Bagian 4

537 25 2
                                    

Jika menangis dapat menenangkanmu, Maka menangislah...
Bila berteriak bisa melegakan Jiwamu, Maka berteriaklah...
Lakukan sesukamu...
Sesuai dengan kehendak hatimu...
Karena dengan begitu...
Beban di hatimu akan berkurang...
Walau semua orang mengecammu...
Biarpun setiap orang menghinamu...
Jangan kau pedulikan...
Ini hidupmu...
Kau yang memilih jalannya dan engkau pula yang merasakan hasilnya...
Semua engkau yang menentukan...

***

    Setelah sebulanpun aku dan Dede masih sering telepon-telponan hingga tertidur. Banyak hal yang kami bahas bahkan hal yang tidak penting sama sekali. Herannya kami tidak pernah kehabisan topic pembahasan meskipun bisa dibilang hampir setiap malam kami mengobrol hingga larut malam.

    Sore itu Aku, Tery dan Dayu sedang berlatih Dance di halaman rumah Tery untuk mengisi perayaan HUT sekolah kami minggu depan. Saat Rio tiba-tiba menelepon ku.

'Hunny kamu di mana ?' Tanya Rio.

'aku di rumah Tery, kamu di mana ?' tanyaku balik.

'aku di rumah, aku kangen sama kamu bisa ketemu sekarang ?' tanyanya.

'aku lagi latihan Hunny, buat HUT Sekolah minggu depan nanti sorean aja ya' usulku.

'aku maunya sekarang !' kata Rio ngotot.

'tapi kan Hun,'kataku terputus.

'ya udah deh terserah' kata Rio marah.

Tutt...tutt...tutt Rio mematikan teleponnya. Tidak seperti biasanya Rio seperti ini, biasanya dia orang yang sabar dan pengertian tapi kenapa sekarang seperti ini.

"kenapa Fa ?" Tanya Dayu.

"iya Fa, kamu kenapa ?" Tanya Tery juga.

"Rio telepon marah-marah" jawabku dengan wajah muram.

"Kok tumben dia marah-marah dia kenapa ?" Tanya Tery

"aku juga ndak tau Ter, kamu taukan dia ndak pernah begitu sebelumnya," ceritaku.

"memangnya Pacarmu bilang apa Fa ?" Tanya Dayu.

"Dia minta ketemu sekarang aku udah bilang masih latihan sama kalian, tapi dia ndak mau ngerti dia malah marah dan tiba-tiba matiin teleponnya," kataku sedih.

    Mereka tak bertanya lebih lanjut lagi. Aku mencoba tak memikirkan itu lagi dan melanjutkan latihan kami. Di tengah latihan kami, Dede dan Ryan datang sambil nyengir-nyengir ndak jelas entah menertawai kami atau memang mereka datang membawa lelucon mereka. Melihat kedatangan mereka kami menghentikan latihan dan beristirahat, mereka berdua membawa 1 kantong besar yang berisi makanan dan juga minuman.

"wah udah ngerampok di supermarket mana nih ?" Tanya Dayu.

"enak aja ngerampok" jawab Dede

"terus apa dong kalau ndak ngerampok ?" tambahku sambil ngubek isi kantong plastic tersebut.

"karena tau kalian lagi latihan dan kita ndak tega kita fikir pasti kalian capek dan karna kita berdua ini sayang sama kalian mangkanya kita ngutang sama penjaga tokonya dan bilang kalian yang bakalan bayar makanan-makanan ini kalau sudah habis," canda Dede.

"wah kalau gitu aku ndak jadi makan deh," kataku pura-pura ngambek dan menaruh lagi snack yang sudah ku pegang.

"hahaha becanda non ini kita lagi di traktir Dede, karena Design Webnya kemarin di bayar lumayan mahal sama perusahaan yang ada di dekat rumah sakit timur perempatan itu," tutur Ryan.

"Kita bertiga atau Cuma Safa doang De ?" selidik Dayu.

"maksudnya gimana Yu ?" kata Dede Salah tingkah.

Cinta diantara tembok Masjid dan PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang