tiga belas.

1.6K 325 95
                                    

"ASSALAMUALAIKUM EVERYBADEH!"

Lip cream yang sedang dioleskan Karina ke bibirnya langsung tercoret keluar dari tempat seharusnya hingga membuat gadis itu menatap tajam laki-laki yang baru saja berteriak.

"HAECHAN ARDIANOOOOOO!!!"

Haechan yang mengetahui sinyal buruk langsung bergegas berlari.

"Mampus. Titip tempat duduk gue!"

Benar saja, Karina langsung berdiri dari tempat duduknya dan berlari mengejar Haechan yang sudah pergi entah kemana.






"Nenek lampir galak bener deh, heran," ucap Eric.

Pasalnya, orang yang selalu terkena amukan Karina hanya dia, Haechan, dan Hyunjin. Sebenernya yang aneh tiga laki-laki itu atau Karina sih?









"Lucu."

Hyunjin menatap Yoshi karena laki-laki itu tiba-tiba mengatakan sebuah kata yang aneh.

"Yosh? Lo barusan bilang apa?" tanya Hyunjin.

Yoshi kelimpungan.

Dia pikir, suaranya tidak cukup keras untuk didengar Hyunjin.

"H-hah? Gak. Gue gak ngomong apa-apa," elak Yoshi. Padahal jantungnya udah deg deg an banget.

Hyunjin malah menatapnya dengan tatap menggoda. "Aduh, my bro lagi naksir Kak Ros ya?"

Yoshi menaikkan satu alisnya. "Kak Ros?"

"Iya, Karina kan Kak Ros. Galak banget."

Laki-laki bernama lengkap Maximilan Yoshi itu tiba-tiba terkekeh.

"Aneh-aneh."

"TUHKAN! LO BENERAN NAKSIR KARINA YA, YOSH?!"

Yoshi pengen buang Hyunjin ke sumur sekarang juga bisa gak?




⛅   ⛅   ⛅




Hari ini Yeji sengaja masuk saat istirahat kedua. Bareng Jaemin dan Han juga.

Tadi dia sempet nanya ke Jaemin perihal sudut bibir laki-laki itu yang sedikit biru dan dahinya yang diplester. Tapi yang namanya cowok mana mungkin bilang jujur kalo abis berantem.

Jadinya Jaemin sama Han cuma cengengesan aja, gak bales pertanyaan Yeji.

Yeji juga gak mau terlalu kepo. Kan Yeji emang gak kepoan orangnya. Kecuali kalo tentang Jeno hehehehe









"AAA YEJIKU SAYANGKU CINTAKU AKHIRNYA LO MASUK JUGAAA!!"

Yiren langsung berlari memeluk Yeji saat gadis bermata kucing itu menampakkan dirinya di pintu masuk kelas.

Yeji terkekeh. "Gak betah di rumah. Sendirian."

Kemudian Yeji meletakkan totebagnya di bangku miliknya, bangku sebelah Jeno.

Gadis itu memandang sekilas bangku Jeno yang hanya ada tas hitam dan juga beberapa buku karena sang pemilik sedang berada di kantin tentunya.

Ia tersenyum memikirkan satu pack bye bye fever dan sekotak susu strawberry yang laki-laki itu berikan padanya kemarin malam.

"Karina sama Shuhua kemana, Ren?" tanya Yeji ketika ia sudah mendudukkan pantatnya di kursi yang berhadapan dengan Yiren.

"Biasa. Kantin. Lo mau ke kantin juga? Yuk gue temenin," kata Yiren.

Yeji menggelengkan kepalanya. "Enggak deh. Mau tidur aja."

"Masih pusing, Ji?! Kenapa?! Yang sakit bagian mana?! Pusing banget gak?! UKS aja yuk!"

Yiren langsung panik dan menggandeng lengan Yeji.

Sedangkan gadis bermata kucing itu malah tertawa melihat wajah panik salah satu sahabatnya.

"Enggak yaampun, Ren. Gue ngantuk. Tadi habis minum obat," jawab Yeji.

Yiren mendengus dan melepaskan gandengannya di lengan Yeji.

"Gue kira masih pusing anjir. Ya udah deh. Gue ke kantin dulu ya. Mau titip?"

Yeji menggelengkan kepalanya.

"Ya udah, istirahat sana. Masih ada 20 menit nih istirahatnya."

Setelah itu Yiren keluar dari kelasnya untuk menyusul Karina dan Shuhua yang sudah berada di kantin terlebih dahulu.

Yeji kemudian meletakkan kepalanya di atas meja dan menutup matanya.




⛅   ⛅   ⛅




Setelah kurang lebih 10 menit tertidur, Yeji terbangun dengan kepala sedikit pusing. Maklum, tidur 10 menit emang bikin pusing.

"Pusing?"

Suara bass seseorang membuatnya sedikit kaget. Ia kira ia hanya sendirian di kelas ini.

Yeji memalingkan wajahnya ke arah orang tersebut dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"D-dikit," jawab Yeji.

Manusia yang terlampau ganteng di hadapan Yeji saat ini kemudian menggeser kursinya agar lebih dekat dengan milik Yeji.

Dengan tiba-tiba, ia meletakkan telapak tangan kanannya di dahi Yeji.

Perlakuannya itu jelas membuat sang gadis kaget dan malu.

Oh jangan lupakan jantung Yeji yang berdetak tidak normal akibat perlakuan tiba-tiba dari orang itu.

"Agak panas. Kenapa masih masuk?" tanyanya setelah mengambil kembali telapak tangannya dari dahi Yeji.

Yeji diam. Ia masih memandangi ciptaan Tuhan yang sangat sempurna di hadapannya ini.

"Ji?"

Gadis itu langsung mengerjapkan matanya berulang kali. Ia salah tingkah.

"So-sorry, Jen."

Yap, manusia itu adalah Arjeno Kalandra. Laki-laki paling tampan sedunia orenji.

Jeno tersenyum tipis membuat kedua pipi Yeji memerah.

Gadis itu buru-buru menundukkan kepalanya agar tidak terlihat oleh laki-laki di depannya ini.

"J-jeno," panggil Yeji dengan sedikit gugup.

"Hm?"

"Boleh jauhan dikit gak?"

Jeno menaikkan satu alisnya mendengar perkataan Yeji.

"Jantung gue gak normal kalo deket sama lo."

Ingin rasanya Yeji berkata seperti itu, tapi ia tidak mungkin mengatakan hal yang membuat Jeno mungkin akan ilfeel dengannya.

"G-gapapa. Takutnya lo entar ketularan," jawab Yeji akhirnya.

Bukannya menjauh, Jeno malah tertawa hingga membuat kedua matanya membentuk bulan sabit.

Tolong siapapun, suruh Jeno jauhan dari Yeji. Kasian jantungnya Yeji udah gakuat lihat cowok seganteng inii!

"Mana bisa sih, Ji ketularan demam.."

Bego kan. Emang kalo udah sama mas gebetan itu begonya suka keluar. Gue juga soalnya hahahaha

Pada akhirnya, Yeji cuma bisa ketawa canggung sambil bilang, "Iya juga ya hehehehe."


⛅   ⛅   ⛅


waaaaa ada yg nungguin cerita ini gak? wkwkwkw

maaf guys karena sekarang gue updatenya lama banget huhu cari waktu luang buat nulis, tp kadang kalo udah ada waktunya, moodnya yang suka ilang-ilangan kek doi :'

maaf yaaa buat semua yang nungguin book ini updatee :(

anyways, gue mau ucapin banyak banyak terima kasih buat kalian semua yang udah vote maupun comment ! i love u guys so much!♡

have a great day :)

see ya !!



[hiatus] softest. | jeno + yejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang