[25] Do you get Déjà vu?

353 56 16
                                    

"Ron, Kumohon tenang lah."

Ron berbalik dengan wajahnya yang terlihat frustasi dan rambutnya yang berantakan. Menatap marah pada gadis yang duduk di samping ibunya di sofa ruang tamunya. "Kau menyuruhku tenang, Hermione!?" Ucap Ron nyalang.

Hermione mengusap pundak molly sejenak sebelum bangkit dari duduknya. Berjalan mendekat ke arah Ron dan berdiri di depannya. Terlihat dari mata gadis itu tersirat rasa khawatir, sedih dan takut.

"Celine belum ditemukan dimana pun dan kau menyuruhku tenang?" Ron tertawa hambar. "Mione, bahkan mansionnya pun sudah hancur! Ayah sudah mencari dia dimana mana dan tidak ada hasil apapun, bagaimana aku bisa tenang!?"

Hermione masih tak menjawab apapun, air matanya kembali mengalir ketika menyadari bahwa apa yang dikatakan Ron adalah sebuah kenyataan.

Setelah ia menghapus ingatan orang tuanya, Hermione pergi ke The Burrow dan tinggal sementara di sana. Mereka semua selalu menunggu kabar dari Arthur, Remus, Alastor Moody  dan Kingsley yang tengah mencari keberadaan Celine, namun sampai sekarang ini hasilnya selalu nihil.

Mereka tak mendapatkan informasi apapun tentang keturunan Pevensie terakhir itu. Hal itu membuat semua orang yang ada di ruangan ini frustasi dan sedih terutama Ron.

"Semua orang sedang berusaha dan—"

"Dan apa? Tidak ada satupun kabar tentangnya, semua sia sia Hermione!" Ron memotong ucapan Hermione dengan nafas yang memburu karena marah.

"Jangan bicara seolah-olah Celine tidak akan bisa ditemukan!" Balas Hermione tak kalah emosi.

"Tapi kenyataannya memang dia tidak ditemukan!"

"SHUT IT!"

Ron dan Hermione beralih ke arah Ginny yang baru saja berteriak pada keduanya. "Itu tidak akan menyelesaikan masalah, jadi aku minta tolong kepada kalian berdua untuk diam," Final Ginny, kembali duduk di samping Molly yang tengah bersedih.

Hermione kembali berjalan menuju sofa kemudian ia berlutut di depan Molly, menggenggam kedua tangan wanita itu dengan perasaan bersalah karena membuat suasana di ruangan ini menjadi lebih buruk. "Maafkan aku," Sesal Hermione.

Molly tersenyum tipis, "Tak apa, aku tau kecemasan kalian."

Tidak ada yang bersuara lagi setelah itu, semuanya diam dengan pikiran mereka masing masing.

"Aku rasa ini waktunya kita menyusun rencana untuk membawa Harry kemari sebelum pelahap maut," Ucap Alastor Moody yang sebelumnya hanya diam saja dengan mata palsunya yang bergerak kesana kemari.

"Bagaimana dengan Pevensie?" Tanya Nymphadora Tonks.

Remus Lupin yang notabenenya sudah menjadi suami sah Tonks merangkul pundak istrinya itu. Tonks mendongak menatap suaminya itu, Remus menggeleng pelan dengan tatapan sendu.

"Tolong jangan katakan kalau kalian akan menyudahi pencariannya," Ucap Ginny tiba tiba ketika melihat ekspresi para orang dewasa disana. Ia beralih menatap Arthur. "Kalian... Tidak kan— ayah?" Suaranya sedikit tertahan.

Arthur menghela nafas berat, "Maaf, Ginny. Kita harus menundanya untuk sementara, para pelahap maut dimana mana dan posisi kita sangat tidak aman."

"Saat ini, kita fokuskan pada Harry terlebih dahulu, itu pinta Dumbledore," Lanjut Kingsley.

Sedangkan Ron kembali menatap tak percaya pada wajah orang orang yang ada di ruangan ini. "Kalian gila?!"

"Ron, Celine bukan gadis yang lemah. Dia lebih dari yang kita tau," Bill Weasley mencoba menenangkan adik laki lakinya itu. "Kau sendiri yang bilang."

Love and DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang