Happy reading guysss
Maaf typo bertebaran
☀☀☀Disini lah seorang pria berdiri menjulang menatap bentuk mansion yang di datangi nya. Pria itu menghela napasnya ia menekad kan dirinya agar bisa membongkar segala kebusukan pemilik mansion ini kepada seseorang. Seorang yang berharga bagi dia dan hidupnya.
Belle, itulah nama yang berharga bagi pria tersebut yang tak lain adalah Sean, kekasih Belle atau bisa di bilang mantan kekasih Belle.
Sean menekan bel yang terdapat di samping pintu mansion ini. Pintu pun terbuka lalu tampaklah wanita paruh baya yang menyambutnya.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya pelayan itu. Menatap penuh tanya kepada Sean.
"Bisakah kau panggilkan Belle dan Rizel?" tanya Sean sopan pada pelayan itu. Sebenarnya dia sangat malas dan merasa jijik menyebut nama Rizel dari mulutnya. Tapi harus bagaimana lagi bisa-bisa sebelum mbongkar segalanya dia sudah di usir dari sini tanpa memberi penjelasan yang jelas kepada Belle tentang penyebab putusnya hubungan mereka.
"Baiklah tuan, saya akan panggilkan mereka. Mari silahkan duduk. Ada yang anda minta lagi?" tanya pelayan itu.
"Tidak ada" jawab Sean tersenyum ramah menanggapi ucapan pelayan itu. Akhirnya pelayan itu beranjak pergi naik ke lantai atas tempat diamana Rizel dan Belle yang berada saat ini.
Sedangkan disisi lain Belle tengah menyisir rambutnya setelah mengeringkan rambutnya. Bersamaan dengan Rizel yang baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian santainya.
Tanpa di sadari, Rizel secara mendadak memeluk Belle dari belakang dan menghirup aroma yang menguar dari rambut Belle, aroma vanilla. Rizel sangat menyukai wangi Belle. Belle yang di peluk secara mendadak merasa terkejut.
"Ishhh... Kau mengagetkan ku" kesal Belle memukul tangan Rizel yang melingkar di pinggangnya. Belle berpikir, apa aja yang berada di benak Rizel sampai mau mengagetkannya dan lagi pula dia selalu memeluknya secara mendadak. Apa tidak ada lagi benda yang dapat dipeluknya selain dirinya. Kadang ia merasa kesal sekaligus jengkel.
Rizel hanya tersenyum geli mendengar kekesalan Belle. Baginya menjahili dan membuat kesal Belle adalah hal yang menyenangkan baginya. Mungkin ini akan menjadi aktivitas seharinya sebelum melakukan pekerjaan. Menjahili dan membuat kesal Belle.
Belle menatap diri mereka di dalam cermin. Ia mengernyit bingung melihat pakaian yang di kena-kan Rizel. "Apakah kamu tidak bekerja?" tanya Belle menatap Rizel di balik cermin.
"Tidak, aku lagi tidak ingin bekerja. Aku ingin menghabiskan waktu ku bersama gadis manis ku ini" goda Rizel yang juga menatap Belle dari balik cermin. Mereka saling tatap melalui cermin. Dan Rizel memutuskan pandangan mereka dengan dirinya yang kembali masuk ke ceruk leher Belle mencium aroma Belle lagi.
"Geli Rizel" protes Belle merasa geli dan risih akibat kepala Rizel yang terlalu masuk ke ceruk lehernya hingga menyebabkan bibirnya menyentuh ceruk leher Belle. Rizel yang mendapat protes makin menenggelamkan kepalanya ke ceruk leher Belle.
Belle hanya menghela napas pasrah. Percuma melarang Rizel maka ia akan semakin menjadi. Mengapa kau cipatakan makhluk seperti dirinya Tuhan, keluh Belle dalam hati.
Namun tak berselang lama kegiatan yang romantis menurut Rizel itu terganggu dengan adanya ketukan dari luar. Rizel menggeram marah ia terganggu dengan ketukan itu. Ia hanya ingin menghabiskan waktu dengan gadisnya mengapa harus ada halangan. Ini adalah kesempatan langka baginya di mana Belle mau menghabiskan waktu dengan dirinya dan kenapa harus ada halangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Obssession [On Going]
Storie d'amoreNamun sebelum mendapatkanmu aku harus merubah diri,dengan pergi jauh,dan kembali dengan rupa dan sifat yang berbeda. [RIZELIO RIXEL VIGARS] Kau berubah total,dengan rupa,sifat,dan hati yang berbeda.KAU MERUBAH HIDUPKU!!! [JESSLYN ARABELLE GRIONE]