata.
Akulah Dede, Ida Gede Nanda Iswara kekasih dari Safa. Aku menyadari pembatas dari kami sangatlah tinggi tapi aku yakin Tuhan tidak akan menciptakan sebuah kesulitan tanpa jalan keluar seperti yang selalu Memeq ajarkan kepadaku. Aku melihatnya bersedih hampir setiap hari di tambah lagi dengan Ajiq yang saat ini berada di Bali. Hanya akulah tempat Memeq mencurahkan isi hatinya, tentang kerinduannya dengan Shalat 5 waktu yang tidak mungkin lagi untuk ibu lakukan. Hampir setiap Memeq akan melakukan sembahyang beliau terlihat sedih namun berusaha menyembunyikannya, beliau berusaha ikhlas bahkan kini Memeq mulai tulus kalau Trisanje
***
Aku benar-benar melihat Safa dari dekat saat Dayu memperkenalkannya atas bujukanku saat melihatnya memasuki kantin sekolah. Awalnya Dayu enggan, alasannya bahwa dia tidak dekat dengan gadis itu meskipun Mereka 1 kelas. Aku tetap mendesak Dayu sampai dia mau memanggil gadis itu saat berbalik dan nyaris hendak meninggalkan Kantin. Aku memperhatikannya dari balik topiku, ternyata perkiraanku tak meleset dia memang sangat cantik, kecantikannya menenangkan hatiku, entah mengapa bisa seperti ini.
Aku berniat menyelesaikan tugas Designku saat aku melihat dia turun dari lantai 2 Gedung Jurusan Pariwisata. Gadis yang sudah 1 setengah tahun ku kagumi dari jauh karena tak berani mendekatinya. Bukan karena aku tak punya nyali hanya saja aku takut merubahnya, aku takut jika mendekatinya aku akan merubahnya menjadi seseorang yang lain dari yang sekarang, seperti gadis lainnya yang mudah berubah. Namun setelah mengamatinya aku tau bahwa dia sosok yang tidak akan mudah berubah, apapun itu tidak akan pernah merubah pendiriannya.
Dia menuruni tangga terakhir saat aku memanggilnya. Dia menjawab sapaanku dengan santun, tidak seperti gadis lainnya yang akan menjawab dengan jawaban sinis bila merasa terancam atau tak nyaman. Setiap kata yang meluncur dari bibirnya seperti embun yang menyejukkan. Tak heran dia menjadi incaran banyak pria tanpa di ketahuinya, teman-temannya juga segan terhadapnya. Dia tak pernah berlaku kasar kepada siapapun, meskipun orang itu telah menyakitinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diantara tembok Masjid dan Pura
General FictionSejauh jauhnya jarak bisa di tempuh, setingginya gunung bisa di daki, sedalamnya laut bisa di selami. Akan tetapi cinta berbeda keyakinan dapatkah bersatu ? seperti kisah cinta antara sepasang remaja bernama Dede Dan Safa. Inilah LDR yang sesungguhn...