TWENTY FOUR

523 32 9
                                    

Happy Reading!

☆     ☆     ☆

Setelah mobil yang ditumpanginya memasuki area mansion mewah nan megah ini yang tidak mudah di jumpai banyak orang karena terletak di tengah hutan. Rizel menjejakkan kakinya ke lantai marmer yang di pijakkannya berjalan masuk mansion, matanya menjelajah ke seluruh penjuru sudut mansion ini mencari objek yang sedari tadi berkeliaran di dalam pikirannya.

Tak menemukan objek yang di carinya, ia berjalan memasuki daerah dapur takut-takut objek yang di carinya melanggar perintahnya. Ternyata yang di dapatinya beberapa para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan makan siang. Dan tepatnya ia pulang saat jam makan siang. Beberapa pelayan yang menyadari kehadiran sang tuan rumah terkesiap dan berdiri tegak menunduk tak mau menatap sang iblis berwujud manusia ini.

Rizel yang tak bisa menemukan sang objek yang tak lain Belle merasa khawatir. Khawatir jika Belle-nya kabur. Walaupun keamanan ini ketat tak memungkinkan Belle tak bisa kabur. Ketahuilah Belle merupakan mahasiswa berpendidikan tinggi yang mendapat nilai lumayan tinggi. Tak memungkinkan orang pintar seperti Belle tak memiliki cara kabur darinya.

Rizel kalang kabut mencari setiap sudut ruangan mansion ini dan terus tak melihat Belle. Ia sudah melihat kamar mereka dan juga tak mendapati Belle disana. Merasa sia-sia ia mulai naik pitam menahan amarah bahkan wajahnya sudah memerah menandakan sebentar lagi sang iblis akan mengeluarkan semburan amarahnya.

"KALIAN SEMUANYA BERKUMPUL!! " Teriak Rizel memanggil para pengawal dan pelayannya. Merasa terpanggil mereka semua menuju ke arah Rizel dengan takut-takut bahkan para pelayan yang sedang menata meja makan langsung terkesiap mendengar teriakan menggelar Rizel langsung berjalan ke arah Rizel.

Bahkan Zean yang baru selesai memarkirkan mobil yang mereka bawa tadi di garasi merasa terkejut dengan teriakan Rizel saat dia baru saja memasuki mansion. Begitu juga Anastasya yang baru selesai mengurus para kelinci di taman belakang terkesiap mendengar teriakan Rizel yang sampai terdengar di belakang mansion. Ia pun dengan segera berlari kecil masuk mansion dan mendapati para pengawal dan pelayan sudah berjejer menghadap Rizel. Anastasya pun berjalan ke arah jejeran itu dan berdiri dengan menundukkan kepalanya seperti yang dilakukan yang lain. Walaupun ia pelayan pribadi Belle ia tetap sadar diri bahwa dia hanya seorang pelayan. Dia tidak mau membanggakan diri walaupun sudah menjadi pelayan pribadi sang nyonya rumah.

"DIMANA BELLE? DIMANA?" Teriak Rizel dengan wajah yang makin memerah. Para pelayan makin menunduk takut apalagi mereka tidak tahu dengan keberadaan pasangan sang iblis yang di depan mereka ini. Mereka semua sibuk sampai tak bisa memperhatikan sekitar.

"DASAR!!! KALIAN KUBAYAR UNTUK BEKERJA!!! MENGURUS SATU GADIS SAJA TIDAK BISA!!! KALIAN TIDAK BERGUNA!!!" Bentak Rizel makin menjadi-jadi. Zean hanya memijit pelipisnya yang cukup pusing merasa tak habis pikir dengan ucapan Rizel. Oh ayolah, mereka juga bekerja jadi siapa yg menyiapkan makanan, menjaga di depan mansion, mengurus taman belakang dan lainnya kalau bukan mereka dan itu dianggap Rizel tidak bekerja. Dasar manusia tempramen. Apa dia tidak melihat mereka yang berjalan mondar-mandir sedari tadi untuk menyediakan kebutuhan sang  tuan rumah. Mereka pun masih sayang nyawa untuk tidak membantah sang tuan rumah ini. Zean tak habis pikir. Beginilah jika sang singa kehilangan pawang-nya semua dianggap remeh.

"Ta-tadi nona m-menanyakkan dimana letak perpustakaan kepada s-saya tuan. Mungkin nona berada disana. " Akhirnya salah satu dari mereka yang merupakan pelayan yang sempat Belle tanyain tadi untuk menanyakan letak keberadaan perpustakaan ambil bicara walaupun dengan nada takut dan gemetar.

"Kalau aku menemukan nya disana, untuk apa aku memanggil kalian hah! Aku tidak menemukannya disana! " Tekan Rizel dengan menggeram marah semua setiap sudut ruangan di mansion ini sudah dicarinya.

Your Obssession [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang