Bagian 5

483 19 4
                                    

Aku mencintaimu dengan cara sederhana...
Sesederhana kayu yang rela menjadi abu agar api tetap menyala...
Sesederhana hujan yang rela jatuh lalu menghilang, agar pelangi datang...
Sesederhana daun yang tak pernah mengeluh berpisah dari batangnya karena terpaan angin...
Aku mencintaimu dengan cara sederhana...
Sebagaimana aku mencintaimu tanpa syarat, hanya karena kamu...

***

Astaga hari ini aku ada latihan dengan Dayu dan Tery, kali ini latihan kami di Rumah Dayu. Dan aku baru terbangun jam 9. Tery dan Dayu berkali-kali bergantian meneleponku. Tapi aku tidak mendengarnya. Langsung saja ku telepon keduanya secara bersamaan. Mula-mula aku menelepon Tery kemudian Dayu.
"Safa Kamu kemana aja sih kok baru telepon sekarang," gerutu Tery.
"Iya nih aku dari tadi berkali-kali telepon kamu tapi ndak di angkat-angkat, kamu kemana?" introgasi Dayu tak kalah garangnya.
"maaf Guys maaf aku bangun kesiangan," sesalku.
"Memangnya semalam tidur jam berapa?" Tanya Tery.
"jam 4," jawabku nyengir.
"what ? ngapain Aja ?" Tanya Tery lagi.
"udah udah ceritanya nanti aja di rumah sekarang Safa buruan mandi aku tunggu kalian di Rumah !" Tegas Dayu.
"Siap Komandan," kataku mengakhiri dan langsung mematikan teleponnya.

Aku bergegas mandi dan bersiap berangkat ke rumah Dayu. Tak sempat sarapan, aku memilih mengambil Roti dan menuang segelas susu dari lemari pendingin. Lalu ku ambil jaket dan tas lalu berpamitan kepada ibu, dan lantas mengeluarkan motor dari garasi. Sembari memanaskan motor aku menyempatkan diri melihat Hp ku yang tadi tak sempat ku periksa. Ternyata ada 21 panggilan tidak terjawab dan 10 pesan masuk. Ku cek satu persatu, pertama panggilan tidak terjawab ada 4 nomor, milik Dayu, Tery, Dede dan What ? Rio. Dasar cowok ndak punya perasaan, masa udah nyakitin kayak gitu masih aja ngehubungin aku fikirku dalam hati. Anehnya aku tak sesedih dan sesakit hati kemarin, aku biasa saja. Kemudian kubuka Pesan masuk. Ada pesan dari Dede, dan juga dari Rio.

Dari : Rio
Fa, maaf kemarin itu aku emosi aku Cuma sayang sama kamu. Jangan tinggalin aku Fa. Please, aku ndak bisa tanpa kamu.

'Jiih emang bener-bener cowok ndak punya perasaan, padahal dia udah ngakuin sendiri semuanya eh sekarang malah mau ngelak lagi. Di kiranya aku masih anak TK apa yang gampang di kibulin ya ndak lah'. Kemudian aku membuka pesan dari Dede.
Dari : Dhede
Bidadari hati, Mentari mulai menampakkan sinarnya. Bukalah kedua matamu dan tataplah sinarnya. Agar kau tau seberapa kuat kasih sang mentari.

ASWALU (A Someone Will Always Love You )
Dede.

ASWALU Apaan tuh. Kok aku tumben dengernya ada-ada aja. Pesan yang lain dari Tery dan Dayu yang mengomel karena telepon mereka tak satupun yang ku angkat dan SMS mereka tak Ku Balas. Ku masukan HP ke dalam tas dan mulai memacu motorku perlahan. Aku ingin menikmati udara Minggu meskipun sudah agak panas.
Satu perempatan lagi aku akan tiba di rumah Dayu. Sebelum mencapainya aku menyempatkan diri membeli minuman dan beberapa bungkus roti dan snack. Di rumah Dayu, Tery sudah menungguku dengan tatapan sangar langsung saja aku nyengir kuda.

"kamu ngapain aja sih tadi malem kok bisa sampe kesiangan sih ?" Omel Tery.
"Hehe aku ndak bisa tidur tadi malem," kataku nyengir.
"kamu kan tau Fa hari ini terakhir kita bisa latihan Total lusa udah tampil kitanya," lanjut Tery.
"bentar dulu, Fa kok Mata kamu sembab gitu sih habis nangis kamu ya ?" Tanya Dayu sambil memegang Daguku.
"iya," jawabku datar.
"kamu kenapa Fa ?" Tery langsung berubah lembut. Belum sempat aku menjawab Dede keluar dari rumahnya.
"eeeh Cewek-cewek kece udah pada ngumpul pagi-pagi gini," Sapa Dede yang sepertinya baru bangun.
"Pagi dari mananya orang udah hampir jam setengah 11 juga," Jawab Dayu.
"Hmmm masa ?" tanyanya sambil menguap dan lantas masuk lagi ke dalam rumah.
"iyaa," Jawab Tery.
"Fa, kamu belum cerita kamu kenapa sampe mata kamu sembab gini ?" Tanya Dayu lagi.

Akhirnya aku menceritakan semuanya dari awal kepada Dayu dan Tery. Dari waktu Rio nelepon aku sampai masalah cewek yang angkat telepon ku itu. Aku menyelesaikan ceritaku, dan meskipun Dede tidak berada di antara kami bertiga tapi aku tau dia memantau kami dari dalam rumah, dia mengintip dari sela-sela jendela. Setelah selesai bercerita kami memulai latihan karena waktu memang sudah siang sekali. Kami latihan sampai Sore, capek memang tapi kami lumayan puas. Jadi besok tinggal latihan pemantapannya aja biar lusa siap tampil.
Setelah selesai berlatih kami mandi satu persatu di rumah Dayu dan kemudian jalan-jalan keliling Kota bersama, Ryan dan Dede tak lupa kami ajak. Setelah bosan berkeliling-keliling akhirnya kami memutuskan untuk berhenti dan nongkrong di Taman tempat kami biasa mengakhiri kebersamaan. Kami memilih tempat duduk melingkar dengan meja di tengah-tengahnya. Kami terus saja tertawa membahas lelucon yang menurut kami menggelikan perut, tanpa ku sadari bahwa Dede sedari tadi memperhatikan Aku. Tak pernah terfikir olehku akan melihat pemandangan yang menyakitkan hatiku, aku melihat Rio bersama seorang gadis dengan penampilan yang amat terbuka. Dan Rio yang ku lihat sekarang bukan Rio yang ku kenal sebelumnya. Seakan tau apa yang aku lihat Dede juga melihat ke arah Rio yang sedang memanjakan seorang gadis. Entah ide gila dari mana saat Rio sedang memperhatikan ke arah kami sambil memeluk gadis itu dari belakang, saat itu juga Dede menghampiriku dan berlutut di hadapanku sambil meraih tangan kananku dan menciumnya. Ketiga sahabat kami yang lain terheran-heran melihat apa yang Dede lakukan. Seketika itu pula Rio membelalakkan matanya seakan mengutuk apa yang telah Dede lakukan. Yang tambah membuat Kami terkejut Dede mencium tangan kananku untuk yang kedua kalinya sambil mengatakan "Fa, Aku sayang kamu" kemudian berdiri dan kembali ke tempat Duduknya semula.
Dayu, Ryan dan Tery membuat Hipotesa mereka masing-masing melihat kejadian itu dan dengan berbisik tanpa mengubah posisiku dan meminta mereka juga tidak merubah posisi mereka aku mengatakan bahwa tepat di belakang Tery ada Rio bersama dengan seorang gadis. Karena haus aku memutuskan untuk pergi membeli minum di warung tempat aku biasa berbelanja sekalian membelikan teman-teman yang lain cemilan. Aku sedang memilih-milih cemilan dan minuman saat Rio tiba-tiba menarik tanganku dan mengeluarkan sumpah serapahnya padaku.
"heh Cewek bodoh ngapain kamu di sini !" seru Rio memegang erat tanganku
"beli minuman," Jawabku dengan nada datar sambil berusaha melepaskan tanganku tapi tidak berhasil.
"memang ya kamu wanita binal. Itulah kenapa dengan cepat kamu mendapatkan laki-laki, Orang Hindu lagi ndak bisa apa jual diri sama yang seagama hah !" aku tak menjawab
"kamu sengaja mau bikin aku cemburu hah ? ndak guna tau !" katanya lagi.
"Apanya yang ndak guna ?" Tanya seseorang yang ternyata Dede dari samping kami.
"Dede," kataku terkejut.
"Kamu Siapa ?" Tanya Rio garang.
"Aku Dede," Kata Dede mengambil Bungkusan berisi makanan dan minuman yang aku beli.
"Dan tolong jangan pernah ganggu Safa lagi," kata Dede mangakhiri.
Dede lantas membawaku pergi sambil menggandeng tanganku menjauhi Rio. Rio melihat kami berlalu dengan mata membelalak.
"kamu ndak apa-apa Fa ?" Tanya Dede.
"Ndak kok De aku ndak apa-apa, makasi ya," Kataku
"Iyya sama-sama," kata Dede.

Kamipun berjalan tanpa melanjutkan percakapan lagi. Aku kembali ke tempat dudukku semula dan menganggap bahwa kejadian tadi hanya mimpi dan tidak pernah terjadi. Kami membahas acara besok di sekolah dan ternyata Dede dan Ryan akan bernyanyi tapi Dede hanya akan bernyanyi Solo sedangkan Ryan akan bernyanyi bersama anggota Bandnya.

***
Minta saran dan kritiknya ya 😊
Kalau ada bahasa yang salah atau kurang tepat mohon maaf dan silahkan di komen supaya bisa di revisi 🙏🏻

**Untuk update di usahakan setiap Hari Sabtu atau Minggu, jadi tolong bantu suportnya ya Guys. Terimakasih 😊


Cinta diantara tembok Masjid dan PuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang