TWENTY TWO

644 29 1
                                    

Happy Reading guyss

Maaf typo berserakan

✨✨✨

Sudah beberapa hari ini Belle tidak mau keluar dari kamarnya. Dia hanya termenung meratapi nasibnya kedepannya. Dia juga memikirkan keadaan Sean setelah kejadian yang lalu. Semua makanan yang diberikan pelayan tidak pernah di makannya. Selalu utuh seperti semula. Rizel selalu mencoba membujuk Belle namun selalu tak ada respon.

Rizel yang yang baru saja pulang dari kantornya. Merasa lelah atas semua pekerjaannya yang menumpuk ditambah lagi sepulangnya dia para pelayan mengadu bahwa Belle tidak makan seperti biasa. Rizel memijit pangkal hidungnya merasa sudah jengah atas sikap Belle ini. Ia pindah melangkahkan kakinya ke lantai atas.

Suara derit pintu berbunyi terbuka menandakan seseorang masuk ke dalam kamar yang ditempati Belle yang tak lain dan tak bukan orang itu adalah Rizel. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Belle yang terus termenung. Ia mengelus kepala Belle lembut.

"Sayang, ayolah mau sampai kapan kamu seperti ini terus. Kamu sudah tidak makan berapa hari ini. Aku tidak mau kamu sakit." Rizel mencoba berbicara lembut.

"Aku tidak peduli. Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku dan Sean. Kamu pembohong besar!" Ucap Belle sambil menatap Rizel tajam.

"Aku mencoba bersabar dari kemarin. Tapi kamu terus memancingku untuk marah. " Tekan Rizel menatap tajam balik Belle.

"Ayo makan. Jangan membuat ku marah!" Tekan Rizel sekaligus mengambil makanan di atas nakas yg beberapa menit lalu diletakkan pelayan sebelum Rizel datang ke sini. Rizel mencoba menyodorkan makanan ke arah Belle dengan menyuapi nya. Namun hal selanjutnya membuat Rizel terkejut sekaligus marah besar.

"AKU BILANG TIDAK MAU! YA TIDAK MAU! " Teriak Belle dan mencampakkan makanan yang di sodorkan Rizel padanya. Hal itu membuat Rizel terkejut sekaligus marah. Urat-urat lehernya tercetak seakan ingin keluar dengan muka memerah. Amarah Rizel tak terbendung lagi. Rizel mencampakkan nampan yang berisi makanan itu dengan kasar menyebabkan pecahan kaca beserta makanan yang berceceran kemana-mana.

PRANG...!!!!!

Hal itu membuat Belle kaget sekaligus menutup telinganya. Ia merasa takut. Ia sudah membangunkan singa yang tertidur dalam tubuh Rizel. Belle mencoba mundur sampai ia tersudut di kepala ranjang. Belle menangis ketakutan.

Para pelayan yang masih berada dibawah merasa terkejut akan suara tersebut. Mereka yakin tuan-nya pasti sangat marah besar pada nyonya mereka. Mereka hanya berdoa yang terbaik untuk nyonya mereka agar tidak sampai dilukai oleh tuan mereka.

"AKU SUDAH CUKUP BERSABAR. TAPI KAMU MEMBANGUNKAN AMARAHKU YANG KUCOBA KUTAHAN. KALI INI TIDAK ADA LAGI KOMPENSASI. KAU HARUS DIHUKUM! " Teriak Rizel sangat murka. Ia mendekati Belle dan menarik pergelangan kaki Belle menyebabkan Belle terbaring dikasur. Belle mencoba melawan akan tetapi ia tidak punya tenaga. Apalagi dia tidak makan berhari-hari.

"Ja-jangan aku mohon hikss... Ma-maafkan aku hiks... " Belle memohon kepada Rizel. Ia menyesal atas apa yang dilakukan-nya tadi.

"Tidak, aku sudah mencoba bersabar. Dan aku juga mencoba untuk menjadikan-mu milikku secara baik-baik. Tapi setelah perilaku mu tadi kau membuat ku berubah pikiran. Aku akn menjadikan-mu milikku malam ini" Ucap Rizel sambil melepas dasinya beserta pakaian yang melekat pada dirinya.

"Ja-jangan hikss.... " Yang dapat dilakukannya hanya menangis dan pasrah akan hal selanjutnya yang dilakukan Rizel.

Rizel mencium bibir Belle lembut. Belle ingin memberontak tapi tangannya sudah dicekal oleh tangan Rizel.

Your Obssession [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang