Kau akan memandang dunia sebagai tempat yang indah bila bersama orang yang kau cintai...
Kau akan merasa dunia sebagai tempat yang nyaman bila bersama kekasihmu...
Sebaliknya jika ia yang menjadi alasanmu bahagia hilang, maka kau tak akan memandang dunia dengan cara yang sama lagi...***
Pagi ini aku hendak menjemput Safa saat sepasang motor yang sama sekali tak ku kenali memaksa aku menepi ke pinggir jalan. Yang seorang berperawakan agak pendek tapi berisi sedangkan yang satunya berperawakan agak jangkung dan lebih kurus. Mereka menuruni motor dan berjalan menuju ke arahku.
"Kalian siapa ?" Tanyaku sopan.
"Ndekqm perlu taoq sai ite," (Kamu gak perlu tau kami siapa) Jawab mereka kasar.
"Ndek tiyang araq masalah tapi kance side," (Tapi aku gak punya masalah sama kalian) Jawabku masih sopan.
"Laguq ite araq masalah kance kamu," (Tapi kami yang punya masalah sama kamu) kata mereka langsung menarikku turun dari motor.
"Nane juluk, ape jaq masalahn ne ?" (Ntar dulu, apa masalahnya ini ?) Tanyaku berusaha sabar.
"Dendeq lueq raos wah kamu," (Jangan banyak omong sudah kamu) kata salah seorang dari mereka langsung menghantamkan kepalan tangan kanannya ke pipi kananku. Aku terpental.
Entah siapa mereka dan apa yang mereka inginkan, mereka juga sama sepertiku mengenakan seragam SMA namun bedanya seragam mereka tak ada logo sekolah manapun. Satu persatu mereka berdua bergantian mengarahkan pukulan kepadaku, aku sama sekali tak melawan namun hanya menangkis pukulan mereka. Tak tahu sudah berapa lama mereka memukuli aku hingga aku mulai kewalahan, pukulan terakhir dari seorang yang berbadan lebih jangkung tepat mengenai perutku.
"Ye wah mauqm lamun jari dengan keras ate," (Itu dah yang kamu dapet karena keras hati) kata si jangkung Akhirnya dan merekapun berlalu menuju motor mereka sementara aku masih terjerembab di pinggir jalan.
"Makanya mas, jangan suka rebut cewek orang gitu sudah jadinya," tambah yang berbadan pendek sebelum meninggalkanku sendirian.
Sekarang aku tau siapa mereka, Mereka pasti teman-teman Rio yang di suruh untuk memberiku pelajaran. Sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkan Safa, aku mencintainya dengan sepenuh hatiku. Aku mencoba berdiri namun perutku terasa amat nyeri akhirnya aku kembali terduduk, aku menahan rasa sakitnya dan berusaha meraih motor mengenakan kembali helm dan melajukan motor menuju rumah Safa yang saat ini pasti sudah jengkel karena menunggu terlalu lama dan 10 menit lagi sudah masuk jam pelajaran. Tinggal tikungan terakhir di depan, aku tak membayangkan bagaimana ekpresi jengkel Safa karena jam segini aku baru tiba. Dari kejauhan Safa terlihat amat jengkel dengan tangan terlipat di dada pertanda bahwa dia benar-benar kesal.
Aku berhenti tepat di samping Safa yang masih melipat tangan di dada, wajahnya masam dan hendak marah namun urung saat melihat kondisiku. Dia memberondongku dengan berbagai pertanyaan, namun aku hanya menjawab setiap pertanyaannya dengan tersenyum karena sejujurnya perut dan wajahku masih terasa agak nyeri.
Sekolah sudah semakin dekat, namun entahlah aku tidak mungkin masuk sekolah dengan keadaan seperti ini wajah masih berdarah dan pakain kotor. Saat tepat berada di depan gerbang yang sudah terkunci aku memacu kencang motorku menjauh dari gerbang sekolah, seorang Dede salah satu murid teladan di sekolah membolos hehe tapi dari pada aku sekolah dengan kondisi pakaian seperti ini.
Safa diam saja saat aku melewati gerbang sekolah, sepertinya dia pasrah atau bahkan mungkin dia memang mengkhawatirkan aku ?. Benarkan seorang Baiq Safa Nur Aulia mengkhawatirkan aku ?. Tiba-tiba di fikiraanku terlintas untuk mengajak Safa ke Bukit, tempat Favoritku untuk menyendiri dan mencari inspirasi. Tapi, aku dan Safa tak mungkin kesana dengan seragam sekolah karena kami bisa terkena Razia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diantara tembok Masjid dan Pura
General FictionSejauh jauhnya jarak bisa di tempuh, setingginya gunung bisa di daki, sedalamnya laut bisa di selami. Akan tetapi cinta berbeda keyakinan dapatkah bersatu ? seperti kisah cinta antara sepasang remaja bernama Dede Dan Safa. Inilah LDR yang sesungguhn...