Terkadang, kita merasa terhianati justru oleh seseorang yang kita anggap sangat dekat dengan kita..
merasa terianati oleh pilihannya yang sama sekali tak terpikitkan oleh kita..
Pilihan yang membuatnya menjadi jarak di antara kita..
Memang bukan jarak yang nyata..
Akan tetapi justru jarak ini yang terasa lebih menyakitkan..
Kita berada di lingkungan yang sama..
Kursi yang sama..
Bahkan, berbagi udara yang sama..
Namun, pada akhirnya cara kita beribadah kini berbeda...
Rasanya ingin marah..
Tapi aku sadar, kau lebih berhak terhadap hidupmu
Juga terhadap pilihanmu..
Dari aku, Adikmu yang berbagi darah kakek moyang kita..***
Aku mengekori Ryan tanpa banyak bertanya dan tanpa berbicara sepatah katapun. Sebenarnya apa yang mau Ryan ceritakan kepadaku, aku jadi penasaran.
Akhirnya kami duduk di bangku panjang tempat biasa aku menemani Safa menunggu Dayu. Selama beberapa waktu Ryan masih diam.
"Sebenarnya De," Ryan menggantung kata-katanya yang spontan membuatku memandang ke arahnya.
Dia belum melanjutkan kata-katanya. Sepertinya masih berat untuk dia mengungkapkannya.
Ryan menarik nafas panjang.
"Bang, kalo emang Abang masih beban buat cerita, lebih baik jangan cerita dulu."
"Gak De, Aku harus cerita biar beban di kepala aku berkurang. Aku yakin kamu bisa di percaya," Kata Ryan menghentikan Ucapannya.
"Kenapa aku sangat perduli sama Tery, kenapa aku Sangat memperhatikannya dan kenapa aku sangat mengkhawatirkannya, itu karena sebenarnya, dia itu adalah," Ryan kembali menggantung kata-katanya
"Tery itu adik tiriku," Kata terakhir Ryan, membuatku seperti di sambar petir.
Bagaimana mungkin Tery yang seorang muslim bisa bersaudara dengan Ryan yang seorang Hindu ?.
"Kamu pasti bingung kenapa aku dan Tery bisa bersaudara ?" kata Ryan yang seakan bisa membaca fikiranku.
"Ayah Tery adalah juga ayahku, dan orang tuaku yang sebenarnya bernama Reny, dia adalah sepupu dekat Ajiq*yang masuk Islam mengikuti Ayahku yang juga bernama Ryan," Jedanya.
"Namun pada saat bunda baru saja mengandung ku 3 Bulan, orang tua ayah memaksa ayah menikahi seorang gadis, yang memang sudah di jodohkan dengan ayah. Namun ayah menolaknya, karena ayah lebih memilih bunda. Tapi orang tua ayah tidak pernah menyetujui pernikahan mereka. Nenek mengancam akan bunuh diri, dan Kakek akan membunuh Bunda. Jika Ayah tidak mau menikahi gadis tersebut. Akhirnya dengan berat hati, dengan terpaksa Ayah dan Bunda menyetujui kemauan Kakek dan Nenek," Ryan menarik nafas panjang kemudian melanjutkan ceritanya.
"Baru 2 bulan gadis itu resmi menjadi istri ayah, Nenek datang saat ayah sedang pergi bekerja, dan mengusir ibu dengan paksa. Gadis yang menjadi istri kedua ayah, berusaha mencegah Bunda pergi dari rumah. Tapi Nenek bersikeras, menjelaskan bahwa Bunda yang meminta pergi dari rumah. Karena tidak tahan dengan keberadaan istri kedua ayah. Padahal kondisi Bunda saat itu sedang mengandungku, dan usia kandungan Bunda baru 5 bulan. Kakek dan nenekku memang kejam, padahal bunda sudah menjadi seorang mualaf. Tapi masih saja di sakiti seperti itu," Kata Ryan.
"Abang sering ketemu sama orang Tuanya Abang ?"
"Iya sering, ketemu ibu tiriku pun juga sering. Mama juga orang yang baik, aku juga menyayanginya."
"Tery tau abang sama dia sodaraan ?"
"Gak, dia belum tau. Dan jangan sampe dia tau dulu. Cukup Aku, kamu, Ayah, Bunda dan Safa yang tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diantara tembok Masjid dan Pura
General FictionSejauh jauhnya jarak bisa di tempuh, setingginya gunung bisa di daki, sedalamnya laut bisa di selami. Akan tetapi cinta berbeda keyakinan dapatkah bersatu ? seperti kisah cinta antara sepasang remaja bernama Dede Dan Safa. Inilah LDR yang sesungguhn...