sembilan belas.

1.1K 249 32
                                    

Sudah seminggu lebih sejak kejadian itu. Dan Yeji tidak berani untuk menjenguk Jeno yang masih terbaring di rumah sakit. Ia terlalu takut dan merasa bersalah.

Padahal sudah tiga hari yang lalu Jeno sadar. Anak kelas yang laki-laki bahkan sudah menjenguk Jeno kemarin.

Hari ini, giliran anak-anak perempuan yang memutuskan untuk menjenguk Jeno.

Semua sudah bersiap untuk menuju ke parkiran. Rencananya kesebelas perempuan itu akan menumpang di mobil Karina dan Chaeyeon.

"Ayok, Ji," ajak Shuhua. Namun Yeji tetap saja diam di kursinya.

Membuat teman-temannya bingung.

Karina yang mengerti langsung menepuk pelan bahu Yeji.

"Gapapa, Ji. Semua bukan salah lo. Jeno baik-baik aja. Yuk kita ketemu dia," ucap Karina lembut.

Perkataan Karina barusan membuat Haechan, Hyunjin, dan Eric yang kebetulan masih berada di dalam kelas melongo.

"Sumpah itu nenek sihir bisa alus juga ngomongnya," kata Eric pelan.

"Mau kiamat keknya," tambah Haechan.

"Anjing mulut lo, Chan!"

Karina denger percakapan tiga orang 'musuh'nya itu. Dia menatap tajam ketiga laki-laki itu.

"Mampus, singanya keluar lagi," ucap Hyunjin.

"Kaboooooorrrr!"

Haechan, Hyunjin, dan Eric langsung lari gitu aja.

"Astagfirullah, itu tiga curut gabisa normal sehari aja kali ya," ucap Eunbin. Capek banget Eunbin tuh lihat kelakuan tiga orang temennya itu.

"Yuk, Ji?" ajak Karina lagi.

Akhirnya Yeji berdiri dan kesebelas perempuan itu kembali melanjutkan perjalanan mereka ke rumah sakit tempat Jeno dirawat.

Jeno gak apa apa, Ji. Dia udah sehat, batin Yeji.




⛅   ⛅   ⛅




Nancy yang berada di barisan pertama mengetuk pintu kamar rawat Jeno sebelum membukanya.

"Permisi..."

Gadis itu kemudian masuk diikuti oleh perempuan-perempuan lain di belakangnya.

Jeno gak kaget sih dijenguk temen-temen ceweknya. Kemarin Han udah bilang kalo anak-anak kelas yang cewek pada mau jenguk.

"Ini temen-temen kelasnya Jeno ya?" tanya Irene dengan senyuman di wajahnya.

Beberapa gadis takjub melihat Irene yang sangat cantik meskipun dalam kondisi yang nampak lemah karena duduk di kursi roda. Tapi itu tidak mengurangi sedikitpun tingkat kecantikan seorang Irene Saraswati.

"Iya, Tante. Ini, Tante. Kita bawa kue dan buah," jawab Lia sambil memberikan beberapa box kue beserta buah kepada Irene.

"Yaampun repot-repot banget. Makasih ya sayang," kata Irene dengan sangat ramah.

Setelah itu mereka mulai berbincang-bincang santai.

Mereka mempertanyakan kenapa Jeno bisa terbaring di rumah sakit. Tapi Jeno hanya membalas dengan senyuman tipis.

Kalau sudah seperti itu, artinya laki-laki itu enggan menjawab.

Tak terasa, perbincangan mereka harus selesai karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 5.20 WIB. Sudah terlalu sore bagi mereka untuk berada di rumah sakit.

"Tante, kami pamit pulang dulu ya," kata Nakyung dengan sopan.

"Oh iyaa. Hati-hati ya pulangnya," jawab Irene.

Kemudian masing-masing dari mereka mulai menyalami Irene dan keluar dari sana. Namun ketika Yeji yang dari tadi hanya diam dan menyembunyikan dirinya di balik tubuh Karina ingin menyalami Irene, wanita itu menatap Yeji dengan lembut.

"Terima kasih ya, Yeji udah bawa Jeno ke rumah sakit tepat waktu."



⛅   ⛅   ⛅


good morning !!

gimana chapter ini? hihi

selamat beraktivitas guys! have a great day♡

see ya!




[hiatus] softest. | jeno + yejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang