[10] Kota Awan

41.5K 7.7K 2.2K
                                        


**

Jeno dan Jaemin memasuki kota itu dengan tatapan berbeda. Jaemin sedikit merasa kagum dengan keramaian disini. Jelas sangat berbeda dengan kehidupannya di ABO Empire. Pasar pasar disini menjual barang barang yang belum pernah Jaemin lihat sebelumnya.

Disamping itu, Jeno saat ini berjalan dengan santai dengan tatapan biasa saja. Dia sudah terlalu sering kesini sehingga tidak ada yang spesial lagi.

Jaemin, "Sekarang bagaimana? Kita harus bertanya pada siapa?"

Jeno menandangi sekitar untuk beberapa saat, "Orang yang biasanya punya banyak informasi adalah pelayan di kedai. Tapi kita harus memesan makanan disana kalau ingin mengobrol"

"Kalau begitu, ayo"

Baru saja Jaemin melangkah kedepan, lengannya ditarik oleh Jeno. "Memangnya kau punya uang?"

Alis Jaemin mengatup. Tentu saja dia punya. Putra kerajaan mana yang pergi kemana mana tanpa membawa uang.

Sesaat setelah Jaemin mengangguk, Jeno kembali bertanya "Uang koin kan?"

Jaemin menangguk lagi.

Jeno melanjutkan "Lihat sekelilingmu! Disini manusia memakai uang kertas sebagai alat tukar. Kalau kau mengeluarkan uang koin mu yang berasal dari Nacific itu, identitas kita berdua akan langsung terbongkar"

Jaemin sedikit bergidik ngeri. Hampir saja ia ketahuan.

"Jadi itulah sebabnya kau selalu mencuri, karena tidak punya uang seperti mereka?"

Jeno langsung mengangguk.

Jaemin menghela nafas lagi, "Jadi sekarang bagaimana?"

Setelah berpikir cukup lama ditengah jalanan yang ramai. Jeno akhirnya mendapat ide dan langsung berseru dengan semangat "Bagaimana kalau kita membantu manusia tua itu?!"

Jaemin mengikuti arah pandangan Jeno ke arah manusia tua yang sedang duduk di samping gerobak yang dipenuhi kubis. Manusia itu pasti sedang berjualan kubis. Namun dapat dilihat bahwa dirinya sekarang sudah sangat tua dan terlihat kelelahan seperti kurang tidur.

Jaemin berpikir sejenak kemudian berjalan menghampiri manusia tua itu. Jeno hanya mengekori dibelakang. Kali ini Jaemin menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Jadi hanya Jaemin saja yang bicara dengan manusia itu.

Setelah berbicara beberapa saat, manusia tua itu justru meninggalkan gerobak kubisnya dan langsung pergi.

Jeno terkejut melihat itu "Hei kita hanya ingin membantunya, bukan mengusirnya!"

Jaemin merotasikan bola matanya malas, "Aku bilang padanya untuk beristirahat sementara kita menjagakan dagangannya. Dia akan memberikan separuh penghasilan kubis ini untuk kita nanti"

"Dan dia percaya begitu saja?"

Jaemin mengangguk. "Kau harus pandai pandai bersosialisasi untuk mendapatkan kepercayaan orang"

Setelah perdebatan yang tidak penting itu, Jeno dan Jaemin akhirnya menjalankan gerobak berisi kubis tadi ke tempat yang lebih ramai untuk mulai berjualan.

Siapa yang menyangka? Putra kedua Jung yang terkenal, beserta putra tunggal Na yang terhormat itu kini malah berjualan kubis di tengah pasar.

**

Kota Awan adalah kota yang sangat makmur. Kota ini dipenuhi dengan kedai kedai dan para pedagang di sekelilingnya.

KINGDOM - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang