[DIBUKUKAN] [TERSEDIA DALAM BENTUK PDF]
[NOMIN - JAEYONG - MARKHYUCK]
Kenapa aku selalu diminta menyelamatkan dunia orang lain disaat duniaku sendiri hancur berkeping keping?
⚠️ BXB / NOGENDER
⚠️ M-PREG
⚠️ BAKU
⚠️ MATURE
⚠️ KINGDOM LIFE
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UTOPIA's ROYAL DINING ROOM
Di dalam Aula makan malam, semua anak anak mendapat pelayanan yang sama persis tanpa ada tingkatan kekuasaan. Meja panjang terbagi menjadi dua dengan 50 kursi di masing masing meja. Ini adalah salah satu alasan mengapa anak anak dari kalangan biasa sangat menantikan upacara Qishan. Karena mereka bisa merasakan kemewahan kerajaan selama satu bulan.
Makan malam kerajaan diadakan selama 2 kali seminggu di dalam istana. Selain itu mereka tetap makan masing masing di penginapan. makan malam kali ini akan diakhiri dengan pesta dansa yang berlangsung hingga tengah malam.
Putra kedua Jung datang dengan terburu buru. Matanya menyapu sekeliling untuk mencari seseorang. Saat matanya bertemu, Jeno menghela nafas kasar. Tempat duduk disamping kiri kanan anak itu sudah ada yang mengisi.
Dengan cepat Jeno berlari untuk mengisi kursi dihadapannya. Walaupun berjarak cukup jauh, namun sudah cukup dekat dibandingkan kursi lain yang tersisa. Di dalam aula, sangat tidak pantas untuk berdiskusi dengan suara lantang. Jeno harus kembali ke norma dan etiket dalam makan malam. Jarak mereka yang cukup jauh tidak memungkinkan untuk Jeno menyapa orang di sebrangnya yang sedang duduk dengan tenang.
Saat ketenangan sudah mulai terasa, suara seorang remaja lain dari sebrang menyapa indra pendengaran Jeno. "Nana... datanglah ke pelatihan pedang besok. Kau akan mendapat hukuman dari Kang MinJoon jika terus membolos"
Jeno masih mendengarkan. Siapa anak yang dipanggil Nana?
Remaja dihadapan Jeno tidak menjawab.
Remaja lainnya kembali berbicara, "Aku akan menemanimu, aku janji! Jadi kau harus datang besok"
Jeno masih setia mendengarkan sambil berpura pura menikmati hidangannya.
"Huh, ayolah apa aku terlihat tidak bisa dipercaya?"
Remaja dihadapannya akhirnya meletakan sendok dan garpu dihadapan dan menoleh ke arah samping, "Huang Renjun, diamlah. Perhatikan tata krama mu"
Jeno mendongak untuk mencuri pandang. Pemuda disamping temannya itu ternyata adalah Huang Renjun! Jeno tidak mengenalinya saat pertama masuk karena secara tidak biasa anak itu kini sedang memakai pakaian berwarna biru.
Utopia identik dengan hitam, Nacific warna merah, Feng warna hijau, dan Han Timur berwarna kuning. Biasanya seorang anggota kerajaan akan mengenakan pakaian sesuai dengan asal mereka untuk acara besar. Dan sudah seharusnya Huang Renjun memakai pakaian berwarna kuning. Tetapi malam ini ia tampil dengan pakaian biru. Bukan salah Jeno apabila dia tidak bisa mengenali.
Terlepas dari fakta mengenai pakaian, bagaimana caranya seorang pangeran dari Han Timur bisa berteman dengan warga dari salah satu desa di Nacific? Bahkan Kedudukan dan letak wilayah mereka cukup jauh.
Dilihat dari caranya berpakaian, remaja bernama Nana itu memang berpakaian rapi. Tetapi bukan pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh Tuan Muda. Melihat tata krama nya, anak ini sudah pasti bukan warga desa biasa, mungkin anak dari klan terkemuka? Karena Table Manner nya cukup untuk menyanjung Putra kedua Jung. Gerakan nya sopan dan lembut. Tidak ada perlakuan yang tidak pantas dari tata krama orang dihadapannya.