[31] Boom!!

300 28 12
                                    

Setelah Celine mengungkapkan semua rencananya kemarin, Draco menjadi sangat kacau. Lebih kacau daripada saat dirinya terbebani oleh tugas untuk membunuh Dumbledore.

Narcissa mencoba menanyakan apa yang terjadi namun Draco hanya diam tak ingin menjawab. Dan pagi ini Nyonya Malfoy itu menemukan kamar anaknya menjadi sangatlah berantakan dengan beberapa barang yang sepertinya sengaja dipecahkan.

Semua buku berserakan, bantal dan selimut sudah tidak berada di tempat yang semestinya, dan yang paling parah ia menemukan anaknya sendiri menyandarkan dirinya di kasur kamarnya sendiri dengan keadaan yang acak-acakan.

Matanya sembab dan terlihat memerah, rambutnya benar benar berantakan, dan pakaiannya sangat tidak pantas jika untuk bertemu dengan orang lain. Narcissa ingin sekali mendekati anaknya sendiri dan menagihnya sebuah penjelasan. Tapi dilihat dari kondisinya, Draco pasti membutuhkan waktu lagi untuk berbicara. Akhirnya ia memilih untuk berbalik dari kamar anaknya.

Laki-laki itu benar benar hancur hanya karena seorang gadis. Mungkin ini bukan pertama kalinya Draco merasakan kisah asmara remaja, namun kali ini dirinya benar benar dipermainkan.

Celine adalah gadis yang membuatnya menyadarkan semua kesalahannya di masa lalu dan membuka hatinya untuk menjadi yang lebih baik lagi. Tapi ternyata, gadis itu juga yang membuat luka besar di dalam hatinya.

Draco benar-benar tak menyangka kalau Celine akan melakukan hal seperti itu pada dirinya. Ia pikir Celine hanya gadis pendiam dan lugu, ternyata Draco terlalu menganggap remeh gadis itu.

"Aku pikir aku mengenalmu jauh daripada Weasley."

***

Sementara itu, Celine tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri di kamarnya. Ia hanya bisa menangis, melamun dan tiba-tiba berbicara sendiri.

Ia duduk di depan meja dimana banyak barang pemberian Cedric diletakkan. Ia menatap semua barang itu secara kosong.

Tangannya masih memegang figura Cedric, ia tak pernah mau melepaskannya sejak kejadian Draco kemarin kemarin. Ia merasa dirinya berubah dan ia malu. Celine berpikir Cedric pasti akan marah melihat kelakuannya selama ini.

"Aku benar-benar tidak bermaksud," ucapnya lirih.

Sebulir air matanya mengalir lagi untuk sekian kalinya dalam sehari. Memikirkan semua hal yang telah ia perbuat pada Draco, apakah lelaki itu pantas mendapatkan hal yang setimpal?

"Kau tau? Aku yakin kau melihat semuanya Cedric. Semua yang terjadi selama ini—aku..." Celine menarik nafasnya berat. Ia tak bisa melanjutkan ucapannya lagi.

Gadis itu memilih memeluk figura milik Cedric dan mulai terisak kembali. Ia terus meminta maaf kepada foto Cedric di pelukannya.

'Heii, tenanglah...'

Celine berhenti terisak, ia mengenali suara itu, sangat mengenali. Tapi ia pasti berhalusinasi. Kemudian ia melirik foto di depannya. "Apa kau mendengarnya, Ced? Atau aku mulai berhalusinasi lagi?"

'Kau tidak berhalusinasi, sayang.'

Celine terlonjak kaget karena suara itu benar-benar berada di samping telinganya. Dia sontak menoleh dan dirinya benar-benar terkejut melihat sosok di sampingnya itu.

Ia reflek berdiri dan kursinya pun tak sengaja jatuh karena dirinya sendiri. Tangannya semakin erat memeluk figura di pelukannya. Celine mencoba menyadarkan dirinya bahwa seseorang yang didepannya saat ini adalah sosok yang ia pikirkan.

"Cedric? I-itu kamu?"

Cedric hanya bisa tersenyum membalas pertanyaan Celine. Namun, itu bukan benar-benar sosok manusia betulan, lelaki itu terlihat tidak nyata. Sisi tubuhnya terlihat sedikit bercahaya tidak terlihat seperti manusia normal biasa. Bukan, bukan cahaya karena dia tampan. Lelaki itu benar-benar tidak utuh.

Love and DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang