[3] Harry is missing

667 74 2
                                    

"Apa yang dilakukan Draco dengan lemari aneh itu?"

Ucapan Harry membuat Celine mengalihkan pandangannya dari buku novel muggle pemberian Hermione ke bocah laki-laki tersebut. Tapi tak lama ia kembali mengfokuskan pada buku itu lagi. Berkali-kali mereka membahas tentang topik ini tapi Celine tak menangkap apa yang dimaksud Harry.

"Dan siapa orang-orang itu?"

Celine memejamkan matanya sejenak mencoba fokus dan menghindari pembicaraan yang tidak penting ini. Sementara Pygmy Puff yang berada di pangkuannya masih merasa nyaman dengan elusan tangan bebas Celine.

"Tidakkah kau mengerti? Ini perayaan semacam inisiasi."

Dan Celine mulai pusing dengan arah pembicaraan mereka.

Mungkin membahas musuh bebuyutannya sudah biasa, tapi Celine masih belum jelas apa, kenapa dan bagaimana. Kali ini ia tak diberitahu oleh Hermione ataupun Ron tentang permasalahannya dengan alasan Harry yang tak akan berhenti berbicara tentang Draco Malfoy.

"Hentikan Harry. Aku tahu apa yang kau pikirkan," Ucap Hermione yang sepertinya cukup muak dengan semua omongan Harry.

"Sudah terjadi. Ia salah satu dari mereka."

Sontak Celine memberhentikan bacaannya lagi dan memutar otaknya. Sebelumnya mereka membahas tentang Pelahap Maut kemudian Draco, Celine kembali menatap Harry dengan pandangan tidak percaya. Dan sekarang ia mengerti apa yang sedang mereka diskusikan sejak kejadian di Diagon Alley.

"Salah satu dari apa?" Tanya Ron.

"Menurut Harry, Draco Malfoy merupakan salah satu dari para pelahap maut," Jelas Hermione. Ron tekekeh tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Kau gila?" Ron membenarkan posisinya di samping Hermione dan sekilas menatap Celine yang menatapnya juga. "Apa yang Kau-Tahu-Siapa inginkan dari anak bodoh seperti Malfoy?"

"Apa yang dilakukannya di Borgin dan Burkes? Mencari mebel?" Tanya Harry mencoba meyakinkan sahabatnya.

Celine menutup novelnya sedikit keras membuat Hermione yang didepannya sedikit berjengit kaget. Membenarkan posisi duduknya di samping Harry dan menghadapkan dirinya pada bocah itu.

"Ayahnya sering mengoleksi barang-barang dari toko aneh itu Harry. Mungkin ia tertarik dengan barang-barang disana seperti ayahnya," Kata Celine yang akhirnya buka suara membuat Harry menatap gadis itu.

"Ya benar, dan ia anak yang menyebalkan." Sambung Ron menyetujui ucapan Celine.

"Ayahnya adalah pelahap maut. Ini masuk akal!" Ujar Harry dengan yakin tentang pendapatnya sendiri.

"Alasan yang bagus Harry," Celine membuka novelnya kembali dan melanjutkan bacaannya. Dan sejujurnya ia cukup mencemaskan apa yang dikatakan Harry.

"Lagipula di perahu itu, Hermione melihatnya sendiri."

"Sudah kubilang. Aku tak paham apa yang aku lihat," elak Hermione.

Terjadi keheningan beberapa detik kemudian Harry berkata sambil bangkit dari duduknya, "Aku perlu udara segar."

Ia mengambil jubah gaibnya lalu berjalan keluar kompratemen. Celine, Hermione dan Ron saling tatap.

"Aku rasa udara disini cukup segar."

"Biarkan dia bergelut dengan pikirannya Ron."

Celine hanya bisa melihat jejak kepergian Harry dan berdoa semoga bocah itu tidak membuat masalah sebelum datang ke Hogwarts.

***

"Masalah apa yang dilakukan bocah ceroboh itu lagi," Kata Celine sambil memainkan sendok makannya serta terus menatap ke arah pintu Aula Besar.

Love and DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang