[24] Jebakan

40.2K 7.6K 4.7K
                                    

Setelah dipanggil oleh bawahan istana, Na Jaemin memasuki ruangan yang sudah disediakan dengan wajah yang teramat tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dipanggil oleh bawahan istana, Na Jaemin memasuki ruangan yang sudah disediakan dengan wajah yang teramat tenang.

Na Yuta dan Na Winwin duduk di atas kursi yang bersebelahan. Jaemin langsung menghampiri kedua orang tua nya itu dan berlutut dilantai. Siap menerima konsekuensi apapun yang akan diberikan oleh kedua orang tuanya.

Nadanya tenang, "Yang Mulia. Aku salah. Na Jaemin siap menerima hukuman" Jaemin menundukan badannya.

Na Yuta beranjak dari duduknya. Melepas mahkota nya sendiri dan memberikan mahkota mewah itu kepada istrinya. Sejurus kemudian Yuta berjalan mendekati Jaemin yang masih berlutut.

Alpha itu membungkuk, mensejajarkan posisi mereka lalu merengkuh tubuh anak semata wayangnya itu kedalam pelukan nya. Sambil mengelus surai hitam itu dengan lembut.

Jaemin terkisap tiba tiba dipeluk oleh ayahnya, matanya langsung berkaca kaca. Bahkan dari ekor matanya Jaemin bisa melihat ibu nya sekarang sedang menutup wajahnya sendiri sambil terisak.

Yuta mengangkat wajah Jaemin yang mulai basah karena air mata. Tatapan nya melembut dan tersenyum, "Aku percaya padamu. Kau tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Tidak perlu mengakui kesalahan yang tidak kau perbuat"

Na Jaemin kembali terisak. Hidung nya memerah dan matanya sembab. Jaemin menunduk dan menubruk badan ayahnya itu untuk kembali memeluk. Mereka bertiga di dalam ruangan itu merasakan sesuatu yang sama; kasih sayang sebuah keluarga.

Winwin ikut berdiri dari duduknya. Merentangkan tangannya sendiri dihadapan Jaemin. Dengan nada yang begitu lembut Winwin berkata sambil terisak, "Kemari, Omega kecilku.."

Jaemin tersenyum senang dan melepaskan pelukan pada Ayahnya secara perlahan. Lalu berlari kedalam pelukan Winwin. Mereka berdua menangis penuh haru.

Yuta memandangi pemandangan luar biasa dihadapannya. Ada perasaan menghangat di dalam hatinya. Perasaan itu bahkan tidak bisa dijelaskan dengan kata kata. Tanpa melunturkan senyumannya, Yuta melangkah menghampiri dua orang yang saling berpelukan itu dan memeluk mereka berdua bersamaan. Mencium kening istrinya dan kening anaknya bergantian.

Yuta bergumam, "Kalian berdua, adalah harta satu satunya yang akan ku lindungi dengan nyawaku sendiri"

Setelah berpelukan cukup lama, Winwin memegangi tangan anaknya itu dan bertanya, "Katakan, siapa yang menjebakmu?"

Jaemin mendongak dan menatap Ibu dan Ayahnya bergantian, "Aku tidak bisa memberitahu kalian siapa yang menjebak karena itu semua belum dipastikan. Tapi aku tau apa yang mereka rencanakan"

**

Di ruangan singgasana, Na Yuta dan Na Winwin berjalan beriringan dengan Na Jaemin ditengah tengah sambil menggandeng tangan kedua orang tua nya. Gandengan tangan itu ia lepaskan saat memasuki aula dan langsung kembali ke norma kerajaan. Tiga keluarga Na ini memiliki norma dan etiket yang luar biasa baik. Semuanya dilakukan dengan tepat tanpa kekurangan.

KINGDOM - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang